60 Persen Pengguna Apple Ingin Beli AirTag, Ini Alasannya

Menurut survei terbaru yang dilakukan SellCell, lebih dari 60 persen pengguna Apple ingin membeli AirTag.

oleh Iskandar diperbarui 17 Mei 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 07:30 WIB
Apple AirTag. Dok: Apple
Apple AirTag. Dok: Apple

Liputan6.com, Jakarta Aksesori pelacakan telah ada sejak lama, di mana Tile adalah salah satu brand paling populer di bidang itu. Setelah Apple AirTag meluncur, perangkat ini kembali menarik perhatian publik.

Menurut survei terbaru yang dilakukan SellCell, mereka menemukan bahwa lebih dari 60 persen pengguna Apple ingin membeli AirTag. Demikian sebagaimana dilansir Ubergizmo, Senin (17/5/2021). 

Responden ditanya tentang apa yang paling mereka sukai tentang AirTag, dan berikut adalah jawabannya dalam urutan jumlah suara yang diterima.

- Dapat diandalkan karena memanfaatkan jaringan Find My Apple yang kuat (42 persen)

- Value for money (19 persen)

- Fitur privasi yang kuat (15 persen)

- Menggunakan baterai yang dapat diganti yang bertahan sekitar satu tahun (10 persen)

- Memiliki banyak aksesori (6 persen)

- Personalisasi dengan teks terukir, emoji, angka (5,3 persen)

- Desain keseluruhan yang lebih baik dari pesaing (2,7 persen)

Di antara mereka yang disurvei, tampaknya harga menjadi faktor yang sangat besar. Lebih dari 50 persen merasa bahwa harga AirTag sebenarnya bagus.

Mengingat produk Apple dipatok dengan harga yang tidak selalu terjangkau, harga AirTag sebenarnya terbilang murah.

AirTag dijual dengan harga USD 29 (Rp 421 ribu), tapi Apple memberi harga khusus untuk pembelian empat unit sekaligus, yakni USD 99 (Rp 1,4 juta).

Baru Dirilis, Apple AirTag Sudah Kena Retas

Apple
Tampilan Apple AirTag yang baru saja diperkenalkan. (Foto: Apple)

Apple AirTag baru saja diumumkan dan dirilis belum lama ini. Kurang dari sebulan sejak peluncuran resminya, gadget tersebut telah diretas.

Namun, peretasan ini berasal dari peneliti keamanan TI, yang mana artinya lebih bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan terjadinya peretasan ketimbang melakukannya untuk tujuan jahat.

Dalam proses peretasan, yang dilakukan peneliti adalah mereka berhasil merekayasa balik mikrokontroler di AirTag, meskipun tampaknya itu tidak semudah yang dibayangkan, kerena mereka telah merusak dua AirTag.

Namun, begitu mereka mengakses mikrokontroler, mereka mem-flash ulang perangkat dan berhasil mengubah cara AirTag berfungsi.

Pada dasarnya, apa yang mereka lakukan adalah mengubah URL di AirTag ke perangkat yang berbeda.

Ketika AirTag diatur ke mode hilang--setiap kali perangkat berkemampuan NFC seperti iPhone atau ponsel Android diletakkan di dekat AirTag--mereka akan mendapatkan prompt yang akan membuka browser dan mengarahkan mereka ke situs web Apple, di mana mereka dapat menghubungi pemiliknya.

 

Memodifikasi URL

Ilustrasi Apple
Apple (AP Photo/Charlie Riedel, File)

Namun, dengan memodifikasi URL, berarti seseorang dapat dengan sengaja membiarkan AirTag yang "hilang" tergeletak di sekitar untuk diambil orang.

Ketika mereka mencoba membuka situs web, mereka dapat dialihkan ke konten berbahaya.

Namun, hingga berita ini naik, belum ada tanggapan dari Apple. Yang jelas, masalah ini perlu ditangani.

(Isk/Tin)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya