Peneliti Gunakan Deep Learning untuk Restorasi Film Hitam-Putih Otomatis

Pewarnaan foto-foto bersejarah hitam-putih sudah dicoba sejak tahun 1970-an, tetapi teknik manual atau semi-otomatis terbukti terlalu mahal dan memakan banyak waktu.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Mar 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Universitas Teknologi Graz (TU Graz) dan HS-Art, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam restorasi film bersejarah, telah mengembangkan aplikasi perangkat lunak terintegrasi yang menggabungkan teknik pewarnaan interaktif dan otomatis dengan teknologi deep learning.

Proyek yang disebut "RE:Color: Efficient coloring of films in cinema quality based on novel machine learning methods" itu bertujuan untuk mengembangkan proses pewarnaan yang sebagian besar otomatis, tetapi sepenuhnya dapat dikendalikan oleh pengguna untuk cuplikan film bersejarah.

Pewarnaan foto-foto bersejarah hitam-putih sudah dicoba sejak tahun 1970-an, tetapi teknik manual atau semi-otomatis terbukti terlalu mahal dan memakan banyak waktu.

Meskipun dimungkinkan untuk mewarnai film secara otomatis sepenuhnya, namun warna yang dihasilkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataannya.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti di TU Graz telah mengembangkan algoritme yang memungkinkan kontrol yang dipandu oleh pengguna terhadap proses pewarnaan.

Menurut Thomas Pock, peneliti utama di TU Graz, penting bagi manusia untuk mempengaruhi proses pewarnaan guna memastikan keasliannya.

Algoritme ini dilengkapi dengan kumpulan sampel pelatihan untuk secara otomatis mewarnai film bersejarah, sementara operator manusia dapat memandu prosesnya untuk memastikan bahwa warnanya akurat secara historis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jaringan saraf tiruan

Kontrol yang dipandu oleh pengguna dipenuhi melalui jaringan saraf tiruan yang telah dilatih sebelumnya yang dapat dipengaruhi secara dinamis oleh interaksi pengguna.

Para peneliti telah mengembangkan pendekatan baru yang berbeda di bidang pewarnaan otomatis berdasarkan kecerdasan buatan.

Mereka menerapkan pendekatan yang paling efisien dalam aplikasi prototipe, menghasilkan koleksi sampel pelatihan yang cukup kuat. Mereka kemudian menerapkan kontrol yang dipandu oleh manusia untuk mendapatkan skema warna yang otentik dan sesuai.

Algoritme yang dikembangkan oleh para peneliti memulihkan dan mewarnai film dengan bersih, tetapi untuk rekaman sejarah dan film bioskop pada umumnya, sejumlah noise yang disebut "butiran film", diperlukan untuk keasliannya.

 


Kode sumber tersedia secara bebas

Perangkat lunak yang dikembangkan oleh para peneliti dapat secara artifisial menghasilkan dan menambahkan noise ini setelah restorasi dan pewarnaan. Algoritme intinya sudah dipublikasikan pada simposium internasional besar, dan kode sumbernya tersedia secara bebas.

Namun demikian, penggunaan perangkat lunak yang efisien memerlukan penggunaan portofolio produk HS-Art, seperti "Diamant film colorizer" yang digunakan untuk mewarnai rekaman sejarah dalam serial dokumenter ZDFzeit "Hitler's Power" yang sesuai dengan aslinya.

Hasil dari proyek ini adalah pendekatan inovatif untuk mewarnai cuplikan film bersejarah yang memadukan proses otomatis dengan panduan manusia untuk memastikan keasliannya.


Infografis Journal: Fakta Film Horor Digemari Masyarakat Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

infografis journal
infografis journal Fakta Film Horor Digemari Masyarakat Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya