Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo mengatakan akan memperbaiki tata kelola organisasi, demi mempercepat penyelesaian dan optimalisasi program pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi, untuk transformasi digital Indonesia.
"Untuk jangka waktu singkat kami mengharapkan akan ada segera perbaikan tata kelola BAKTI," kata Direktur Utama BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar dalam temu media di kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Baca Juga
Menurut Fadhilah, ada tiga kerangka yang mereka terapkan di sini yaitu good governance, kepedulian terhadap risiko, dan compliance atau kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan.
Advertisement
Dia menegaskan, BAKTI perlu memiliki pedoman tata kelola yang baik sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan, meningkatkan kinerja dan kontribusi perusahaan, serta menjaga keberlanjutan perusahaan secara jangka panjang dalam mendukung program-program strategis pemerintah Indonesia di masa datang.
Menurutnya, penerapan tata kelola yang baik sangat diperlukan agar dapat menjadi sarana untuk mengawal pencapaian visi, misi, dan tujuan BAKTI secara lebih baik lagi di masa depan.
Untuk mencapainya, dibutuhkan komitmen mengimplementasikan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada semua organ dan jenjang organisasi secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian rupa. Jadi, penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat berlangsung secara konsisten dan sesuai praktik-praktik terbaik.
Sementara terkait pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), diharapkan sampai 2025, seluruh desa berpemukiman di Indonesia sudah tercakup layanan seluler atau tersedia internet.
Lebih lanjut, dia menjelaskan upaya percepatan transformasi digital ini akan mencakup Pembangunan Base Transceiver Station (BTS), jaringan serat optik Palapa Ring, dan pengoperasian Satelite Republik Indonesia (SATRIA)-1.
Palapa Ring Mampu Perluas Akses Internet di Indonesia
Fadhilah mengatakan, proyek Palapa Ring sudah selesai dilaksanakan dan diklaim mampu memeratakan akses serta harga dari layanan internet cepat di seluruh kota/kabupaten di Indonesia.
“Proyek Palapa Ring merupakan proyek backbone infrastruktur telekomunikasi serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer yang menjangkau 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia,” papar Fadhilah Mathar.
Sementara untuk SATRIA-1, Fadhilah memaparkan kesiapan operasional tahun ini yang direncanakan akan siap terhubung dengan stasiun bumi, serta siap langsung terhubung dengan Remote Terminal Ground Segment di lokasi layanan publik.
Usai beroperasi, satelit SATRIA-1 akan memperkuat jaringan internet dan layanan digital di 150 ribu titik terutama yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Advertisement
Siap Rampungkan Pembangunan BTS 4G di Wilayah 3T Tahun Ini
Fadhilah juga kembali menyatakan bahwa BAKTI akan melanjutkan dan merampungkan proyek pembangunan BTS 4G di daerah 3T tahun ini, yang sebelumnya disebut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie pembangunannya telah mencapai 96 persen.
Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Danny Januar lebih lanjut menjelaskan, berdasarkan data per 16 Juli 2023 sudah beroperasi 4.343 titik BTS, termasuk adanya tambahan 626 lokasi yang sudah siap dan secara fisik sudah terbangun.
“Akumulasi capaian tahap 1 dan 2 adalah 4.343 sudah on-air, dari total 5.618 BTS, dan terdapat 1.277 BTS yang belum on-air,” ujarnya.
Proyek HBS Dihentikan, BAKTI Kominfo Alihkan Prioritas ke Ground Segment SATRIA-1
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar juga menjelaskan, terkait penghentian proyek satelit HBS ini dilakukan mengingat sumber daya pemerintah terbatas. Untuk itu, mereka kini akan memprioritaskan pembangunan ground segment Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA-1.
Menurut Fadhilah, dalam temu media di kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, Selasa (24/10/2023), anggaran untuk pembangunan satelit HBS tidak sedikit. Ia mengatakan, HBS awalnya dirancang untuk dua fungsi, yaitu pertama untuk kapasitas cadangan, dan kedua apabila SATRIA-1 gagal meluncur.
Untungnya, satelit SATRIA-1 sudah berhasil meluncur, dan diharapkan mengorbit pada November 2023 dan beroperasi mulai Januari 2024. Karenanya, urgensi terhadap satelit HBS kian menurun.
"Sehingga urgensi terhadap HBS memang semakin menurun, tetapi untuk RTGS (Remote Terminal Ground Segment) yang akan digunakan oleh sekolah, puskesmas, kebutuhannya tetap ada," kata Fadhilah.
"Anggaran HBS bukan kami batalkan, tetapi pengakhiran lebih dini. Kami alokasikan untuk pembelanjaan terkait dengan ground segment, yang nanti akan kami sebar di 37.500 wilayah di Indonesia. Jadi itu alasan utamanya," ia menjelaskan.
Terkait proyek SATRIA 1, Fadhilah menyatakan kesiapan operasional tahun ini, direncanakan akan siap terhubung dengan stasiun Bumi, serta siap untuk terhubung dengan RTGS, di lokasi layanan publik, untuk memperkuat jaringan internet dan layanan digital, di 150 ribu titik, di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
(Dio/Dam)
Advertisement