Liputan6.com, Jakarta - Karyawan Twitter dibuat was-was usai adanya kabar Elon Musk mau melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 7.500 pekerja atau 75 persen staf perusahaan media sosial itu.
The Washington Post melaporkan, CEO Tesla yang jadi membeli Twitter itu, sudah memberitahu calon investor tentang rencana dirinya untuk melakukan pengurangan karyawan besar-besaran, demi menurunkan pembiayaan.
Baca Juga
Mengutip The Verge, Sabtu (22/10/2022), Musk punya tenggat waktu untuk menutup pembelian Twitter pada 28 Oktober. Sebagai tanda kesepakatan berlangsung, Twitter membekukan penghargaan ekuitas karyawannya, seperti dilaporkan oleh Bloomberg.
Advertisement
Sebelum penawaran Musk, manajemen Twitter sempat dilaporkan berencana melakukan PHK hampir seperempat dari pekerja mereka, dan memotong USD 800 juta dari biaya gaji.
Namun, mantan kepala spam dan metrik kesehatan Twitter mengatakan kepada The Post, pemangkasan yang direncanakan Musk lebih besar dan "tidak terbayangkan."
Pengguna pun mungkin juga akan menyadarinya, di mana salah satunya imbas dari PHK tersebut adalah kemungkinan bakal lebih banyak kejadian peretasan akun Twitter.
Namun, kabar ini dibantah oleh pihak Twitter. Mereka meminta para karyawannya untuk tidak percaya, 75 persen pekerja akan kena PHK saat Elon Musk mengambil alih perusahaan.
Dikutip dari NBC News, Sean Edgett, General Counsel, Twitter dalam email-nya ke karyawan mengatakan, rumor atau dokumen yang bocor belum tentu benar, sehingga mereka harus menunggu fakta.
Elon Musk Jadi Beli Twitter
Elon Musk sendiri sebelumnya dikabarkan bakal melanjutkan pembelian perusahaan media sosial Twitter, setelah sempat bersitegang akibat kabar dibatalkannya proses tersebut.
Dalam pengajuan yang dikonfirmasi di Securities and Exchange Commission (SEC), tercatat transaksi akan dilakukan di harga USD 54,20 per saham alias sesuai dengan kesepakatan awal keduanya.
Di pengajuan SEC, Musk mengatakan akan "melanjutkan penutupan transaksi" dengan syarat yang ia negosiasikan dengan Twitter pada bulan April, selama gugatan yang diajukan perusahaan media sosial itu terhadapnya untuk memaksa menutup kesepakatan, ditunda.
Dilansir The Verge, dikutip Rabu (5/10/2022), pengajuan ini menyusul laporan Bloomberg yang menyebut bos Tesla itu, akan menutup kesepakatan di bawah persyaratan asli yang diusulkannya pada Bulan April, sebelum upaya pembatalan.
Selasa malam waktu setempat, Musk di akun Twitter-nya mengunggah cuitan yang menunjukkan ketertarikannya dengan ide memiliki Twitter. "Membeli Twitter adalah akselerator untuk membuat X, aplikasi segalanya," kata Musk melalui akun resminya.
Advertisement
Respon Twitter Soal Elon Musk Jadi Lanjutkan Akuisisi
Sementara, menanggapi kabar dilanjutkannya pembelian oleh Elon Musk, akun Twitter's Investor Relations juga telah mengonfirmasi akan menutup transaksi tersebut.
"Kami menerima surat dari pihak Musk yang telah mereka ajukan ke SEC. Tujuan perusahaan adalah untuk menutup transaksi pada USD 54,20 per saham," tulis akun tersebut di Twitter.
Sebelumnya, Elon Musk dan Twitter sempat berseteru setelah CEO SpaceX itu menyatakan tidak jadi membeli perusahaan media sosial tersebut. Keduanya bahkan memiliki jadwal di pengadilan.
Alasan pembatalan pembelian, secara garis besar, seperti mengutip The Verge, Minggu (7/8/2022), dokumen dari kubu Musk mengklaim Twitter berbohong mengenai statistik yang mencerminkan jumlah pengguna aktif dan jumlah bot.
"Tindakan ini (pembatalan) muncul dari pernyataan keliru Twitter kepada pihak Musk mengenai kondisi perusahaan dan metrik utama yang dipakai Twitter untuk mengevaluasi jumlah pengguna di platformnya," kata dokumen pihak Elon Musk.
Elon Musk Sempat Tantang Debat CEO Twitter
Disebutkan dalam dokumen pula, pihak Musk bernegosiasi untuk membuktikan kebenaran pengungkapan Twitter pada SEC. Namun, pengungkapan tersebut jauh dari kebenaran.
"Sebaliknya, (pengungkapan) mengandung banyak kesalahan representasi atau kelalaian material yang mendistorsi nilai Twitter dan penyebabkan Pihak Musk setuju untuk mengakuisisi perusahaan dengan harga yang lebih tinggi," katanya.
Elon Musk bahkan diketahui sempat menantang CEO Twitter Parag Agrawal, untuk melakukan debat terbuka terkait persentase bot di platform media sosial tersebut.
Pihak jejaring sosial tersebut pun juga sudah menyatakan menggugat Elon Musk, Selasa (12/7/2022), karena dinilai melanggar kesepakatan senilai USD 44 miliar (Rp 659 triliun).
(Dio/Ysl)
Advertisement