Pengertian Tekanan Darah Rendah
Liputan6.com, Jakarta Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang berada di bawah nilai normal, yaitu kurang dari 90/60 mmHg. Berbeda dengan tekanan darah tinggi yang sering dianggap lebih berbahaya, tekanan darah rendah juga dapat menimbulkan masalah kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.
Pada dasarnya, tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Namun, bagi lansia berusia di atas 80 tahun, tekanan darah ideal cenderung berada di bawah 150/90 mmHg atau 145/85 mmHg. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah arteri yang menjadi lebih kaku seiring bertambahnya usia.
Penting untuk dipahami bahwa tekanan darah rendah dan anemia (kurang darah) adalah dua kondisi yang berbeda. Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sementara itu, tekanan darah rendah berkaitan dengan tekanan yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah saat jantung memompa darah.
Advertisement
Meskipun tekanan darah rendah sering kali tidak menimbulkan gejala serius, dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan otak tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup untuk menjaga fungsi tubuh tetap optimal. Akibatnya, penderita mungkin mengalami gejala seperti pusing, sakit kepala, atau bahkan pingsan.
Jenis-Jenis Tekanan Darah Rendah
Terdapat beberapa jenis tekanan darah rendah yang perlu diketahui:
1. Hipotensi Pasca Makan
Jenis hipotensi ini terjadi 1-2 jam setelah makan. Kondisi ini lebih sering dialami oleh lansia, terutama mereka yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Selain itu, penderita penyakit Parkinson atau gangguan sistem saraf lainnya juga rentan mengalami hipotensi pasca makan.
2. Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik terjadi ketika tekanan darah turun dengan cepat saat seseorang berdiri setelah duduk atau berbaring. Gejala yang muncul dapat berupa pusing, pandangan kabur, atau bahkan pingsan. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko jatuh, terutama pada lansia.
3. Hipotensi yang Dimediasi oleh Saraf
Jenis hipotensi ini sering terjadi setelah seseorang berdiri dalam waktu lama. Kondisi ini lebih sering menyerang orang dewasa muda dan anak-anak. Penyebabnya diduga berkaitan dengan gangguan komunikasi antara jantung dan otak.
4. Atrofi Sistem Multipel dengan Hipotensi Ortostatik
Ini adalah jenis hipotensi yang langka namun serius. Kondisi ini memengaruhi sistem saraf otonom yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak disadari, seperti detak jantung dan tekanan darah. Penderita atrofi sistem multipel dengan hipotensi ortostatik sering mengalami tekanan darah yang sangat tinggi saat berbaring, namun sangat rendah saat berdiri.
Advertisement
Penyebab Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama hipotensi:
1. Kehamilan
Selama kehamilan, sistem kardiovaskular ibu mengalami perubahan signifikan untuk memenuhi kebutuhan janin yang sedang berkembang. Salah satu perubahan tersebut adalah pelebaran pembuluh darah yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester pertama dan kedua kehamilan.
Meskipun tekanan darah rendah selama kehamilan biasanya tidak berbahaya, penting bagi ibu hamil untuk tetap memantau tekanan darahnya secara teratur. Jika terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan atau disertai gejala yang mengganggu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.
2. Gangguan Hormonal
Beberapa kondisi yang memengaruhi sistem endokrin dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Salah satu contohnya adalah penyakit Addison, suatu kondisi langka di mana kelenjar adrenal tidak dapat memproduksi hormon kortisol dan aldosteron dalam jumlah yang cukup. Kedua hormon ini berperan penting dalam mengatur tekanan darah dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Selain penyakit Addison, gangguan tiroid seperti hipotiroidisme juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup, yang dapat memengaruhi metabolisme dan fungsi kardiovaskular.
3. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan salah satu penyebab umum tekanan darah rendah. Ketika tubuh kekurangan cairan, volume darah menurun, yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Dehidrasi dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk:
- Kurang minum air
- Kehilangan cairan berlebih melalui keringat, misalnya saat berolahraga intensif atau berada di lingkungan yang sangat panas
- Diare atau muntah yang parah
- Demam tinggi
- Penggunaan diuretik berlebihan
Penting untuk menjaga hidrasi yang cukup, terutama dalam kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan cairan berlebih. Minum air secara teratur dan meningkatkan asupan cairan saat cuaca panas atau saat berolahraga dapat membantu mencegah dehidrasi dan tekanan darah rendah yang terkait.
4. Kehilangan Darah
Kehilangan darah dalam jumlah besar dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan. Hal ini dapat terjadi akibat:
- Cedera atau trauma yang menyebabkan perdarahan eksternal
- Perdarahan internal, misalnya akibat ulkus lambung atau pecahnya pembuluh darah
- Menstruasi yang sangat berat (menorrhagia)
- Komplikasi selama atau setelah operasi
Dalam kasus kehilangan darah yang parah, penanganan medis segera sangat penting untuk menghentikan perdarahan dan mengembalikan volume darah ke tingkat normal. Transfusi darah mungkin diperlukan dalam kasus yang serius.
5. Masalah Jantung
Berbagai kondisi jantung dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Beberapa di antaranya meliputi:
- Bradikardi (detak jantung yang terlalu lambat)
- Masalah pada katup jantung
- Serangan jantung
- Gagal jantung
Ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, aliran darah ke seluruh tubuh berkurang, yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Penting untuk melakukan pemeriksaan jantung rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular.
6. Efek Samping Obat
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sebagai efek samping. Obat-obatan tersebut termasuk:
- Obat antihipertensi (obat tekanan darah tinggi)
- Diuretik
- Beberapa jenis antidepresan
- Obat untuk penyakit Parkinson
- Obat erectile dysfunction
Jika Anda mengalami gejala tekanan darah rendah setelah memulai pengobatan baru, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Jangan pernah menghentikan atau mengubah dosis obat tanpa petunjuk medis.
Gejala Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah tidak selalu menimbulkan gejala, terutama jika penurunannya tidak signifikan. Namun, ketika gejala muncul, mereka dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Berikut adalah beberapa gejala umum tekanan darah rendah:
1. Pusing dan Kepala Terasa Ringan
Salah satu gejala paling umum dari tekanan darah rendah adalah pusing atau kepala terasa ringan. Sensasi ini sering terjadi ketika seseorang berdiri terlalu cepat dari posisi duduk atau berbaring. Hal ini disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak secara tiba-tiba.
2. Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur atau berkunang-kunang juga merupakan gejala yang sering dialami oleh penderita tekanan darah rendah. Ini terjadi karena berkurangnya aliran darah ke mata, yang dapat memengaruhi fungsi retina secara sementara.
3. Kelelahan dan Kelemahan
Perasaan lelah yang berlebihan atau kelemahan umum dapat menjadi tanda tekanan darah rendah. Ketika darah tidak mengalir secara efisien ke seluruh tubuh, organ-organ dan jaringan mungkin tidak menerima oksigen dan nutrisi yang cukup, menyebabkan rasa lelah.
4. Mual dan Muntah
Beberapa orang dengan tekanan darah rendah mungkin mengalami mual atau bahkan muntah. Ini bisa terjadi karena berkurangnya aliran darah ke sistem pencernaan.
5. Kulit Pucat dan Dingin
Kulit yang pucat dan terasa dingin saat disentuh bisa menjadi tanda tekanan darah rendah. Ini terjadi karena darah dialihkan dari permukaan kulit ke organ-organ vital.
6. Detak Jantung Cepat atau Tidak Teratur
Dalam upaya untuk mengompensasi tekanan darah yang rendah, jantung mungkin berdetak lebih cepat atau dengan ritme yang tidak teratur. Ini adalah upaya tubuh untuk meningkatkan aliran darah.
7. Kesulitan Berkonsentrasi
Kurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan ringan.
8. Pingsan
Dalam kasus yang lebih serius, tekanan darah rendah dapat menyebabkan pingsan atau kehilangan kesadaran sejenak. Ini terjadi ketika otak tidak menerima cukup oksigen.
Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa orang mungkin mengalami beberapa gejala, sementara yang lain mungkin tidak mengalami gejala sama sekali meskipun tekanan darah mereka rendah. Jika Anda sering mengalami gejala-gejala ini, terutama jika mereka mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Advertisement
Diagnosis Tekanan Darah Rendah
Diagnosis tekanan darah rendah melibatkan beberapa langkah dan mungkin memerlukan berbagai tes medis. Berikut adalah proses umum yang digunakan untuk mendiagnosis hipotensi:
1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis
Langkah pertama dalam diagnosis adalah pemeriksaan fisik menyeluruh dan pengambilan riwayat medis. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang Anda alami, riwayat kesehatan keluarga, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan gaya hidup Anda. Informasi ini penting untuk memahami konteks dan kemungkinan penyebab tekanan darah rendah.
2. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah adalah tes utama untuk mendiagnosis hipotensi. Dokter akan mengukur tekanan darah Anda menggunakan sfigmomanometer, baik yang manual maupun digital. Pengukuran mungkin dilakukan beberapa kali dalam posisi berbeda (duduk, berbaring, dan berdiri) untuk melihat bagaimana tekanan darah Anda berubah dengan perubahan posisi.
3. Tes Tilt-Table
Jika dokter mencurigai hipotensi ortostatik, mereka mungkin merekomendasikan tes tilt-table. Dalam tes ini, Anda akan berbaring di meja yang dapat dimiringkan dari posisi horizontal ke posisi hampir vertikal. Tekanan darah dan detak jantung Anda akan dipantau selama tes untuk melihat bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap perubahan posisi.
4. Elektrokardiogram (EKG)
EKG digunakan untuk memeriksa aktivitas listrik jantung Anda. Tes ini dapat membantu mendeteksi masalah jantung yang mungkin berkontribusi pada tekanan darah rendah, seperti detak jantung yang tidak teratur atau masalah pada otot jantung.
5. Ekokardiogram
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambar jantung Anda. Tes ini dapat membantu dokter melihat struktur dan fungsi jantung Anda, termasuk bagaimana jantung memompa darah.
6. Tes Darah
Berbagai tes darah mungkin dilakukan untuk memeriksa kondisi yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, seperti anemia, gangguan tiroid, atau ketidakseimbangan elektrolit. Tes darah juga dapat membantu menilai fungsi ginjal dan hati.
7. Pemantauan Tekanan Darah Ambulatori
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pemantauan tekanan darah ambulatori selama 24 jam. Ini melibatkan penggunaan alat yang dapat Anda kenakan yang mengukur tekanan darah Anda secara berkala sepanjang hari dan malam.
8. Tes Stres
Tes stres mungkin dilakukan untuk melihat bagaimana jantung Anda bekerja saat Anda berolahraga. Ini dapat membantu mendeteksi masalah jantung yang mungkin tidak terlihat saat Anda beristirahat.
Setelah melakukan tes-tes ini, dokter akan mengevaluasi hasil dan menentukan apakah Anda menderita tekanan darah rendah. Jika didiagnosis dengan hipotensi, dokter akan bekerja dengan Anda untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mengembangkan rencana pengobatan yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis yang akurat adalah langkah pertama menuju pengelolaan yang efektif. Jika Anda mengalami gejala yang konsisten dengan tekanan darah rendah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Cara Mengatasi Tekanan Darah Rendah
Penanganan tekanan darah rendah tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi tekanan darah rendah:
1. Perubahan Gaya Hidup
Beberapa perubahan gaya hidup sederhana dapat membantu mengatasi tekanan darah rendah:
- Minum lebih banyak air: Pastikan Anda cukup terhidrasi untuk membantu meningkatkan volume darah.
- Konsumsi lebih banyak garam: Jika tidak ada kontraindikasi medis, meningkatkan asupan garam dapat membantu meningkatkan tekanan darah. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan ini.
- Makan dalam porsi kecil tapi sering: Ini dapat membantu mencegah penurunan tekanan darah setelah makan.
- Bangun perlahan: Hindari berdiri terlalu cepat dari posisi duduk atau berbaring untuk mencegah pusing.
- Hindari alkohol: Alkohol dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan tekanan darah.
- Gunakan stoking kompresi: Ini dapat membantu mencegah penumpukan darah di kaki dan meningkatkan sirkulasi.
2. Pengobatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengatasi tekanan darah rendah. Beberapa opsi pengobatan meliputi:
- Fludrokortison: Obat ini membantu meningkatkan volume darah.
- Midodrine: Obat ini membantu mengencangkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
- Droxidopa: Digunakan untuk mengobati hipotensi ortostatik pada pasien dengan kondisi neurologis tertentu.
3. Pengobatan Penyebab Dasar
Jika tekanan darah rendah disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti gangguan jantung atau endokrin, pengobatan akan difokuskan pada mengatasi kondisi tersebut.
4. Olahraga
Latihan teratur, terutama latihan yang meningkatkan kekuatan otot kaki, dapat membantu meningkatkan sirkulasi dan mencegah penumpukan darah di kaki.
5. Penyesuaian Obat
Jika tekanan darah rendah disebabkan oleh efek samping obat, dokter mungkin menyesuaikan dosis atau mengganti obat tersebut.
6. Makan Makanan Kaya Nutrisi
Konsumsi makanan yang kaya vitamin B12, folat, dan zat besi dapat membantu mencegah anemia, yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
7. Manajemen Stres
Teknik relaksasi dan manajemen stres dapat membantu mengatur tekanan darah dan mencegah fluktuasi yang ekstrem.
Penting untuk diingat bahwa penanganan tekanan darah rendah harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan penyebab spesifik. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai pengobatan atau membuat perubahan signifikan dalam gaya hidup Anda.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter
Meskipun tekanan darah rendah tidak selalu memerlukan penanganan medis, ada situasi di mana Anda harus segera mencari bantuan dokter. Berikut adalah beberapa kondisi yang mengindikasikan perlunya konsultasi medis:
1. Gejala yang Parah atau Persisten
Jika Anda mengalami gejala tekanan darah rendah yang parah atau terus-menerus, seperti pusing yang intens, kelemahan ekstrem, atau kesulitan bernapas, segera hubungi dokter atau cari bantuan medis darurat.
2. Pingsan
Jika Anda pernah pingsan atau sering merasa seperti akan pingsan, ini adalah tanda bahwa Anda perlu evaluasi medis segera. Pingsan dapat menyebabkan cedera dan mungkin merupakan tanda masalah kesehatan yang serius.
3. Perubahan Mendadak dalam Tekanan Darah
Jika Anda memantau tekanan darah Anda di rumah dan melihat penurunan yang signifikan atau tiba-tiba, konsultasikan dengan dokter Anda.
4. Gejala Syok
Jika Anda mengalami gejala syok, seperti kulit dingin dan lembab, napas cepat, atau denyut nadi yang lemah dan cepat, segera cari bantuan medis darurat. Syok adalah kondisi yang mengancam jiwa.
5. Tekanan Darah Rendah dengan Kondisi Medis Lain
Jika Anda memiliki kondisi medis lain seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan endokrin, dan Anda mulai mengalami gejala tekanan darah rendah, segera hubungi dokter Anda.
6. Efek Samping Obat
Jika Anda curiga bahwa obat yang Anda konsumsi menyebabkan tekanan darah rendah, jangan berhenti mengonsumsi obat tersebut tanpa konsultasi dokter. Hubungi dokter Anda untuk mendiskusikan kemungkinan penyesuaian dosis atau perubahan obat.
7. Gejala yang Mengganggu Kualitas Hidup
Bahkan jika gejala Anda tidak parah, tetapi mereka mengganggu aktivitas sehari-hari atau kualitas hidup Anda, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
8. Pemeriksaan Rutin
Jika Anda memiliki riwayat tekanan darah rendah atau faktor risiko untuk kondisi ini, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Dokter Anda dapat memantau tekanan darah Anda dan membuat penyesuaian pengobatan jika diperlukan.
Ingatlah bahwa tekanan darah rendah, meskipun sering dianggap kurang berbahaya dibandingkan tekanan darah tinggi, tetap dapat menjadi masalah kesehatan yang serius. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda memiliki kekhawatiran tentang tekanan darah Anda atau mengalami gejala yang mengganggu.
Selalu lebih baik untuk berhati-hati dan mendapatkan evaluasi profesional daripada mengabaikan gejala yang mungkin menunjukkan masalah kesehatan yang lebih serius. Dokter Anda dapat memberikan diagnosis yang akurat dan rencana pengobatan yang sesuai untuk membantu Anda mengelola tekanan darah rendah dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.
Kesimpulan
Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi medis yang sering kali diabaikan, namun dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Meskipun tidak selalu berbahaya seperti tekanan darah tinggi, hipotensi tetap memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat.
Memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasi tekanan darah rendah sangat penting. Mulai dari faktor-faktor seperti kehamilan, gangguan hormonal, dehidrasi, hingga masalah jantung, berbagai kondisi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Gejala-gejala seperti pusing, lemah, dan bahkan pingsan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan dalam kasus yang parah, dapat membahayakan keselamatan.
Diagnosis yang akurat melalui pemeriksaan fisik, tes darah, dan prosedur khusus seperti tes tilt-table sangat penting untuk menentukan penyebab dan tingkat keparahan hipotensi. Penanganan dapat melibatkan perubahan gaya hidup sederhana seperti meningkatkan asupan cairan dan garam, hingga pengobatan medis untuk kasus yang lebih serius.
Yang terpenting, jangan mengabaikan gejala tekanan darah rendah. Jika Anda mengalami gejala yang mengganggu atau persisten, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan. Dengan penanganan yang tepat, sebagian besar kasus hipotensi dapat dikelola dengan baik, memungkinkan penderitanya untuk menjalani kehidupan yang sehat dan aktif.
Ingatlah bahwa setiap individu unik, dan apa yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak efektif untuk yang lain. Oleh karena itu, penting untuk bekerja sama dengan dokter Anda untuk mengembangkan rencana pengelolaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat, tekanan darah rendah tidak perlu menjadi penghalang untuk menjalani kehidupan yang berkualitas.
Advertisement
