VIDEO: Cerita Korban Penodongan Angkot saat Disandera

Risma menuturkan, saat itu dia berusaha tenang meski sangat takut saat disandera penodong di dalam angkot.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Apr 2017, 15:21 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 15:21 WIB
Penyanderaan di Angkot
Risma menuturkan, saat itu dia berusaha tenang meski sangat takut saat disandera penodong di dalam angkot (Liputan 6 SCTV).

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi Risma Oktaviani, korban penodongan dan penyanderaan di dalam angkot KWK T25 jurusan Rawamangun-Pulogadung terus membaik. Setelah sempat trauma, Risma mampu berkisah tentang aksi kejahatan yang menimpanya.

Risma menuturkan, saat itu dia berusaha tenang meski sangat takut saat disandera penodong di dalam angkot. Apalagi pelaku sempat hendak melukai anaknya, Dafa, saat polisi berusaha melumpuhkannya.

"Kenceng banget kan tembakan itu. Ternyata cuma ke atas. Karena polisi nggak mau menanggung risiko ke saya katanya. Karena posisi saya dekat sekali dengan pelaku," cerita Risma.

Sementara itu, setelah luka tusuk pada tubuh putranya dioperasi, kondisinya kini juga membaik.

"Luka senjata itu tak sampai menembus rongga dada. Jadi sebatas dinding dada. Karena pasien masih anak-anak, maka dilakukan tindakan anestesi umum," jelas Susan Hendriarini, dokter ahli bedah yang menangani Dafa.

Minggu malam, 9 April 2017, Risma dan Dafa (2) ditodong Hermawan (28) saat menumpang KWK T25 jurusan Rawamangun-Pulogadung.

Warga yang melihat peristiiwa itu langsung mengepung angkot. Hermawan langsung menyandera Risma. Ia mengancam Risma dengan sebilah pisau di lehernya.

Peristiwa penyanderaan berlangsung sekitar 30 menit. Aiptu Sunaryanto melumpuhkan pelaku dengan tembakan di lengan kanan.

Saksikan cerita Risma, korban penyanderaan di dalam angkot  KWK T25 jurusan Rawamangun-Pulogadung.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya