Rupiah Melemah, Samsung Optimis Pasar Notebook PC Tumbuh

Ada sejumlah faktor yang disebut sebagai faktor yang bisa membuat Samsung tetap optimis dengan pasar notebook di Indonesia.

oleh Ervina Anggraini diperbarui 29 Agu 2013, 18:40 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2013, 18:40 WIB
samsung-ativ-130829c.jpg

Kondisi nilai tukar mata uang rupiah yang melemah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir masih terjadi hingga hari ini. Notebook merupakan salah satu perangkat elektronik yang diprediksi mengalami kenaikan harga. Namun demikian, Samsung optimis jika notebook besutannya masih bisa menguasai pasar Tanah Air.

Pertumbuhan pasar notebook Samsung mencapai 4,3 persen atau setara dengan 3,8 juta unit hingga akhir tahun. Ada sejumlah faktor yang disebut sebagai faktor yang bisa membuat Samsung tetap optimis dengan pasar notebook di Indonesia.

"Kehadiran notebook dengan harga USD 600 - 800 justru akan naik, karena memang rata-rata pendapatan orang Indonesia naik. Seperti notebook Samsung Ativ Book 9 Lite yang dibanderol seharga Rp 6,99 juta dan Rp 7,99 jutta berpotensi besar," jelas Sung Khiun selaku IT Business Director PT Samsung Indonesia di Plaza Bapindo, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Efek melemahknya rupiah juga disebut tidak akan langsung berpengaruh pada notebook besutan Samsung. Stok produk yang masih ada kemungkinan masih bisa disiasati dengan banderol harga lama.

Namun tidak dapat dipungkiri jika demand pasar terhadap produk elektronik akan menurun sekitar 10 hingga 15 persen. Musim liburan, tepatnya pada bulan November-Desember, diprediksi bisa kembali menggiatkan jumlah penjualan notebook, terkait dengan tradisi memberikan hadiah akhir tahun dan Natal.

Notebook untuk segmen mid-low kemungkinan yang paling terasa terpengaruh karena terkait dengan segmen calon pembeli yang umumnya memiliki dana terbatas. Sehingga para pembeli ini kerap menyiasati dengan membeli produk spesifikasi yang lebih rendah namun tetap sesuai dengan dana yang ada.

Sementara untuk notebook high end dan premium, Sung menambahkan tidak akan ada pengaruh yang signifikan. "Bahkan kalaupun ada kenaikan harga 5 hingga 10 persen untuk segmen ini tetap tidak akan berpengaruh," tutur Sung. (vin/gal)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya