Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia layanan software pembuat game, Unity, menyampaikan permintaan maaf usai sempat bikin developer game protes beberapa waktu lalu, gara-gara kebijakan biaya baru mereka.
Perusahaan pun mengatakan mereka akan mengubah dan mengumumkan kebijakan baru dalam waktu dekat, setelah diprotes banyak pembuat game.
Baca Juga
"Kami telah mendengar Anda. Kami mohon maaf atas kebingungan dan kegelisahan yang disebabkan oleh kebijakan biaya runtime yang kami umumkan pada hari Selasa," tulis Unity di akun X resmi mereka.
Advertisement
Perusahaan pembuat Unity Engine itu juga mengatakan, mereka sudah mendengarkan, berdiskusi dengan tim, komunitas, pelanggan serta mitranya, dan akan membuat perubahan di kebijakan ini.
"Kami akan membagikan pembaruan dalam beberapa hari. Terima kasih atas masukan Anda yang jujur dan kritis," kata Unity, seperti dikutip Jumat (22/9/2023).
Seperti diketahui sebelumnya, Unity pekan lalu mengumumkan aturan biaya baru untuk game-game yang menggunakan Unity Engine mereka.
Unity mengumumkan pada 1 Januari 2024, mereka akan menerapkan skema pay-per-download, yang akan membebankan biaya tetap kepada pengembang, setiap kali gim yang menggunakan software Unity diinstal.
"Kami memperkenalkan Unity Runtime Fee yang didasarkan pada setiap kali game yang memenuhi syarat diunduh oleh pengguna akhir," kata perusahaan dalam blog-nya.
Menurut perusahaan, hal itu dilakukan karena setiap kali sebuah game diunduh, maka Unity Runtime juga dipasang.
"Kami juga percaya biaya awal berbasis instalasi memungkinkan pembuat konten untuk mempertahankan keuntungan finansial yang berkelanjutan dari keterlibatan pemain, tidak seperti bagi hasil," kata penyedia game engine itu.
Aturan Biaya Baru Buat Para Pembuat Game
Prosesnya, sebelum gim dikenakan pembayaran baru, mereka harus memenuhi ambang batas pendapatan dan unduhan tertentu, berdasarkan paket langganan Unity mana yang dibayar pembuat.
Mengutip dari The Verge, Minggu (17/9/2023), biaya tersebut masih dibagi lagi tergantung di mana game ini dibeli.
Jadi, gim yang dibeli di Amerika Serikat, Inggris, atau pasar "standar" lain, akan memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan pasar "berkembang" seperti India atau China.
Berita ini mendapatkan protes dari komunitas developer game. Keluhan utamanya adalah kebijakan ini bakal sangat merugikan para pengembang solo, indie, mobile, dan yang kurang disorot.
Kekhawatiran lainnya adalah Unity menilai biaya ini didasari jumlah instalasi sebuah game, tanpa mempertimbangkan alasan lain, legal atau ilegal, atau tanpa adanya banyak pembelian.
Game bajakan, demo, game yang diunduh di beberapa perangkat, dan game yang ditawarkan pada layanan berlangganan seperti Game Pass juga ditakutkan berpotensi terkena dampak biaya baru ini.
Advertisement
Aturan Baru Unity Picu Protes Developer
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa seseorang dapat menggunakan informasi ini untuk terus-menerus mengunduh dan mengunduh ulang game sebagai bentuk protes atau kekecewaan.
Pengembang Cult of the Lamb, Massive Monster, seperti dikutip dari Gamerant, bahkan mengancam bakal menghapus game mereka pada 1 Januari 2024, sebagai bentuk protes terhadap langkah ini.
Melalui pengumuman lanjutan, Unity memberikan penjelasan lebih lanjut soal kebijakan ini. Melalui akun X-nya, mereka juga menegaskan 90 persen pelanggan tidak akan terpengaruh perubahan ini.
"Pelanggan yang akan terkena dampak umumnya adalah mereka yang telah mengalami peningkatan besar dalam hal pengunduhan dan pendapatan serta telah mencapai ambang batas jumlah pemasangan dan pendapatan kami."
"Hal ini berarti biaya yang rendah (atau tidak sama sekali) bagi pembuat konten yang belum mencapai kesuksesan, dan biaya satu kali saja bagi mereka yang sudah mencapai kesuksesan," kata perusahaan.
Unity Engine Dipakai Sejumlah Game Populer
Perusahaan juga mengatakan mereka tidak akan mengenakan biaya untuk re-install atau instal palsu, di mana yang terakhir akan dicurigai sebagai penipuan atau bot.
Biaya uji coba, demo, dan pemasangan otomatis, juga tidak dihitung dalam jumlah pemasangan. Namun, untuk early access tidak dimasukkan sebagai demo. Game yang bertujuan untuk amal juga diklaim tidak akan dikenakan beban biaya.
Unity Engine sendiri digunakan oleh banyak developer game, termasuk judul-judul besar seperti Genshin Impact, Pokemon GO, Rust, Among Us, hingga Cuphead.
Gara-gara kabar ini pula, Unity bahkan sempat terpaksa menutup kantor mereka dan membatalkan pertemuan karyawan atau town hall, usai adanya ancaman pembunuhan.
Dalam laporan Bloomberg, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (19/9/2023) CEO Unity John Riccitiello awalnya dijadwalkan berbicara di depan karyawan pada Kamis pagi pekan lalu waktu setempat.
Namun, pertemuan perusahaan harus dibatalkan dan dua kantor Unity di San Fransisco dan Austin, harus ditutup karena dugaan ancaman pembunuhan ini.
(Dio/Ysl)
Advertisement