Usai GoTo, Menko Perekonomian Ingin Lebih Banyak Perusahaan Teknologi dan Startup IPO

Usai GoTo resmi catatkan saham di BEI, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap lebih banyak perusahaan teknologi dan startup yang IPO

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Apr 2022, 13:56 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 13:56 WIB
Pencatatan perdana saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Senin (11/4/2022) (Dok: BEI)
Pencatatan perdana saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Senin (11/4/2022) (Dok: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - Usai GoTo resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, berharap akan ada lebih banyak perusahaan teknologi yang melakukan IPO (Initial Public Offering) di dalam negeri.

Hal ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga dalam sambutannya di acara seremoni Listing GoTo di BEI, Jakarta, pada Senin (11/4/2022).

Dalam sambutannya, Airlangga mengatakan di situasi pandemi Covid-19, salah satu sektor yang tumbuh positif adalah informasi dan komunikasi yang tumbuh 10 persen di 2020 dan tumbuh 6,81 persen di 2021.

"Ekonomi digital di Indonesia ini tertinggi di Asia Tenggara. Di tahun 2021 sekitar 70 miliar dan diperkirakan di tahun 2025, 146 miliar," kata Airlangga.

"Ini diperkirakan kita juga terus mengalami peningkatan dan diharapkan, jumlah startup juga terus meningkat," imbuh Airlangga Hartarto.

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengungkapkan harapannya agar lebih banyak perusahaan teknologi yang melantai di bursa saham dalam negeri. "Kami berharap masih banyak IPO-IPO lain di sektor teknologi," kata Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, dirinya juga mengapresiasi terobosan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga memungkinkan perusahaan-perusahaan digital untuk go public.

"Ini menjadi tanda IPO perusahaan teknologi atau startup, tidak perlu di luar negeri lagi. Tahap awalnya bisa di Indonesia, setelahnya silahkan, pergi ke mancanegara," kata Airlangga.

Airlangga menyebut, dalam kaitannya dengan go public-nya GoTo, akan ada lebih banyak masyarakat, termasuk driver-driver ojek online, yang mendapatkan potensi kenaikan saham perusahaan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

GoTo Resmi Catatkan Saham di BEI

Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)
Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

GoTo (PT GoTo Gojek Tokopedia) resmi mencatatkan saham di papan utama BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan kode saham GOTO. Dari keseluruhan proses IPO, GoTo berhasil mengumpulkan total dana sebesar Rp 15,8 triliun.

Dana itu terdiri dari penghimpunan dana sebesar Rp 13,7 triliun lewat penawaran umum saham di IPO, lalu dana sebesar Rp 2,1 triliun yang berasal dari penjualan saham treasuri dalam rangka opsi greenshoe.

Penghimpunan dana ini mencerminkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 400,3 triliun.

Berdasarkan jumlah dana yang dihimpun, IPO GoTo diklaim menjadi IPO terbesar ketiga di Asia dan kelima di dunia untuk 2022. IPO ini juga berhasil menarik partisipasi sekitar 300.000 investor dalam proses penawaran umum saham.

"Melalui momen bersejarah ini, kami akan meningkatkan kemampuan untuk mencapai misi, seraya melayani seluruh pihak di dalam ekosistem kami dengan lebih baik," tutur CEO Group GoTo Andre Soelistyo dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (11/4/2022).

Seremoni pencatatan dan penyerahan piagam pencatatan dilangsungkan di Gedung BEI. Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, serta Direktur Utama BEI Inarno Djajadi.

Program Saham Gotong Royong

GoTo
GoTo resmi listing di BEI. (Foto: GoTo)

Pencatatan GoTo ini juga menjadi momen bersejarah bagi perusahaan dan BEI, karena pencatatan saham yang pertama kali dilakukan berdasarkan ketentuan saham dengan hak suara multipel yang telah ditetapkan oleh OJK pada Desember 2021.

Dalam IPO ini, perusahaan menawarkan sejumlah keseluruhan 46,7 miliar lembar saham Seri A yang merupakan gabungan dari saham yang baru diterbitkan dengan saham treasuri.

Adapun harga penawarannya Rp 338 yang mencerminkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 400,3 triliun.

GoTo juga melakukan Program Saham Gotong Royong, yakni mengalokasikan saham dengan nilai sekitar Rp 310 miliar untuk mitra pengemudi.

Selain itu, perusahaan juga membentuk GoTo Future Fund yaitu dana abadi untuk mendukung inisiatif dan solusi yang memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan dalam ekosistem GoTo.

Lewat program ini, mitra pengemudi di Indonesia akan menerima saham secara cuma-cuma, setelah berakhirnya masa lock-up.

Lewat Rencana Insentif Jangka Panjang Perusahaan pula, setelah berakhirnya masa lock-up, para karyawan tetap GoTo juga berkesempatan menjadi pemegang saham Perusahaan.

Decacorn Pertama di Bursa ASEAN

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Selain itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pencatatan saham GoTo sangat dinantikan oleh investor.

Hal itu lantaran pencatatan saham GOTO menjadi milestone penting bagi perusahaan maupun bagi perjalanan industri pasar modal Indonesia.

Melalui proses go public, GoTo menjadi perusahaan karya anak bangsa dengan ekosistem terbesar di Indonesia dan mampu menghimpun dana sebesar Rp 13,7 triliun serta memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp 400 triliun.

"Hal tersebut menjadikan GoTo perusahaan teknologi dengan tingkat valuasi decacprn, dan merupakan decacorn pertama yang berhasil tercatat di Bursa ASEAN,” ungkap Nyoman di BEI, Senin (11/4/2022).

GoTo pun juga menjadi perusahaan rintisan digital pertama yang tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia.

(Dio/Ysl)

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya