Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mendesak pihak sekolah dan orang tua melarang murid memainkan skip challenge. Pasalnya, meski dianggap hanya permainan, skip challenge sebenarnya sangat berbahaya.
"Kita serukan aja supaya ada pengawasan dari sekolah, dari orang tua, untuk menghindari anak-anak supaya jangan sampai terpengaruh dengan permainan yang membahayakan itu," kata Muhadjir seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (16/3/2017).
Skip challenge adalah permainan menekan kuat-kuat bagian dada seseorang oleh satu atau beberapa orang lain dalam waktu cukup lama. Akibatnya, orang itu akan pingsan beberapa menit sebelum siuman.
Advertisement
Saat dadanya ditekan, seseorang akan kekurangan oksigen hingga bisa merusak kerja organ tubuh seperti jantung dan paru-paru. Tak hanya itu, penekanan dada kuat-kuat juga bisa meretakan atau mematahkan tulang dada. Patahan tulang itu bisa menusuk organ vital seperti jantung dan paru-paru.
"Jangka pendek bisa henti nafas, henti jantung, kemudian suplai oksigen ke organ penting seperti otak itu terganggu," kata dokter spesialis paru dan penyakit pernapasan Jamal Zaini.
Meski terkesan menyenangkan, tapi skip challenge ternyata membahayakan. Jadi, masyarakat diimbau untuk menghindari permainan skip challenge.
Saksikan pernyataan Mendikbud Muhadjir Effendy atas pelarangan skip challenge berikut ini.