Pentingnya Edukasi Keamanan Siber Sejak Dini di Kalangan Pelajar

Dengan memahami pentingnya keamanan siber, para pelajar dapat menggunakan teknologi dengan lebih aman dan bertanggung jawab, serta terhindar dari berbagai risiko serangan siber.

oleh Iskandar diperbarui 11 Jul 2024, 11:21 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 11:11 WIB
Ilustrasi cyber security
Semakin maju dunia teknologi, masing-masing individu harus segera membekali diri dengan ilmu tentang keamanan siber. (Foto: Pexels/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Di era digital saat ini, keamanan siber menjadi semakin penting, terutama bagi para pelajar yang aktif menggunakan internet dan media sosial.

Dengan memahami pentingnya keamanan siber, para pelajar dapat menggunakan teknologi dengan lebih aman dan bertanggung jawab, serta terhindar dari berbagai risiko serangan siber yang dapat merugikan mereka, seperti pencurian data pribadi.

Untuk meningkatkan kesadaran pelajar dalam menjaga data pribadi di dunia maya, Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) menggelar webinar bertajuk "Cyber Security Awareness".

Webinar ini diikuti 655 siswa dari 5 SMK di bawah naungan YPT, yaitu SMK Telkom Malang, SMK Telkom Jakarta, SMK Telkom Purwokerto, SMK Telkom Banjarbaru, dan SMK Telkom Sidoarjo.

Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan serupa yang dilakukan secara onsite di Kampus Telkom Makassar dan SMK Telkom Malang.

Materi pelatihan difokuskan pada pendalaman data pribadi di seluruh platform media sosial, mulai dari kategori data pribadi hingga modus operandi para pelaku kejahatan siber.

Ketua Pelaksana Kegiatan, Aris Puji Santoso, mengatakan para pemateri menjelaskan mengenai social engineering, praktik manipulasi psikologis yang digunakan untuk mendapatkan informasi sensitif atau akses ke sistem yang terlarang.

"Modus ini seringkali memanfaatkan kelemahan psikologis manusia untuk mencapai tujuannya," kata Aris melalui keterangannya, Kamis (11/7/2024).

Ia menilai pelatihan ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan memahami pentingnya melindungi data pribadi.

Kesan dan Harapan Peserta

655 siswa dari 5 SMK Telkom mengikuti webinar "Cyber Security Awareness". Dok: YPT
655 siswa dari 5 SMK Telkom mengikuti webinar "Cyber Security Awareness". Dok: YPT

Calon siswa SMK Telkom Malang angkatan 33, Naura Azima Bilqis, mengaku mendapatkan banyak informasi bermanfaat tentang cyber security dan jadi mengetahui cara melindungi diri dari serangan siber melalui pelatihan ini.

"Materinya sangat informatif dan teknis. Saya menjadi memahami apa itu cyber security dan bagaimana cara meminimalisir risiko terkena hack," ujar Naura.

Sementara Andrian Dwi Putra Wibowo dari SMK Telkom Jakarta menyebut bisa mendapatkan banyak pengetahuan baru dari pelatihan ini.

"Saya mempelajari teknik fisik, ransomware, spyware, dan hardware. Sangat detail dan jadi paham apa saja yang perlu kita jaga dari serangan hacker," ucapnya.

Kepala SMK Telkom Jakarta, Krisnha Prasetyo Surendro, berharap pelatihan serupa dapat diadakan kembali ke depannya.

"Pelatihan cyber security ini mengajarkan secara detail bagaimana meminimalisasi serangan pada komputer dan data personal," tutur Krisnha.

Pakar Keamanan Siber Beberkan Tips Antisipasi Serangan Ransomware

Ransomware
Indonesia Kena Serangan Siber, Pakar: Jangan Sepelekan Keamanan. (Doc: PCMag)

Di sisi lain, untuk mengantisipasi terjadinya serangan ransomware, Ketua Komtap Cyber Security Awareness Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (Aptiknas), Alfons Tanujaya memberikan beberapa tips jitu, terutama bagi pelaku bisnis.

Alfons mengatakan, menghadapi ransomware sebenarnya tidak terlalu sulit. Pada prinsipnya, serangan ini sulit ditangkal dengan program antivirus apapun karena mereka selalu berubah, dan dalam kasus tertentu yang menyerang adalah manusia sehingga sangat sulit ditangkal oleh antivirus.

"Satu-satunya cara yang paling efektif menekan kerugian dari ransomware adalah disiplin melakukan backup dan backup-nya ditempatkan secara terpisah atau offline sehingga tidak ikut terenkripsi ketika diserang oleh ransomware," kata Alfons dilansir dari Antara, Jumat (5/7/2024).

Alfons menambahkan, pencadangan data tersebut harus ditempatkan secara terpisah atau offline agar tidak ikut terenkripsi saat serangan terjadi.

Ada juga solusi seperti vaksin protect yang bisa melindungi data dari ransomware, yakni data yang berhasil dienkripsi bisa dikembalikan hanya dengan satu klik tanpa mengandalkan backup.

Menurutnya, pencadangan data sangat penting dalam mencegah terganggunya operasional akibat data yang dienkripsi oleh ransomware.

 

Pelatihan Kesadaran Keamanan

Alfons Tanujaya
Pengamat Keamanan Siber sekaligus pendiri Vaksincom Alfons Tanujaya. (Liputan6.com/Agustin S. Wardani)

Namun, dia mengingatkan bahwa jika data tersebut berhasil diunduh oleh penyerang, ada potensi rahasia data tersebut disebarkan, yang bisa merugikan perusahaan.

Selain disiplin melakukan pencadangan data, perusahaan juga harus meningkatkan kesadaran dan pemahaman karyawan tentang ancaman ransomware.

Dia mengatakan pelatihan kesadaran keamanan bisa dilakukan dengan mengirimkan file phishing secara otomatis kepada karyawan dan memperingatkan jika mereka tertipu mengklik tautan berbahaya.

Karyawan juga perlu dididik untuk selalu mengamankan aset digital mereka menggunakan program pengelola password dan mengaktifkan verifikasi dua langkah (two-factor authentication).

Kebiasaan untuk rutin melakukan pencadangan data dan menghindari penggunaan program bajakan atau mengunjungi situs-situs berbahaya juga sangat penting dilakukan.

Apabila perusahaan terkena serangan ransomware, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memisahkan komputer yang terinfeksi dari jaringan. Selanjutnya, perusahaan harus memeriksa keamanan jaringan untuk memastikan tidak ada infeksi lain.

"Pastikan data backup aman dan lakukan instal ulang aplikasi dari awal guna memastikan tidak ada jejak ransomware yang tertinggal," kata dia.

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya