Liputan6.com, Jakarta - Automa, sebuah pengaya (extension) untuk automasi peramban (browser) garapan pengembang Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan sejak perta kali dirilis pada November 2021 lalu. Terhitung hingga artikel ini terbit, Automa telah meraih capaian lebih dari 30.000 pengguna.
Kelebihan utama Automa sebagai browser extension adalah membantu penggunanya meningkatkan efisiensi tugas-tugas di browser. Selain itu, Automa juga menerapkan prinsip open source, sehingga memantik minat banyak penggunanya.
Baca Juga
Pendiri Automa, Ahmad Kholid, menyebut bahwa Automa hadir sebagai solusi atas tantangan yang sering dihadapi oleh para pekerja digital, yaitu melakukan pekerjaan yang bersifat repetitif di browser.
Advertisement
"Automa berupaya memudahkan pekerjaan pengguna menjadi jauh lebih mudah dengan berbagai macam blok yang telah disediakan dan dapat dihubungkan untuk membantu proses automasi," ujar Ahmad, dalam keterangannya melalui email.
Saat ini, kata Ahmad, Automa mendukung berbagai kebutuhan secara otomatis. Sebut saja riset yang berkaitan dengan optimasi mesin pencari (search engine optimization, SEO), pengecekan dan pemindahan data, pengisian formulir otomatis (auto-fill form), mengambil tangkapan layar (screen capture), hingga melakukan berbagai tugas repetitif.
"Semua [tugas-tugas itu] bisa dilakukan secara otomatis dengan Automa," tutur Ahmad.
Sebagai extension yang bersifat terbuka, Automa mendukung berbagai macam browser mulai dari Google Chrome, Microsoft Edge, Firefox, dan lainnya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Latar Belakang Pendiri Automa
Ahmad Kholid, sosok di balik Automa, adalah seorang pengembang yang belajar pemrograman secara autodidak. Pemuda berusia 20 tahun asal Nusa Tenggara Barat itu menaruh minat pada pemrograman sejak usia 15 tahun.
Sebelum membangun Automa, pemuda lulusan Sekolah Menengah Atas itu menjalani profesi sebagai petugas administrasi di Pondok Pesantren Daarussyahadah, di Lombok.
Minatnya membangun Automa berawal dari rasa malas yang dia temui ketika harus melakukan pekerjaan data berulang-kali sebagai petugas administrasi. Rasa malas itu pada akhirnya memicu dia untuk mencari solusi agar pekerjaannya menjadi lebih efisien.
Â
Advertisement
Kanal Automa Academy di YouTube
Ahmad menyebut bahwa dia dan rekannya akan berupaya terus mengembangkan Automa dengan menghadirkan berbagai fitur inovatif sesuai dengan kebutuhan pengguna yang terus berkembang dalam meningkatkan efisiensi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di browser.
"Selain itu, kami juga ingin Automa dapat terus memberikan kontribusi dalam menginspirasi talenta digital Tanah Air agar dapat mengoptimalkan berbagai peluang untuk menghadirkan beragam solusi terdepan," kata Ahmad.
Di tengah pencapaian 30.000 pengguna, Automa merilis kanal Automa Academy di YouTube yang memungkinkan siapa pun untuk belajar membangun rangkaian automasi pekerjaan di browser dengan memanfaatkan Automa.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement