Liputan6.com, Jakarta - Regulator dunia maya Tiongkok menyebut pihaknya telah mengeluarkan rancangan aturan untuk mengawasi manajemen keamanan teknologi pengenalan wajah di negara tersebut.
Dirancangnya aturan tentang penggunaan pengenalan wajah dilakukan usai munculnya kekhawatiran penggunaan berlebihan atas teknologi ini.
Baca Juga
Mengutip Reuters, Rabu (9/8/2023), melalui aturan tersebut, regulator Cyberspace Administration of China (CAC) mengatakan, teknologi pengenalan wajah hanya bisa dipakai untuk memproses informasi wajah jika ada tujuan dan kebutuhan yang memadai, serta dengan tindakan perlindungan yang ketat.
Advertisement
Menurut CAC, penggunaan teknologi face recognition juga harus menyertakan persetujuan dari individu.
CAC menambahkan, solusi identifikasi non-biometrik harus lebih dipilih dibandingkan face recognition, dalam kasus di mana metode tersebut sama efektifnya.
Identifikasi biometrik, khususnya pengenalan wajah memang telah masif dipakai di Tiongkok. Pada 2020, media lokal melaporkan bahwa face recognition dipakai untuk mengaktifkan dispenser tisu toilet toilet umum. Hal ini pun memicu kekhawatiran publik dan regulator saat itu.
Sejak itu, banyak pengadilan Tiongkok dan pemerintah lokal memutuskan dan mendenda perusahaan karena penggunaan pengenal wajah secara berlebihan.
Alat Pengenal Wajah Tak Boleh Dipasang di Kamar Hotel hingga Toilet Umum
Dalam rancangan aturan tersebut, CAC menyebut, pengambilan gambar dan perangkat identifikasi pribadi tidak boleh dipasang di kamar hotel, kamar mandi umum, ruang ganti, toilet, dan tempat lain yang bisa melanggar privasi orang lain.
Regulator juga menambahkan, perangkat penangkap gambar harus dipasang di tempat umum hanya untuk tujuan keselamatan publik, serta ada tanda peringatan di sebelahnya.
Rancangan aturan tersebut muncul di tengah upaya pemerintah Tiongkok untuk memperketat regulasi data, dengan mengeluarkan serangkaian aturan dan undang-undang.
Apalagi, Tiongkok memperkenalkan undang-undang pertama yang berfokus pada privasi pengguna, yakni Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi pada 2021.
Dirilisnya peraturan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan penggunaan data pengguna yang berlebihan oleh perusahaan.
Advertisement
Peraturan Tiongkok Bikin Apple Hapus 100 Aplikasi AI Mirip ChatGPT
Bicara tentang aturan online di Tiongkok, belum lama ini Apple berupaya mematuhi peraturan Tiongkok mengenai kecerdasan buatan. Hal ini dilakukan dengan menghapus aplikasi di toko aplikasi App Store lokal Tiongkok, termasuk aplikasi yang terkenal.
Sebelumnya, Apple telah menghapus sekitar 30.000 game di App Store Tiongkok. Upaya perusahaan mematuhi aturan Tiongkok dilanjutkan dengan penghapusan lebih dari 94.000 aplikasi.
Lalu Apple juga menghapus 40.000 aplikasi dari toko aplikasi App Store yang menurut regulator Tiongkok tidak memiliki lisensi yang sesuai.
Mengutip Apple Insider, Sabtu (5/8/2023), kini, Apple menargetkan penghapusan aplikasi dalam jumlah yang jauh lebih kecil, namun semuanya dalam kategori yang signifikan.
Menurut laporan South China Morning Post, lebih dari 100 aplikasi AI yang menyertakan layanan AI seperti ChatGPT bakal ditarik dari App Store dihapus pada Selasa lalu.
Dalam catatan pengembang yang dilihat Gizchina, Apple menyebut aplikasi-aplikasi dihapus karena "memasukkan konten yang ilegal di Tiongkok."
Salah satu aplikasi yang dihapus adalah Spark, yang diluncurkan sebagai aplikasi high-profile di App Store Tiongkok pada 29 Juli 2023 lalu.
Aturan Tiongkok Soal AI Bakal Berlaku 2 Minggu Lagi
Spark menghadirkan layanan chatbot dan terjemahan berbasis AI yang bernama ChatGAi Plus. Bahkan, aplikasi ini sempat menduduki peringkat ke-9 di bagan aplikasi berbayar App Store Tiongkok.
Pengembang Spark juga diberi tahu bahwa konten tersebut berada di bawah peraturan yang lebih ketat pada teknologi sintesis mendalam AI generative. Kabarnya, peraturan tersebut akan mulai di Tiongkok dalam dua minggu ke depan.
Sekadar informasi, Apple lama mendapat kritikan karena dianggap tunduk pada tekanan otoritas Tiongkok.
Menyusul pembersihan aplikasi terbarunya, Apple mengatakan, akan memberikan lebih banyak transparansi berkaitan alasannya menghapus aplikasi dari App Store.
Advertisement