TV Layar Lengkung: TV Masa Depan Atau Hanya Sekadar Gimmick?

TV layar lengkung disebut mampu mengeliminasi masalah distorsi visual seperti tampilan kabur atau berkurangnya detail gambar di tepi layar.

oleh Iskandar diperbarui 04 Feb 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2014, 08:00 WIB
tv-140203c.jpg
Dari tahun ke tahun bentuk TV semakin tipis sehingga bisa digantung di dinding. Kualitas gambar menjadi hal yang paling utama, bahkan TV 3D telah tiba. Dan kini beberapa vendor elektronik raksasa menawarkan TV berlayar melengkung guna memberikan kenyamanan menonton bagi para konsumennya.

LG dan Samsung adalah dua produsen TV yang mengaku telah menyuguhkan teknologi terbaik pada seperangkat TV melengkung buatannya. Keduanya mengklaim, ketika penonton duduk di tengah-tengah layar melengkung, mereka akan mendapatkan perspektif suara dan pandangan yang menakjubkan.



Apakah benar demikian atau itu hanya akal-akalan produsen TV agar konsumen mempertimbangkan untuk membeli TV baru?


TV Lengkung Pertama di Indonesia
LG adalah vendor elektronik pertama yang memasarkan TV layar melengkung di Indonesia lewat seri EA9800 pada November 2013. TV tersebut mengusung layar jenis Organic Light Emitting Diode (OLED) seluas 55 inci yang diklaim sebagai TV OLED melengkung tertipis di dunia.

Meski tipis, TV itu memiliki kecepatan respon melebihi TV layar datar. Jika televisi LCD dan LED berada di kisaran dua sampai empat millisecond, kecepatan respons EA9800 mencapai 1000 kali lebih cepat. Soal harga, TV melengkung ini ditawarkan dengan harga sekitar Rp 150 juta.



OLED sendiri merupakan materi karbon yang mengubah listrik menjadi cahaya. Sementara LCD dan LED membutuhkan cahaya tambahan untuk menyinari kristal. OLED tak membutuhkan sumber cahaya terpisah sehingga membuat TV bisa lebih tipis dan hemat energi.

Sejatinya TV layar lengkung ini sudah diperkenalkan LG pada ajang Consumer Electronics Show (CES) 2013. Kemudian LG mulai memamerkan produk tersebut pada gelaran Internationale Funkausstellung (IFA) di Berlin, Jerman pada September 2013.


Kehadirannya Masih Diragukan
Selain LG, pesaing beratnya yaitu Samsung baru-baru ini juga memamerkan TV layar lengkung terbesar di dunia berukuran 105 inci di ajang CES pada awal Januari 2014. Uniknya, TV yang dijuluki `bendable TV` itu bisa ditekuk hingga layarnya melengkung.

Mengutip laman BBC, Selasa (4/2/2014), secara fisik TV itu berlayar datar, tapi bentuknya bisa berubah menjadi melengkung hanya dengan menyentuh sebuah tombol. Sistem mekanis yang ada akan mendorong tepi layar keluar untuk mentransformasikan bentuknya.



Namun kehadiran produk ini kurang mendapat sambutan hangat oleh para pengamat industri, yang meragukan inovasi layar lengkung. "Tantangan terberat perusahaan adalah menunjukkan dan meyakinkan bahwa dunia benar-benar membutuhkan teknologi ini, " kata Martin Garner, konsultan teknologi televisi dari CCS Insight.

Sementara editor global Stuff Magazine, Will Findlater menyatakan bahwa akan banyak kalangan yang meragukan teknologi tersebut dan mempertanyakan seberapa besar perbedaan kualitas gambar ketika orang menonton siaran TV.


Keunggulan Layar Lengkung
Berbeda dengan TV layar datar, TV layar lengkung disebut-sebut dapat membuat mata pengguna memiliki jarak yang relatif sama untuk menjangkau setiap gambar yang terpampang pada layar.

Di samping itu, dengan kemiringan kedua sisi yang mendekat pada mata pengguna, TV layar lengkung disebut mampu mengeliminasi masalah distorsi visual seperti tampilan kabur atau berkurangnya detail gambar pada tepi layar.



Bahkan TV layar lengkung memiliki keunggulan tersendiri pada kualitas gambar, yang mana pada jarak tertentu mampu menampilkan gambar yang lebih hidup dan bisa mengeluarkan sensasi tiga dimensi tanpa perlu menggunakan kacamata khusus. Tertarik untuk membelinya?

Akhir tahun lalu Samsung telah menurunkan harga jual TV OLED 55 inci miliknya, dari harga 15 juta won atau sekitar Rp 138 juta menjadi 9,9 juta won atau sekitar Rp 91 juta. LG juga mengumumkan harga TV OLED layar lengkungnya untuk pasar Korea Selatan turun hingga 30%, dari 15 juta won atau sekitar Rp 147,26 juta menjadi 10,9 juta won atau sekitar Rp 107 juta. (isk)


Baca juga:
Dikembangkan Sejak 1995, TV 8K Baru Siap Hadir di Tahun 2020
Resolusi 4K Tak Hanya Dominasi Televisi
TV 4K Bakal Jadi Tren di Tahun Ini
Smart TV: Tak Sekadar Hubungkan TV ke Internet
Teknologi TV OLED `200 Kali Lebih Tipis Dari Rambut Manusia`
TV 3D Tanpa Kacamata Memang Menggoda, Tapi Bisa Merusak Mata?
Televisi 3D Punya Karakter Yang Sama Dengan Mata Manusia
Panel LCD `Terbuat` Dari Ekstrak Kolesterol Wortel
TV Plasma Hadir di Tahun 1960an dan Akan Mati Tahun Ini?
Televisi Lahir Dari Kepingan Logam `Teleskop Elektrik`
Televisi Berwarna Lahir Dari `Kelamnya` Perang Dunia II




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya