Liputan6.com, Jakarta - Russian Privacy Affairs melaporkan, selama layanan Facebook down, penjahat siber menjual data pengguna Facebook di forum hacker.
Data tersebut meliputi nama pengguna, alamat, alamat email, dan nomor telepon. Menurut laporan itu, ada sekitar 1,5 miliar akun Facebook yang dijual.
Advertisement
Baca Juga
Pun demikian, belum ada bukti kuat apakah laporan dari Russian Privacy Affairs, benar atau tidak. Disebutkan ada beberapa orang yang mencoba membeli beberapa data pengguna Facebook.
Namun, calon pembeli mengklaim bahwa penjual itu penipu karena mereka tidak menerima data apa pun setelah membayar uang senilai US$ 5.000. Demikian sebagaimana dilansir Gizchina, Kamis (6/10/2021).
Ini menunjukkan bahwa penjual mungkin tidak memiliki data yang dia klaim.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penjelasan Detail
Diwartakan Privacy Affairs, penjual data tersebut menanggapi dan membantah tuduhan penipuan, dan mengklaim bahwa data itu nyata. Penjual berkomentar bahwa mereka bersedia bekerja sama dengan administrator forum untuk membuktikan keaslian data.
Namun, menurut laporan terkini Privacy Affairs, 1,5 miliar data pengguna Facebook yang bocor sama sekali tidak terkait dengan tumbangnya Facebook pada 4 Oktober 2021.
Beberapa situs web dan sejumlah akun Twitter mengaitkan tumbangnya Facebook pada 4 Oktober dengan dugaan kebocoran data ini.
"Diduga data tersebut diperoleh dengan mengais data yang tersedia secara umum yang dibagikan oleh pengguna. Beberapa media dan pengguna Twitter salah mengartikan hal ini sebagai akibat dari peretasan atau pelanggaran data, padahal tidak demikian," tulis Privacy Affairs.
Advertisement
Facebook Pastikan Tak Ada Aktivitas Jahat Selama Layanannya Tumbang
Facebook memastikan selama layanannya, Instagram, dan WhatsApp down tidak ada aktivitas berbahaya, termasuk upaya peretasan. Informasi ini disampaikan Facebook dalam laman Engineering Facebook, sesaat setelah layanannya, Instagram, dan WhatsApp pulih usai 6 jam tumbang.
"Kami ingin memastikan tidak ada aktivitas jahat di balik pemadaman ini. Akar masalahnya adalah perubahan konfigurasi yang salah di pihak kami," kata Facebook memberikan penegasan, seperti dikutip dari laman Engineering Facebook, Rabu (6/10/2021).
Lebih lanjut Facebook juga mengatakan, "Kami juga tidak memiliki bukti bahwa data pengguna telah disusupi sebagai akibat dari waktu henti ini."
Dalam kesempatan yang sama, Facebook juga mengaku pihaknya bekerja keras untuk memulihkan akses sistem mereka. Perusahaan juga memberikan penjelasan mengenai penyebab Facebook, Instagram, dan WhatsApp down berjamaah.Â
"Tim engineering kami mengetahui, perubahan konfigurasi pada router backbone yang mengkoordinasikan lalu lintas jaringan antara data center kami menyebabkan masalah yang menganggu komunikasi ini," kata Tim Engineer Facebook.
Disebutkan pula, "Gangguan pada lalu lintas ini memiliki efek berjenjang pada cara pusat data kami berkomunikasi, sehingga menghentikan layanan kami."
Â
Layanan Instagram, Facebook, dan WhatsApp Down
Sebelumnya pada 4 Oktober 2021 malam, layanan WhatsApp, Facebook, dan Instagram down secara seretak di berbagai negara di dunia.
Berdasarkan pantauan tim Tekno Liputan6.com, Senin (4/10/2021), pukul 23.06 WIB, ada ribuan laporan yang masuk dari dari pengguna.
Tak hanya di Indonesia atau Asia Tenggara, laporan yang masuk soal datang dari berbagai negara di dunia.
Saat berita ini di publish, ada sekitar 60 ribu pengguna yang melaporkan Facebook bermasalah. Sedangkan untuk WhatsApp down sendiri ada sekitar 54 ribuan.
Untuk Instagram dan Facebook Messenger ada sekitar 1,691 dan 2,984 laporan yang masuk.
Saat kami coba, mengirim teks ataupun foto via WhatsApp tidak ada yang bisa terkirim. Sementara feed di Instagram pun tidak bisa di refresh dengan tulisan "couldn't refresh feed."
Advertisement