Eks Bos WhatsApp Bikin Aplikasi HalloApp, Klaim Lebih Aman dan Bebas Iklan

HalloApp diklaim sebagai antidot dari media sosial tradisional oleh pendirinya yang merupakan mantan karyawan WhatsApp

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Jul 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2021, 18:00 WIB
[Fimela] WhatsApp
Ilustrasi Media Sosial dan Aplikasi Chat | unsplash.com/@christianw

Liputan6.com, Jakarta - Dua mantan karyawan awal WhatsApp, Neeraj Arora dan Michael Donohue, baru-baru ini mendirikan aplikasi media sosial mereka sendiri yang diberi nama HalloApp.

Jejaring sosial yang disebut-sebut mirip dengan WhatsApp ini sudah bisa diunduh di Google Play untuk perangkat Android dan App Store untuk Apple.

Dilansir dari The Verge, Kamis (22/7/2021), aplikasi ini disebut mirip WhatsApp bukan tanpa alasan. Keduanya memang sama-sama dirancang untuk obrolan grup atau antar individual.

Satu-satunya cara untuk menemukan akun lain adalah dengan mengetahui nomor telepon mereka. Selain itu, HalloApp juga mengenkripsi pesan dan tidak ada iklan.

Arora dan Donohue sendiri sebelumnya adalah petinggi WhatsApp, sebelum dan sesudah Facebook membelinya seharga US$ 22 miliar.

Hingga 2018, Arora adalah Chief Business Officer WhatsApp. Ia menjadi salah satu tokoh kunci dalam negosiasi kesepakatan dengan Facebook. Sementara Donohue adalah Engineering Director hingga 2019.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Hadirkan Aplikasi Tanpa Iklan

Ilustrasi HalloApp (Tangkapan Layar Google Play Store)
Ilustrasi HalloApp (Tangkapan Layar Google Play Store)

Arora dan Donohue masih menolak wawancara dengan media dengan alasan, mereka menghindari perhatian pers di awal masa penggunaan aplikasi. Namun, mereka baru-baru ini muncul dalam wawancara di sebuah podcast.

"Saya pikir cara terbaik untuk tumbuh adalah menciptakan produk luar biasa yang orang suka ceritakan kepada teman dan keluarga mereka," kata Arora.

HalloApp terdiri dari empat tab utama: beranda untuk unggahan dari teman, obrolan grup, obrolan antar individu, serta pengaturan. Aplikasi ini juga minim secara estetika keseluruhan.

Mengutip Gadgets 360, di akun Twitternya Arora mengatakan bahwa aplikasi mereka akan dihadirkan tanpa iklan, bot, suka, atau pengikut, sehingga memungkinkan Anda untuk terhubung dengan teman yang sesungguhnya.

"Visi kami di HalloApp adalah untuk membangun tempat yang sederhana, aman, dan pribadi bagi orang-orang untuk terhubung dan berbagi apa yang paling penting, dengan orang-orang yang paling penting," katanya.

Antidot Media Sosial Tradisional

Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan.  Adem AY/Unsplash
Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Adem AY/Unsplash

Dalam unggahan di blog perusahaannya, Arora mengungkapkan filosofi di balik HalloApp, di mana ia memposisikannya sebagai antidot dari media sosial tradisional.

"Bayangkan teman-teman kamu di dunia maya adalah teman sejati. Bayangkan feed kamu tidak dipenuhi orang dan postingan yang tidak kamu pedulikan," tulisnya.

"Bayangkan menelusuri momen-momen bermakna dan melihat apa yang kamu ingin lihat, bukan apa yang diinginkan algoritme untuk kamu lihat. Bayangkan tidak diperlakukan seperti produk," sambung Arora.

Untuk pendanaan, HalloApp berencana membebankan biaya kepada pengguna untuk fitur-fitur mereka dengan cara berlangganan. Hal ini seperti yang dilakukan WhatsApp sebelum dibeli Facebook.

Untuk saat ini, perusahaan yang beranggotakan 12 orang itu menghabiskan sejumlah uang yang nilainya dirahasiakan, yang dikumpulkan para pendiri dari investor mereka.

(Dio/Isk)

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya