Penipuan Deepfake AI Bikin Resah, Kominfo Ingatkan Masyarakat Tentang Hal Ini

Kominfo mengingatkan masyarakat tentang bahaya maraknya penipuan yang menggunakan kecerdasan buatan (AI).

oleh Robinsyah Aliwafa Zain diperbarui 25 Apr 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 10:30 WIB
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani Pangarepan
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangarepan ingatkan bahaya deepfake AI di acara peluncuran VIDA Deepfake Shield (Liputan6.com/Robinsyah Aliwafa Zain)

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya penipuan yang menggunakan teknologi deepfake memberikan kekhawatiran bagi industri bisnis di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya edukasi soal teknologi ini agar tidak menjadi korban.

Penipuan melalui deepfake merupakan aksi kejahatan yang menggunakan teknolgi untuk membuat video atau pun audio yang terlihat realistis.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menyoroti perkembangan penyalahgunaan deepfake AI yang makin meluas.

"Dampak dari deepfake ini sangat luas, banyak terjadi kasus-kasus penipuan yang menggunakannya, salah satu contoh penipuan deepfake dalam bisnis adalah penggunaan deepfake untuk meniru karyawan atau jajaran eksekutif perusahaan untuk menipu karyawan lain agar menuruti perintah dari pelaku," tutur Semuel dalam acara peluncuran whitepaper VIDA Deepfake Shield, Rabu (24/4/2024).

Meskipun Kominfo belum menemukan kasus penipuan yang melibatkan teknologi deepfake di industri bisnis di Indonesia, jenis penipuan berbasis AI ini telah terjadi di negara lain.

Semuel mengatakan penipuan yang menggunakan teknologi deepfake telah terjadi di Hong Kong, dan Kominfo tidak ingin perusahaan yang menjalankan bisnis di Indonesia mengalami kejadian serupa.

Oleh sebab itu, ia mengingatkan masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia agar mengantisipasi segala bentuk penipuan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

"Dalam mengidentifikasi potensi penipuan ini, kita harus meneliti dengan detail suara dan video dengan seksama. Jika ada ketidaksesuaian, kita perlu waspada," kata Semuel.

 

 

Semuel Apresiasi VIDA atas Peluncuran Solusi Pertahanan Keamanan Siber

Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Mengingat deepfake merupakan ancaman serius bagi keamanan data siber bagi pelaku bisnis di Indonesia, Semuel mengingatkan perlunya pembaruan teknologi keamanan digital yang digunakan.

Dalam peluncuran whitepaper VIDA Deepfake Shield, Semuel mengapresiasi upaya VIDA untuk memberikan solusi kepada pelaku bisnis untuk meningkatkan perlindungan terhadap penipuan berbasis AI deepfake.

"Saya mengapresiasi inovasi VIDA sebagai salah satu Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) Indonesia yang telah merancang solusi pertahanan berlapis untuk mendeteksi dan menetralisir penipuan siber secara efektif,” ujar Semuel.

Sebagai informasi, VIDA Deepfake Shield adalah solusi pertahanan canggih berlapis yang dirancang untuk mendeteksi dan menetralisir penipuan deepfake secara efisien.

 

VIDA Hadirkan Deepfake Shield, Solusi Perlindungan dari Penipuan Berbasis Deepfake

Peluncuran VIDA Deepfake Shield
VIDA mengumumkan peluncuran whitepaper Deepfake Shield (Liputan6.com/Robinsyah Aliwafa Zain)

Perusahaan keamanan digital VIDA meluncurkan sistem keamanan baru. Sistem ini disebut menjadi solusi untuk terhindar dari ancaman deepfake yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Salah satu penyalahgunaan AI adalah yang kini populer adalah deepfake. Teknologi ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meniru wajah dan suara seseorang secara realistis.

Niki Luhur, Founder and Group CEO VIDA, dalam acara peluncuran whitepaper: 'WHAT THE FAKE?: Siapkah Bisnis di Indonesia Melawan Penipuan deepfake yang Dihasilkan AI?' menekankan potensi bahaya dari penyalahgunaan deepfake AI.

Niki menuturkan, "Teknologi deepfake memperkenalkan era baru ancaman dunia maya yang mampu menghancurkan kepercayaan dan keamanan dalam interaksi bisnis digital dalam sekejap."

Selain itu, ia juga memperhatikan banyak perusahaan dan pelaku bisnis yang belum menyadari bahaya penyalahgunaan deepfake.

"Hal ini mengkhawatirkan karena sebagian besar profesional melakukan aktivitas dalam ketidaktahuan, rentan terhadap jenis penipuan digital yang dapat langsung mengurangi kepercayaan dan keamanan," ujar Niki.

Penyalahgunaan deepfake dapat mengancam identitas seseorang dan meningkatkan resiko reputasi negatif terhadap keamanan bisnis.

Data dari VIDA menunjukkan 58 persen profesional di Indonesia tidak mengenali teknologi AI, termasuk deepfake. Oleh sebab itu, VIDA kini memperkenalkan Deepfake Shield.

VIDA Deepfake Shield merupakan pertahanan canggih berlapis yang dirancang untuk memberdayakan bisnis digital dalam mendeteksi, serta menetralisir penipuan deepfake secara efisien.

Fitur VIDA Deepfake Shield

Peluncuran VIDA Deepfake Shield
Peluncuran VIDA Deepfake Shield (Liputan6.com/Robinsyah Aliwafa Zain)

Berikut fitur unggulan dari VIDA Deepfake Shield dalam melindungi perusahaan dari serangan Deepfake 

  • Verifikasi Identitas Real-Time: Dengan memverifikasi identitas secara instan, VIDA memastikan bahwa transaksi tetap cepat dan aman, secara langsung mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh deepfake.
  • Integrasi yang Mulus di Seluruh Platform: Dirancang dengan mempertimbangkan kemampuan beradaptasi, mudah terintegrasi ke dalam infrastruktur yang ada, meningkatkan keamanan tanpa mengganggu pengalaman pengguna.
  • Pertahanan Tingkat Lanjut: Menggunakan teknologi mutakhir seperti Passive Liveness Detection dan Biometric Attack Prevention, VIDA Deepfake Shield menawarkan perlindungan terhadap teknik penipuan digital tercanggih, termasuk deep fakes, presentation attacks, dan injection attacks.

Dalam peluncuran sistem keamanan ini, Sati Rasuanto, Co-founder and President VIDA menyimpulkan pentingnya kesadaran mengenai ancaman deepfake yang membahayakan.

"Peluncuran VIDA Deepfake Shield dan whitepaper terbaru menunjukkan komitmen VIDA untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko deepfake," tutur Sati.  

Infografis Buntut Aksi Hacker Bjorka & Prioritas RUU Perlindungan Data Pribadi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Buntut Aksi Hacker Bjorka & Prioritas RUU Perlindungan Data Pribadi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya