Mantan CEO Google Eric Schmidt Sebut AI Membahayakan Kehidupan Manusia

Eric Schmidt menjadi salah satu tokoh teknologi yang juga menunjukkan kepeduliannya tentang bahaya kecerdasan buatan (AI).

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 26 Mei 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 09:30 WIB
eric-schmidt-130505b.jpg
Eric Schmidt menjadi salah satu tokoh teknologi yang juga menunjukkan kepeduliannya tentang bahaya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). (Google)

Liputan6.com, Jakarta - Eric Schmidt menjadi salah satu tokoh teknologi yang juga menunjukkan kepeduliannya tentang bahaya kecerdasan buatan.

Mantan CEO Google ini menyoroti potensi penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

Dilansir Engadget, Jumat (26/5/2023), Schmidt menyatakan bahwa AI memiliki “risiko eksistensial” yang mampu membuat banyak orang “terluka atau terbunuh”. Keterangan ini disampaikannya kepada para tamu yang hadir di CEO Council Summit The Wall Street Journal.

Meskipun ancaman tersebut belum terlalu terlihat sekarang, ia memperkirakan AI dapat membantu menemukan kelemahan keamanan perangkat lunak atau jenis biologi baru dalam waktu dekat.

"Maka dari itu, penting untuk memastikan sistem ini tidak 'disalahgunakan oleh orang jahat',” ungkapnya.

Sayangnya, saat ini Eric Schmidt belum menemukan solusi yang tegas untuk mengatur AI dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadapnya. Namun, ia bergabung dengan para tokoh terkenal yang menyarankan kehati-hatian dalam mengembangkan teknologi ini.

Schmidt juga berpartisipasi dalam Komisi Keamanan Nasional AI yang meninjau teknologi tersebut. Komisi ini menerbitkan laporan tahun 2021 yang menyatakan bahwa Amerika Serikat belum siap menghadapi dampak teknologi AI.

Karenanya, ia tidak yakin bahwa akan ada regulator khusus yang mengatur pendekatan AI di AS.

Sementara itu, sebelumnya pada bulan Maret, sejumlah pemimpin industri teknologi dan peneliti menandatangani surat terbuka yang meminta perusahaan untuk menghentikan eksperimen AI selama enam bulan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


AI Berpotensi Timbulkan Banyak Masalah

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Gagasan yang juga disetujui Elon Musk dan Steve Wozniak ini bertujuan memberi waktu jeda pengembangan AI untuk memikirkan kembali implikasi keselamatan dan etika dari pekerjaan mereka.

Seiring dengan perkembangannya, saat ini AI sudah banyak menimbulkan berbagai masalah etika. Kini sekolah melarang penggunaan ChatGPT OpenAI untuk menghindari kecurangan, ketidakakuratan, misinformasi, dan akses ke data sensitif.

Bahkan, dalam waktu dekat teknologi ini dikhawatirkan akan menyebabkan otomatisasi besar-besaran yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan.


CEO Google Imbau Masyarakat Beradaptasi

Sundar Pichai, CEO Google
Sundar Pichai, CEO Google (businessinsider.com)

Kendati demikian, CEO Google saat ini, Sundar Pichai, telah memperingati masyarakat untuk beradaptasi dengan AI. 

Meski memiliki banyak resiko, tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan AI di berbagai aplikasi dan website telah banyak membantu aktivitas dan pekerjaan manusia. 

Google pun mengembangkan penerapan teknologi ini di beberapa platform besutannya. 

Pada Google I/O 2023, perusahaan mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan fitur berbasis AI yang hadir di sejumlah platformnya, termasuk Google Search, aplikasi Workspace seperti Docs dan Slide, serta alat Android seperti Photos dan Maps. 

Meskipun banyak fitur AI masih dalam tahap percobaan, perusahaan berencana mendorong perilisan dalam beberapa bulan mendatang untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sekaligus mengejar ketertinggalan. 


Catatan Insinyur Google Ungkap Developer Open Source Bisa Lebih Berkembang

Aplikasi Open Source
Ilustrasi aplikasi Open Source. (Unsplash/ThisIsEngineering RAEng)

Di sisi lain, sebuah catatan dari seorang insinyur Google bocor dan beredar di internet setelah diterbitkan di situs sebuah perusahaan riset teknologi SemiAnalysis. 

Catatan itu memuat klaim yang menjadikannya berita utama di beberapa forum AI populer, seperti HackerNews dan MachineLearning Reddit. Sang pemilik menulis bahwa keunggulan perusahaan teknologi besar dalam kecerdasan buatan menyusut dengan cepat.

Menurut seorang juru bicara Google, memo itu asli tetapi merupakan pendapat salah satu karyawan senior dan tidak mewakili perusahaan. 

Pada catatan tersebut, pemiliknya menuliskan bahwa Google dan OpenAI tidak diposisikan untuk memenangkan perlombaan AI. Penulis menganggap para pengembang open source telah menjilat raksasa teknologi (BigTech). 

Karyawan itu juga menulis bahwa Google dan Microsoft telah mengabaikan komunitas pemrograman dan perusahaan berkembang yang mengandalkan kode dan model AI open source. Komunitas dan perusahaan itu justru memanfaatkan komponen open source untuk membuat proyek kecil namun lebih efisien.

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya