Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (11/4/2025). IHSG akan bergerak di kisaran 6.376-6.510.
IHSG menguat 4,79 persen ke posisi 6.254 disertai dengan munculnya volume pembelia, pergerakan IHSG pun mampu menembus area resistance terdekat pada Kamis, 10 April 2025.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada skenario merah, IHSG diperkirakan sedang berada pada awal wave B sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan target terdekat berada di 6.376-6.510.
Advertisement
“Namun, pada skenario hitam (worst case) diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (v) sehingga masih terdapat potensi koreksi di mana IHSG akan mengarha ke 5.633-5.770,” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 5.825,5.742 dan level resistance 6.405,6.510 pada Jumat pekan ini.
Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi melemah dengan level support dan level resistance 6.160-6.530.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Sedangkan Herditya memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness
AKRA menguat 22,22% ke 1,100 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, pergerakan AKRA sedang berada pada bagian awal dari wave A dari wave (B), sehingga AKRA masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.010-1.070
Target Price: 1.195, 1.260
Stoploss: below 970
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness
Saham BBCA menguat 3,79% ke 8.225 tetapi pergerakannya tertahan oleh MA20. Ia menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi BBCA saat ini berada pada bagian awal dari wave 1 dari wave (5), sehingga BBCA masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 7.800-8.125
Target Price: 8.675, 9.125
Stoploss: below 7.700
3.PT Barito Renewables Energy Tbk BREN - Spec Buy
BREN menguat 17,65% ke 5,000 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BREN saat ini berada pada bagian dari wave [ii], sehingga BREN masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata Herditya.
Spec Buy: 4.670-4.940
Target Price: 5.700, 6.350
Stoploss: below 4.550
4.PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) - Buy on Weakness
Saham CPIN menguat 3,21% ke 4.180 dan masih didominasi oleh volume pembelian, tetapi penguatan CPIN masih tertahan MA20. Ia mengatakan, pihaknya perkirakan, posisi CPIN saat ini berada pada bagian dari wave (iv), sehingga CPIN masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 4.090-4.150
Target Price: 4.430, 4.600
Stoploss: below 4.000
Advertisement
Penutupan IHSG pada 10 April 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan Kamis (10/4/2025). Penguatan IHSG terjadi usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda penerapan tarif resiprokal selama 90 hari terhadap sejumlah negara.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melambung 4,79 persen ke posisi 6.254,02. Indeks LQ45 naik 5,64 persen ke posisi 707,11. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG didorong euforia penundaan tarif impor selama 90 hari oleh Amerika Serikat untuk sebagian negara kecuali China. "Meskipun eskalasi perang dagang China vs AS tetap berlangsung untuk balas membalas tarif. Penguatan ini juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar Rupiah dan penguatan bursa global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG kembali sentuh posisi 6.300. Tepatnya, IHSG menyentuh posisi 6.310,82. Selain itu, IHSG sentuh posisi terendah 6.188,67.
Penguatan IHSG ini juga didorong 553 saham yang melesat. Sedangkan 84 saham melemah dan 160 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.207.343 kali dengan volume perdagangan 22,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.794.
Seluruh sektor saham kompak melesat. Sektor saham basic melonjak 7,03 persen, dan catat penguatan terbesar. Disusul sektor saham consumer siklikal bertambah 6,11 persen dan sektor saham energi melambung 5,51 persen.
Selain itu, sektor saham industri menguat 3,03 persen, sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 4,56 persen, sektor saham kesehatan bertambah 3,2 persen. Lalu sektor saham keuangan menanjak 3,39 persen, sektor saham properti naik 4 persen, sektor saham teknologi melesat 5,03 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 5,19 persen dan sektor saham transportasi menguat 4,32 persen.
Apa Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Phintraco Sekuritas menyebutkan, penguatan IHSG didorong oleh sentimen positif dari keputusan Trump yang menunda kebijakan tarif resiprokal selama 90 hari, termasuk terhadap Indonesia.
‘Penguatan IHSG didukung oleh hampir seluruh indeks sektoral yang bergerak positif,” sebut Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, dikutip dari Antara.
Selain sentimen kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), pelaku pasar juga tengah menantikan rilis laporan keuangan kuartal I-2025 oleh perusahaan, yang apabila masih resilien maka berpotensi menjadi pendorong kenaikan indeks.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan realisasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral, serta penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
Pada Rabu, 9 April 2025, sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.
Negara yang akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen. Trump mengatakan sudah ada lebih dari 75 negara yang siap bernegosiasi dengan AS.
Advertisement
