JIC dan Norinchukin Bank Pertimbangkan untuk Beli Toshiba

Japan Investment Corp (JIC) dan Norinchukin Bank tengah mempertimbangkan untuk membeli Toshiba Corp.

oleh Iskandar diperbarui 15 Apr 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 10:30 WIB
20160204-Panasonic-Jakarta-AY
Pekerja menjaga stan Toshiba di Elektronic City, Jakarta, Rabu Kamis (4/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Japan Investment Corp (JIC) dan Norinchukin Bank tengah mempertimbangkan untuk membeli Toshiba Corp.

Menurut laporan surat kabar Nikkan Kogyo Shimbun, penawaran ini dipimpin oleh pemerintah Jepang yang mungkin fokus untuk regulator dan manajemen ketimbang menawarkannya ke investor asing.

Dana ekuitas swasta CVC Capital Partners, yang telah membuat penawaran awal untuk Toshiba, juga dapat bergabung dalam tawaran ini untuk mengambil alih perusahaan itu secara pribadi.

Pun demikian, menurut Nikkan Kogyo Shimbun sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (15/4/2021), dana Jepang akan memimpin penawaran tersebut.

Di sisi lain, dana afiliasi pemerintah lainnya dapat bergabung dalam penawaran itu.

Dalam hal ini JIC menolak berkomentar ketika dihubungi oleh Reuters, begitu pula dengan pejabat Norinchukin.

CVC awal bulan ini mengusulkan untuk menjadikan Toshiba sebagai perusahaan private (perusahaan tertutup), dan diharapkan segera memberikan rincian proposal senilai US$ 20 miliar.

Tanggapan Toshiba

20160204-Panasonic-Jakarta-AY
Pengunjung melihat produk Toshiba di Elektronic City, Jakarta (4/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Chairman Toshiba mengkritik tawaran CVC dan mengatakan hal itu membutuhkan pertimbangan yang hati-hati karena berkaitan dengan peraturan mengenai investasi asing di perusahaan Jepang dengan teknologi strategis.

Misalnya, teknologi Toshiba digunakan dalam panduan rudal dan sistem pertahanan lainnya.

Laporan media juga menyebut KKR & Co Inc dan Brookfield juga mempertimbangkan tawaran ini. Surat kabar Nikkei melaporkan, CVC berencana untuk bekerja sama dengan Bain Capital.

Laporan teraktual datang sehari usai Toshiba menunjuk kepala eksekutif baru, setelah kontroversi atas pemimpin sebelumnya Nobuaki Kurumatani yang dikritik atas masalah pemerintahan.

Toshiba Diam-Diam Keluar dari Bisnis Laptop

Toshiba DynaPad
Toshiba DynaPad. Foto: Blog resmi Windows

Sebelumnya. Toshiba diam-diam hengkang dari bisnis laptop, mengakhiri jangka waktu 35 tahun dengan mentransfer sisa saham minoritasnya dalam bisnis PC ke Sharp.

Dua tahun lalu, Toshiba menjual 80,1 persen saham bisnis PC-nya kepada Sharp seharga US$ 36 juta atau sekitar Rp 528 miliar, dan Sharp mengganti nama divisi tersebut menjadi Dynabook.

Sharp menggunakan haknya untuk membeli sisa 19,1 persen saham pada bulan Juni, dan Toshiba merilis pernyataan pada 4 Agustus bahwa kesepakatan telah selesai.

"Sebagai hasil dari pengalihan ini, Dynabook telah menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Sharp," kata Toshiba dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir The Verge, Senin (10/8/2020).

 

Laptop Pertama Toshiba

Laptop Toshiba Pertama Berumur 25 Tahun dan Masih Menyala
Dokumentasi Pribadi

Perusahaan membuat laptop PC pertama pada tahun 1985: T1100 memiliki baterai internal yang dapat diisi ulang, floppy drive 3,5 inci, dan memori 256K.

Diwartakan ComputerWorld, sebelumnya eksekutif Toshiba tidak yakin dengan komputer portabel T1100, namun akhirnya diluncurkan dan mulai menjual T1100 dengan harga sekitar US$ 2.000.

 

 

Penjualan Menyusut

Toshiba Bakal Rumahkan 7000 Karyawan
Sebagian besar yang dipecat bekerja di divisi lifestyle, dan diketahui memang bergerak memproduksi produk elektronik untuk konsumen.

Selama tahun 1990-an dan awal 2000-an Toshiba bertengger di antara produsen PC teratas. Meski semakin banyak pemain yang masuk ke pasar, namun dengan lebih sedikit fitur unik yang ditawarkan, laptop Toshiba semakin populer.

Menurut Reuters, pada saat menjual sahamnya ke Sharp, pangsa pasar PC Toshiba menyusut. Pada 2011, Toshiba menjual sebanyak 17,7 juta PC dan kemudian menyusut menjadi sekitar 1,4 juta pada 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya