Waspadai Email Palsu Seolah dari Google, Bisa Curi Data Pribadi Pengguna

Pengguna internet perlu berhati-hati atas adanya upaya penipuan dengan mencatut nama Google, di mana, si penjahat siber mengirim email seolah dari Google dengan iming-iming hadiah.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 23 Apr 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2023, 15:00 WIB
Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Para pengguna internet diperingatkan untuk segera menghapus dan melaporkan email yang seolah berasal dari Google, yang isinya adalah penawaran hadiah, karena si pengguna telah membantu mereka mencapai tonggak penting perusahaan.

Salah satu versi dari email Google palsu yang diunggah di internet terkesan memberi ucapan selamat karena si penerima telah membuat Google Search diakses 18,25 miliar kali.

Mengutip 7news.com.au, Minggu (23/4/2023), email tersebut juga mengklaim, Google akan memberikan hadiah untuk tiap pencarian ke 10 juta kali. Email palsu tersebut juga memberi sejumlah instruksi untuk diikuti, termasuk agar si pengguna memberi informasi pribadi, agar mereka bisa menukar hadiahnya.

Google pun memperingatkan, setiap email atau iklan apa pun yang menawarkan hadiah ke si pengguna adalah palsu belaka. Laman dukungan Google menyebut, pihaknya tidak menyelenggarakan undian, lotere, atau program sejenisnya.

Selain itu, Google juga menyarankan pengguna untuk melaporkan segala email seperti di atas sebagai spam.

Ini bukan pertama kalinya nama Google dicatut untuk mengirimkan pesan atau email penipuan. Sebelumnya di masa lalu, sejumlah penipuan yang mengaku sebagai Google dikirimkan ke Gmail dan akun email lain. Termasuk di antaranya email yang meminta pembayaran atas penggunaan layanan Google Maps, dan lainnya.

Ingatkan Pengguna untuk Selalu Berhati-hati dan Baca dengan Teliti Sebelum Ambil Keputusan

Email Google palsu, di mana pengguna seolah mendapat email dari Google tetapi berisi penipuan belaka.
Salah satu email Google palsu, yakni email yang seolah berasal dari Google tetapi meminta pengguna untuk memberikan data pribadi. (Foto: 7news.com.au).

Perusahaan menyarankan pengguna, ada banyak tanda yang bisa membantu pengguna menentukan apakah sebuah email merupakan penipuan atau bukan.

"Penipuan kerapkali dirancang untuk menciptakan seolah sesuatu adalah hal yang mendesak. Oleh karenanya, luangkan waktu untuk mengajukan pertanyaan dan pikirkan baik-baik (apakah email tersebut masuk akal)," kata seorang perwakilan Google.

Google juga memperingatkan bahwa tidak ada perusahaan terkenal yang meminta bayaran atas layanan yang seharusnya bersifat gratisan atau meminta data pribadi pengguna.

"Tidak ada orang atau agensi terkemuka yang akan meminta pembayaran atau informasi pribadi Anda, saat itu juga," katanya.

Penipuan Online Berkedok APK

Ilustrasi Android, Robot Android
Ilustrasi Android, Robot Android. Kredit: Google

Masih seputar penipuan online, sebelumnya, penipuan online melalui file APK kini tengah marak terjadi. Biasanya dengan penipuan ini, korban akan mengalami kerugian finansial, mulai dari uang di rekening aplikasi bank yang terkuras, termasuk saldo di dompet maupun platorm online.

Menurut BI, sejumlah modus penipuan online lewat file APK dilakukan metode mengirimkan undangan pernikahan atau modus penipuan kurir paket ke korban. Modus baru ini akan mencuri informasi dan data pribadi korban.

Para pelaku penipuan online dengan metode ini biasanya akan mengirimkan file APK ke calon korban lewat aplikasi chatting. Setelah file APK itu diunduh dan dipasang di perangkat korban, pelaku lalu bisa mencuri data pribadi dari korbannya.

Informasi yang dicuri meliputi foto, video, SMS, hingga akun mobile banking dan lain-lain. Dengan maraknya aksi kejahatan tersebut, Direktur Corporate Affairs Tokopedia Nuraini Razak pun membagikan lima tips agar masyarakat bisa terhindar.

Nah, untuk mengetahui tips-tips terhindar menjadi korban penipuan online melalui pengiriman APK lewat aplikasi chatting, simak daftarnya berikut ini:

Tips Hindari Penipuan Online via APK

Ilustrasi penipuan di internet
Ilustrasi penipuan di internet. Kredit: Pixabay/Mohammed Hasan
  • Jangan Asal Klik Link atau Download File APK

Saat menerima pesan berisi file APK dari nomor tidak dikenal di aplikasi chatting, baik dalam bentuk undangan pernikahan digital, tagihan, hingga resi pengiriman, kamu disarankan untuk tidak mengklik atau mengunduhnya.

"Jika pengguna terlanjur mengeklik atau download file APK ilegal, segera kembalikan handphone ke setelan pabrik (reset factory)," ujar Nuraini menyarankan.

Tidak hanya itu, kamu juga perlu mengubah data di semua akun aplikasi yang menyimpan data pribadi seperti nomor telepon, email, password, dan PIN. Termasuk, di perbankan dan yang berkaitan dnegan transaksi digital seperti Tokopedia.

  • Konfirmasi Ulang dan Laporkan Informasi Mencurigakan

Selalu lakukan konfirmasi ulang saat menerima pesan mencurigakan atau file APK dari pihak lain. Kamu bisa langsung menanyakannya ke pihak terkait yang identitasnya dicatut dalam pesan tersebut.

"Harap waspada jika menerima email dan/atau file APK dengan domain lain, seperti @tokopedia.co.id, @gmail.com dan lain-lain, karena itu pasti bukan dari Tokopedia," tuturnya.

Tips Lain Hindari Penipuan Online

  • Aktifkan Fitur Keamanan dan Rutin Ganti Password

Lakukan pembaruan sistem operasi, aplikasi, dan software di perangkat secara berkala untuk meningkatkan keamanan sistem. Kamu juga dianjurkan rutin mengganti password di seluruh akun seperti Tokopedia.

Selain itu, kamu juga disarankan mengaktifkan fitur keamanan akun di aplikasi terkait. "Di Tokopedia misalnya, masyarakat bisa mengaktifkan berbagai fitur keamanan yang ada, salah satunya PIN Tokopedia," tutur Nuraini melanjutkan.

  • Hindari Bertransaksi di Luar Platform Resmi

Platform marketplace menggunakan sistem rekening bersama untuk melindungi pengguna saat bertransaksi secara online. Sistem ini membuat uang pembeli hanya diteruskan ke penjual apabila produk sudah diterima pembeli dan sesuai pesanan.

"Jika ada pihak yang meminta melanjutkan komunikasi atau bertransaksi di luar platform resmi, segera lapor melalui customer service instansi yang bersangkutan," ucapnya menjelaskan.

  • Jangan Bagi Data Pribadi di Media Sosial

Hindari membagikan informasi pribadi lewat media sosia, baik dari nomor telepon, alamat rumah, nama lengkap ibu, nomor rekening bank, NIK, KK, serta data pribadi lainnya.

Infografis Tekno Google Twitter
Infografis Tekno Google Twitter (liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya