Sumber Serangan Cyber Paling Banyak Dari China dan Indonesia

Selain China, Indonesia ternyata menjadi salah satu negara sumber lalu lintas serangan paling banyak, berada di peringkat kedua dunia.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 31 Jul 2013, 15:25 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2013, 15:25 WIB
cybercrime-130528b.jpg
Selain China, Indonesia ternyata menjadi salah satu negara sumber lalu lintas serangan paling banyak. Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan angka 21 persen. Posisi kedua sebelumnya diduduki oleh Amerika Serikat. Hal itu terungkap dari laporan tiga bulanan 'State of the Internet' yang dirilis Akamai.

Bahkan dalam laporan itu disebutkan lebih dari setengah dari keseluruhan serangan berasal dari China dan Indonesia.
Data itu didapat dari hasil pantauan lalu lintas serangan yang berasal dari 177 negara yang berbeda selama kuartal pertama 2013, yang dikutip Rabu (31/7/2013).

China disebutkan masih tetap menjadi sumber utama serangan dengan 34 persen, turun dari 41 persen pada kuartal sebelumnya. Amerika Serikat kini bergeser dari peringkat kedua menjadi ketiga dengan porsi 8,3 persen.

Port 445 (Microsoft-DS) tetap menjadi port yang paling banyak diincar selama kuartal pertama ini, dengan porsi serangan mencapai 23 persen. Port 80 (WWW HTTP) berada di peringkat kedua dengan 14 persen, dengan mayoritas serangan berasal dari Indonesia.

Namun Akamai mengingatkan bahwa negara-negara yang diidentifikasi dari alamat IP sumber tersebut, bukan berarti sebagai negara sumber para penyerang berasal. Seseorang di Amerika Serikat bisa saja melancarkan serangan melalui sistem yang telah terkompromisasi dari negara mana pun di dunia.

Serangan DDos dan Account Checker

Selama kuartal pertama 2013, Akamai mencatat setidaknya ada sekitar 208 serangan -- naik dari kuartal sebelumnya yang mencapai 200 serangan.

Dari serangan tersebut, 35 persen mengincar konsumen di bidang Enterprise; 32 persen menargetkan konsumen di bidang Komersial; 22 persen mengintai konsumen di bidang Media; 7 persen mengincar konsumen High Tech; dan 4 persen sisanya menargetkan konsumen di bidang Sektor Publik.

Usaha pengambilalihan akun milik sejumlah organisasi e-commerce juga banyak terjadi. Dengan menggunakan 'account checkers', para penyerang dapat dengan cepat mengetahui kombinasi ID/password pengguna yang valid dari sejumlah besar situs-situs e-commerce.

Jika satu akun berhasil ditembus, para penyerang akan dapat mengumpulkan data pribadi dan informasi kartu kredit pengguna untuk menjalankan aksi penipuan selanjutnya. (dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya