Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel resmi mendapat Surat Keterangan Layak Operasi (SKLO) 5G di Indonesia. Artinya, Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 5G di Tanah Air.
Pengamat telekomunikasi Heru Sutadi memandang hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia tetap tangguh dari hantaman pandemi Covid-19.
Baca Juga
Menurutnya layanan 5G Telkomsel ini bukan hanya pemenuhan akselerasi transformasi digital, tapi jauh lebih bermanfaat lagi.
Advertisement
Kehadiran layanan 5G Telkomsel membuktikan kepada dunia luar, Indonesia tidak tertinggal dalam urusan teknologi baru.
"Dimulainya layanan 5G oleh Telkomsel, bukan hanya merupakan pemenuhan akselerasi transformasi digital sesuai arahan Presiden Joko Widodo tetapi juga menunjukkan, dalam kondisi pandemi Indonesia tetap menjadi bangsa yang tangguh. Indonesia tidak ketinggalan dalam mengadopsi teknologi terbaru," kata Heru.
Senada, Pengamat dari Indotelko Forum, Doni Ismanto, pun menyambut adopsi 5G pertama di Indonesia oleh Telkomsel. Menurutnya, Telkomsel selalu menjadi yang pertama dan terdepan dalam hal teknologi baru.
Sebelumnya, Telkomsel juga jadi yang pertama mengadopsi teknologi 3G dan 4G di Indonesia.
"Telkomsel memang selalu pertama untuk adopsi teknologi baru. Mulai dari 3G dan 4G, meski di 5G ada kendala kapasitas frekuensi, langkah Telkomsel jika nanti komersialkan di area terbatas itu sudah tepat, agar bisa membangun user experience dan ekosistem dulu," kata Doni.
Kapasitas Frekuensi Jadi PR Pemerintah
Menurut Doni, kapasitas frekuensi seharusnya menjadi PR pemerintah untuk segera dituntaskan. Apalagi, GSMA sudah meminta 6GHz juga didedikasikan untuk 5G.
Artinya jika frekuensi yang tersedia benar-benar ideal, baru bisa dituntut yang maksimal dari operator.
"Sekarang kita harus hargai kerja keras operator seperti Telkomsel yang mencoba menghadirkan 5G dengan segala keterbatasan di sisi frekuensi," kata Doni.
Heru menambahkan, upaya Telkomsel ini juga diharapkan bisa menggerakkan ekonomi bangsa. Terutama menurut Heru dari UMKM dan menjawab tantangan WFH, PJJ dan apa pun yang kini banyak dilakukan di rumah karena sasaran pertama komersial adalah residensial
"Sebagai tahap awal, tentu pembangunan di tahun pertama hanya sekitar 2-3 provinsi, kemudian nanti terus berkembang karena tidak tertutup kemungkinan akan digelar di Ibu Kota Negara baru, kemudian wilayah dan kota dengan permintaan tinggi," katanya.
Menurut Heru, sejalan dengan implementasi 5G, perlu juga dikembangkan ekosistemnya, karena yang utama adalah yang mendukung industri 4.0 seperti internet of things, kecerdasan buatan, VR, AR hingga blockchain.
Advertisement
Lolos ULO Teknologi 5G
Pemerintah telah memberikan SKLO layanan 5G untuk Telkomsel, Senin, 24 Mei 2021.
Dikatakan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, usai lulus ULO, Telkomsel pada tahap awal merencanakan akan melakukan launching layanan 5G di 6 lokasi di Jakarta.
Menurut Johnny, sebagai teknologi baru, 5G akan semakin mendorong kemajuan sektor digital di tanah air. Hal ini dapat terwujud melalui layanan yang lebih cepat dan kapasitas jaringan yang lebih besar serta andal.
Ia menyatakan, teknologi 5G akan membuka potensi layanan, tidak hanya untuk komunikasi antar manusia (human to human), tetapi juga mengintegrasikan jaringan komunikasi manusia dengan mesin (human to machine), dan jaringan komunikasi mesin dengan mesin (machine to machine).
Layanan 5G dari Telkomsel ini akan diluncurkan secara serentak pada tanggal 27 Mei 2021 dan selanjutnya akan dapat dinikmati secara terbatas dan bertahap di enam lokasi residensial di wilayah Jabodetabek.
Selain itu Telkomsel akan menggelar layanan 5G di kota-kota lain seperti Solo, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, dan Bandung.
(Tin/Ysl)