Alasan Internet Satelit Satria-1 Baru Bisa Dimanfaatkan Januari 2024, Meski Meluncur Juni 2023

Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga mengungkapkan alasan Satria-1 baru bisa dirasakan manfaatnya pada bulan Januari 2024, meski sudah diluncurkan bulan ini

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Jun 2023, 15:32 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 15:29 WIB
Kementerian Kominfo mengungkapkan bakal meluncurkan Satelit Satria-1 pada bulan Juni 2023 (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Kementerian Kominfo mengungkapkan bakal meluncurkan Satelit Satria-1 pada bulan Juni 2023 (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta - Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1 dijadwalkan akan diluncurkan dari Amerika Serikat bulan ini. Nantinya, satelit ini akan menyediakan akses internet untuk titik-titik layanan publik, di wilayah yang tidak tercakup jaringan fiber optik.

Meski begitu, akses internet di titik-titik layanan publik disebut baru akan bisa dinikmati secara bertahap mulai Januari 2024.

Terkait hal ini, Adi Rahman Adiwoso, Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga menjelaskan, Satria-1 merupakan satelit yang modern yang menggunakan electric propulsion.

"Dari titik satelit itu dilepaskan oleh peluncur, kita menggunakan 4 roket kecil yang bahan bakarnya elektronik, plasma dari zinon, dan itu memerlukan 145 hari," kata Adiwoso dalam dalam konferensi pers di Jakarta.

Adiwoso menjelaskan, hal ini dilakukan agar satelit enteng, karena tidak memakai bahan kimia, sehingga jumlah peralatan di dalam satelit Satria-1 bisa banyak dan dapat mencapai 150 Gbps.

"Jadi dari Juni peluncuran tanggal 19, sampai di tempat orbit November, kita akan tes satelitnya dulu, lalu kita akan tes seluruh sistemnya, sehingga bisa dimanfaatkan kira-kira pada akhir bulan Desember ini dan bisa siap dimanfaatkan layananya pada Januari."

Dalam kesempatan tersebut, Adiwoso juga mengungkapkan bahwa total biaya yang dihabiskan untuk proyek satelit Satria-1 ini memakan anggaran hingga USD 540 juta, atau sekitar Rp 8 triliun.

"Biaya seluruh capex dari Satria-1 ini, dari satelit, roket, ground station dan lain-lainnya, tadinya kami perkirakan sekitar USD 450 juta, kita mengalami cost of run sebanyak USD 90 juta," katanya, Selasa (13/6/2023).

 

Mengenal Satria, Satelit Internet Milik Indonesia
Mengenal Satria, Satelit Internet Milik Indonesia

Akses Internet Satria-1 Akan Tersedia di Titik Layanan Publik

Satelit Satria-1 Kominfo (Tangkapan layar YouTube Kemkominfo TV)
Satelit Satria-1 Kominfo (Tangkapan layar YouTube Kemkominfo TV)

Meski begitu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menyatakan bahwa internet ini akan bisa dinikmati oleh masyarakat, dalam bentuk WiFi, di layanan-layanan publik.

Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika menyebut, Satria-1 akan digunakan untuk pelayanan publik.

"Layanannya itu akan ditujukan langsung pada titik-titik pusat layanan dalam hal ini sekolah, rumah sakit, Pemda, kantor desa, kemudian TNI Polri di perbatasan, dan seterusnya," kata Ismail dalam konferensi pers yang sama.

"Di masyarakat di sekitar yang akan menikmati dalam bentuk WiFi. Titiknya yang akan diterimakan ke pemerintah itu tentu gratis karena ini milik pemerintah juga, tapi tidak ditujukan untuk kita sambungkan melalui handphone," imbuhnya.

Ismail menjelaskan, internet dari satelit ini nantinya akan berada di titik layanan tetap, di wilayah yang sebelumnya tidak tercakup jaringan seluler atau blank spot.

Pelaksana tugas atau Plt. Menkominfo Mahfud MD mengatakan, peluncuran dilakukan dalam rangka pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik di seluruh Indonesia.

"Teknologi satelit memungkinkan akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optik, dalam 10 tahun ke depan," ujar Mahfud.

 


Prioritas Utama Internet Satria-1

Ilustrasi kominfo (Liputan6.com/Istimewa)
Ilustrasi kominfo (Liputan6.com/Istimewa)

Mahfud mengatakan, akses internet yang disediakan oleh satelit Satria-1 nantinya akan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat di lokasi layanan publik yang belum memiliki akses, atau kualitas internetnya belum memadai.

"Prioritas utama penerima akses internet dari Satria-1 adalah sektor pendidikan, fasilitas layanan kesehatan, sampai pemerintah daerah, serta TNI dan Polri," kata Menko Polhukam itu melanjutkan.

Adapun, proyek ini menggunakam skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU. Kominfo bertindak sebagai penanggung jawab proyek melalui Bakti Kominfo, dengan PT Satelit Nusantara Tiga sebagai penyelenggara.

Mahfud menambahkan,, untuk penyediaan akses internet dari Satria-1 di lokasi pelayanan publik, Kementerian sedang mempersiapkan pengadaan ground segment.

"Diharapkan, masyarakat dapat merasakan dapat memanfaatkan kapasitas internet Satria-1 secara bertahap, mulai Januari 2024," kata Mahfud.

Adapun, peluncuran satelit ini bisa disaksikan dari Indonesia pada tanggal 19 Juni 2023 melalui kanal YouTube Kementerian Kominfo.

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya