Penyebab Diare, Gejala, dan Pengobatan, Perlu Diperhatikan

Pelajari penyebab diare, gejala, cara pengobatan dan pencegahannya. Informasi lengkap tentang diare akut dan kronis untuk kesehatan pencernaan Anda.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 11 Apr 2025, 08:25 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 08:25 WIB
penyebab diare
penyebab diare ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Diare

Liputan6.com, Jakarta Diare merupakan kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar dengan frekuensi lebih sering dari biasanya dan konsistensi tinja yang lebih cair atau encer. Umumnya, diare ditandai dengan buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan tinja yang berair. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu tergantung penyebabnya.

Diare terjadi ketika usus besar tidak mampu menyerap cairan dengan baik atau ketika terlalu banyak cairan disekresikan ke dalam usus. Akibatnya, tinja menjadi sangat cair dan frekuensi buang air besar meningkat. Meski umumnya tidak berbahaya, diare yang berlangsung lama dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Berdasarkan durasinya, diare dapat dibedakan menjadi dua jenis:

  • Diare akut: berlangsung kurang dari 14 hari
  • Diare kronis: berlangsung lebih dari 14 hari

Diare akut biasanya disebabkan oleh infeksi dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Sementara diare kronis umumnya merupakan gejala dari gangguan pencernaan yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis.

Penyebab Utama Diare

Terdapat berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab diare, mulai dari infeksi hingga gangguan pencernaan kronis. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama diare:

1. Infeksi Mikroorganisme

Infeksi oleh virus, bakteri, atau parasit merupakan penyebab paling umum dari diare akut. Beberapa mikroorganisme yang sering menyebabkan diare antara lain:

  • Virus: rotavirus, norovirus, adenovirus
  • Bakteri: E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter
  • Parasit: Giardia lamblia, Cryptosporidium

Infeksi ini umumnya ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi penyebab diare.

2. Intoleransi Makanan

Beberapa orang mengalami kesulitan mencerna komponen tertentu dalam makanan, yang dapat memicu diare. Contoh intoleransi makanan yang umum meliputi:

  • Intoleransi laktosa: ketidakmampuan mencerna gula susu
  • Intoleransi fruktosa: kesulitan mencerna gula buah
  • Intoleransi gluten: reaksi terhadap protein dalam gandum dan biji-bijian tertentu

Diare akibat intoleransi makanan biasanya terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan pemicu. Gejala lain yang mungkin muncul termasuk kembung, mual, dan kram perut.

3. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan diare sebagai efek samping. Obat-obatan yang sering dikaitkan dengan diare meliputi:

  • Antibiotik: dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus
  • Obat antikanker: kemoterapi sering menyebabkan diare
  • Antasida yang mengandung magnesium: dapat melunakkan tinja
  • Obat diabetes seperti metformin

Jika Anda mengalami diare setelah memulai pengobatan baru, konsultasikan dengan dokter Anda. Jangan menghentikan pengobatan tanpa arahan medis.

4. Gangguan Pencernaan Kronis

Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan diare kronis, termasuk:

  • Irritable Bowel Syndrome (IBS): gangguan fungsi usus yang menyebabkan perubahan pola buang air besar
  • Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif: penyakit radang usus yang dapat menyebabkan diare berdarah
  • Penyakit celiac: intoleransi terhadap gluten yang menyebabkan peradangan usus
  • Pankreatitis kronis: peradangan pankreas yang mengganggu pencernaan

Diare yang disebabkan oleh gangguan kronis ini biasanya berlangsung lebih lama dan mungkin disertai gejala lain seperti nyeri perut, penurunan berat badan, atau kelelahan.

5. Faktor Gaya Hidup

Beberapa kebiasaan dan faktor gaya hidup juga dapat memicu diare, seperti:

  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Makan makanan pedas atau berlemak dalam jumlah besar
  • Stres dan kecemasan yang berlebihan
  • Perubahan pola makan yang drastis
  • Kurang tidur atau gangguan ritme sirkadian

Meskipun faktor-faktor ini jarang menyebabkan diare yang parah atau berkepanjangan, mereka dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan secara umum.

Gejala Diare

Diare dapat disertai dengan berbagai gejala, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang sering menyertai diare:

Gejala Utama

  • Buang air besar dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari
  • Tinja cair atau berair
  • Rasa tidak nyaman atau kram di perut
  • Dorongan buang air besar yang mendesak

Gejala Tambahan

  • Mual dan muntah
  • Demam ringan hingga tinggi
  • Kembung dan gas berlebih
  • Kehilangan nafsu makan
  • Rasa lemah dan lesu
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot

Gejala Diare Berat

Dalam kasus diare yang lebih serius, gejala tambahan dapat meliputi:

  • Darah atau lendir dalam tinja
  • Demam tinggi (di atas 39°C)
  • Dehidrasi berat
  • Penurunan berat badan yang signifikan
  • Nyeri perut yang parah

Tanda-tanda Dehidrasi

Dehidrasi adalah komplikasi utama dari diare, terutama pada anak-anak dan lansia. Tanda-tanda dehidrasi meliputi:

  • Rasa haus yang berlebihan
  • Mulut dan bibir kering
  • Kulit kering dan tidak elastis
  • Urine berwarna gelap dan jumlahnya sedikit
  • Mata cekung
  • Lesu dan mudah tersinggung (terutama pada anak-anak)
  • Pusing dan lemah

Penting untuk memperhatikan gejala-gejala ini, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Jika gejala diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai tanda-tanda dehidrasi, segera cari bantuan medis.

Diagnosis Diare

Diagnosis diare umumnya dimulai dengan pemeriksaan fisik dan evaluasi riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, durasi diare, dan faktor-faktor yang mungkin memicu kondisi tersebut. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam proses diagnosis diare:

1. Anamnesis (Wawancara Medis)

Dokter akan menanyakan beberapa hal penting, seperti:

  • Kapan gejala diare mulai muncul
  • Frekuensi dan konsistensi tinja
  • Ada tidaknya darah atau lendir dalam tinja
  • Gejala lain yang menyertai (misalnya demam, mual, nyeri perut)
  • Riwayat perjalanan baru-baru ini
  • Makanan yang dikonsumsi sebelum gejala muncul
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Riwayat penyakit pencernaan sebelumnya

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi umum pasien dan mencari tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lain. Pemeriksaan ini meliputi:

  • Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
  • Pemeriksaan suhu tubuh
  • Penilaian tingkat hidrasi (elastisitas kulit, kelembaban mulut)
  • Pemeriksaan perut untuk mendeteksi nyeri tekan atau pembengkakan

3. Pemeriksaan Laboratorium

Untuk kasus diare yang parah atau berkepanjangan, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tes laboratorium, seperti:

  • Pemeriksaan tinja: untuk mendeteksi adanya darah, parasit, atau bakteri penyebab infeksi
  • Tes darah lengkap: untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau peradangan
  • Tes elektrolit: untuk menilai keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
  • Tes fungsi ginjal dan hati: untuk memeriksa dampak dehidrasi pada organ-organ vital

4. Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Dalam kasus diare kronis atau yang dicurigai disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti:

  • Kolonoskopi atau sigmoidoskopi: untuk memeriksa kondisi usus besar
  • Endoskopi saluran cerna atas: untuk memeriksa lambung dan usus kecil
  • CT scan atau MRI abdomen: untuk mendeteksi kelainan struktural pada saluran pencernaan
  • Tes hidrogen napas: untuk mendiagnosis intoleransi laktosa atau pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil

5. Evaluasi Gejala dan Hasil Pemeriksaan

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter akan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh untuk menentukan penyebab diare dan merencanakan pengobatan yang tepat. Diagnosis yang akurat sangat penting untuk memastikan penanganan yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua kasus diare memerlukan pemeriksaan ekstensif. Untuk diare akut yang ringan, seringkali cukup dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis. Namun, jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai tanda-tanda yang mengkhawatirkan, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan.

Pengobatan Diare

Pengobatan diare bertujuan untuk mengatasi gejala, mencegah dehidrasi, dan menangani penyebab yang mendasarinya. Pendekatan pengobatan dapat bervariasi tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan durasi diare. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

1. Rehidrasi

Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang adalah langkah pertama dan terpenting dalam pengobatan diare:

  • Minum banyak cairan, seperti air putih, sup bening, atau minuman elektrolit
  • Larutan oralit (ORS) sangat direkomendasikan, terutama untuk anak-anak dan lansia
  • Hindari minuman yang mengandung kafein atau alkohol karena dapat memperburuk dehidrasi
  • Dalam kasus dehidrasi berat, mungkin diperlukan cairan intravena di rumah sakit

2. Pengobatan Farmakologis

Obat-obatan yang mungkin diresepkan oleh dokter meliputi:

  • Antibiotik: hanya untuk kasus diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu
  • Antidiare: seperti loperamide, untuk memperlambat pergerakan usus (tidak direkomendasikan untuk anak-anak atau diare berdarah)
  • Antiparasit: untuk diare yang disebabkan oleh infeksi parasit
  • Probiotik: untuk membantu memulihkan keseimbangan bakteri baik di usus
  • Antispasmodik: untuk mengurangi kram perut

3. Diet dan Nutrisi

Pengaturan pola makan dapat membantu pemulihan:

  • Mulai dengan makanan ringan dan mudah dicerna seperti pisang, nasi, roti panggang, dan apel (diet BRAT)
  • Hindari makanan yang dapat memperburuk diare seperti makanan pedas, berlemak, atau mengandung laktosa
  • Makan dalam porsi kecil tapi sering
  • Perlahan-lahan kembali ke pola makan normal seiring pemulihan

4. Pengobatan Penyebab Mendasar

Untuk diare kronis atau yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu, pengobatan akan difokuskan pada mengatasi penyebab utamanya:

  • Pengobatan penyakit radang usus dengan obat-obatan anti-inflamasi
  • Terapi penggantian enzim untuk insufisiensi pankreas
  • Diet bebas gluten untuk penyakit celiac
  • Manajemen stres dan perubahan pola makan untuk IBS

5. Perawatan Suportif

Beberapa tindakan suportif yang dapat membantu pemulihan:

  • Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh memulihkan diri
  • Kompres hangat pada perut untuk mengurangi kram
  • Hindari aktivitas berat sampai kondisi membaik
  • Jaga kebersihan pribadi untuk mencegah penyebaran infeksi

6. Pemantauan dan Tindak Lanjut

Penting untuk memantau perkembangan gejala dan melakukan tindak lanjut dengan dokter, terutama jika:

  • Gejala tidak membaik setelah beberapa hari pengobatan
  • Muncul tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lain
  • Diare berlangsung lebih dari dua minggu

Ingatlah bahwa pengobatan mandiri dengan obat antidiare tanpa konsultasi dokter tidak disarankan untuk anak-anak atau dalam kasus diare berdarah. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat, terutama untuk kasus diare yang parah atau berkepanjangan.

Pencegahan Diare

Mencegah diare adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan dan menghindari komplikasi yang mungkin timbul. Berikut adalah beberapa strategi efektif untuk mencegah diare:

1. Kebersihan Pribadi

Menjaga kebersihan diri adalah langkah pertama dan terpenting dalam mencegah diare:

  • Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama:
    • Sebelum menyiapkan atau mengonsumsi makanan
    • Setelah menggunakan toilet
    • Setelah mengganti popok bayi
    • Setelah menyentuh hewan atau limbah hewan
  • Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol jika air dan sabun tidak tersedia
  • Jaga kebersihan area genital dan anal, terutama setelah buang air besar

2. Keamanan Makanan dan Minuman

Pastikan makanan dan minuman yang Anda konsumsi aman:

  • Cuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum dikonsumsi
  • Masak daging, ikan, dan telur hingga matang sempurna
  • Hindari mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang, terutama saat bepergian ke daerah dengan standar kebersihan yang berbeda
  • Pastikan air minum aman dengan cara merebus, menyaring, atau menggunakan air kemasan yang terjamin kualitasnya
  • Hindari mengonsumsi makanan yang telah disimpan terlalu lama atau terlihat tidak segar

3. Vaksinasi

Beberapa vaksin dapat membantu mencegah diare yang disebabkan oleh infeksi tertentu:

  • Vaksin rotavirus untuk bayi, yang efektif mencegah diare parah akibat infeksi rotavirus
  • Vaksin tifoid untuk orang yang bepergian ke daerah dengan risiko tinggi demam tifoid
  • Vaksin kolera untuk situasi tertentu atau perjalanan ke daerah endemik kolera

4. Menjaga Kesehatan Usus

Memelihara kesehatan usus dapat membantu mencegah diare:

  • Konsumsi makanan yang kaya serat untuk menjaga keteraturan buang air besar
  • Minum cukup air untuk menjaga hidrasi dan membantu pencernaan
  • Pertimbangkan mengonsumsi probiotik untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di usus
  • Kurangi konsumsi makanan yang diproses dan tinggi gula

5. Mengelola Kondisi Medis

Jika Anda memiliki kondisi medis yang dapat memicu diare:

  • Ikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan dokter
  • Kenali dan hindari makanan pemicu jika Anda memiliki intoleransi makanan atau alergi
  • Kelola stres, karena stres dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan

6. Perhatian Khusus saat Bepergian

Saat bepergian, terutama ke daerah dengan standar kebersihan yang berbeda:

  • Hindari air keran dan es batu
  • Hanya makan makanan yang dimasak dan masih panas
  • Hindari makanan mentah, kecuali buah dan sayuran yang dapat Anda kupas sendiri
  • Gunakan air kemasan untuk menyikat gigi

7. Edukasi dan Kesadaran

Meningkatkan pengetahuan tentang penyebab dan pencegahan diare:

  • Edukasi anggota keluarga, terutama anak-anak, tentang pentingnya kebersihan
  • Pahami gejala awal diare dan kapan harus mencari bantuan medis
  • Ikuti perkembangan informasi kesehatan terkini tentang wabah penyakit atau peringatan keamanan makanan di daerah Anda

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena diare. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, dan kebiasaan hidup sehat adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan pencernaan secara keseluruhan.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun banyak kasus diare dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan perawatan di rumah, ada situasi di mana konsultasi medis sangat diperlukan. Penting untuk mengenali tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa diare mungkin lebih serius dan memerlukan perhatian medis. Berikut adalah panduan kapan Anda harus mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter:

Untuk Orang Dewasa

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Diare yang berlangsung lebih dari 2 hari tanpa perbaikan
  • Demam tinggi (di atas 39°C atau 102°F)
  • Tanda-tanda dehidrasi berat, seperti:
    • Rasa haus yang ekstrem
    • Mulut dan kulit yang sangat kering
    • Sedikit atau tidak ada produksi urin
    • Pusing atau lemah yang parah
  • Tinja berdarah atau berwarna hitam
  • Nyeri perut yang parah atau terus-menerus
  • Penurunan berat badan yang signifikan

Untuk Anak-anak

Orang tua harus segera mencari bantuan medis jika anak mereka mengalami:

  • Diare yang berlangsung lebih dari 24 jam
  • Demam di atas 39°C (102°F) untuk anak di atas 3 bulan, atau demam apapun untuk bayi di bawah 3 bulan
  • Tanda-tanda dehidrasi seperti:
    • Mulut kering dan tidak ada air mata saat menangis
    • Tidak buang air kecil selama 3 jam atau lebih
    • Mata cekung atau fontanel (ubun-ubun) yang cekung pada bayi
    • Lesu atau sangat rewel
  • Tinja berdarah atau hitam
  • Nyeri perut yang parah
  • Muntah yang terus-menerus

Kondisi Khusus

Beberapa kelompok orang mungkin perlu mencari bantuan medis lebih awal, termasuk:

  • Lansia (di atas 65 tahun)
  • Orang dengan sistem kekebalan yang lemah (misalnya, penderita HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, atau yang sedang menjalani kemoterapi)
  • Penderita penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal
  • Wanita hamil

Situasi Lain yang Memerlukan Perhatian Medis

  • Jika Anda baru kembali dari perjalanan ke luar negeri dan mengalami diare persisten
  • Jika diare terjadi setelah memulai antibiotik atau obat baru lainnya
  • Jika Anda mengalami diare berulang atau kronis (berlangsung lebih dari 4 minggu)
  • Jika diare disertai dengan gejala lain yang tidak biasa atau mengkhawatirkan

Persiapan Sebelum Konsultasi Dokter

Jika Anda memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan:

  • Catat durasi dan frekuensi diare
  • Perhatikan karakteristik tinja (warna, konsistensi, ada tidaknya darah atau lendir)
  • Buat daftar gejala lain yang Anda alami
  • Siapkan informasi tentang makanan dan minuman yang Anda konsumsi sebelum diare dimulai
  • Bawa daftar obat-obatan yang sedang Anda konsumsi
  • Jika memungkinkan, bawa sampel tinja untuk diperiksa

Ingatlah bahwa meskipun banyak kasus diare dapat sembuh sendiri, lebih baik berhati-hati dan mencari bantuan medis jika Anda ragu atau jika gejala terlihat serius. Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi dan memastikan pemulihan yang lebih cepat.

Kesimpulan

Diare merupakan kondisi umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi mikroorganisme hingga gangguan pencernaan kronis. Meskipun sebagian besar kasus diare dapat sembuh dengan sendirinya, penting untuk memahami penyebab, gejala, dan cara penanganannya yang tepat.

Pencegahan melalui kebersihan yang baik, keamanan makanan, dan gaya hidup sehat adalah kunci utama dalam mengurangi risiko diare. Namun, jika diare berlangsung lama atau disertai gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Ingatlah bahwa diare, terutama pada anak-anak dan lansia, dapat menyebabkan dehidrasi yang serius jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga hidrasi dan mencari bantuan medis ket

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya