Liputan6.com, Jakarta Inter Milan menegaskan, presidennya, Erick Thohir tidak sedang diselidiki pihak bewajib terkait korupsi dana sosialisasi Asian Games 2018. Lewat situs resminya, Nerazzurri kembali menjelaskan komitmen Erick Thohir terhadap pemberantasan korupsi di Tanah Air.
Korupsi dana sosialisasi Asian Games 2018 telah menyeret dua petinggi KOI, Dodi Iswandi (Sekjen) dan Anjas Rivai (Bendahara Umum) jadi pesakitan. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka bersama Agus Ikhwan, penyedia jasa kegiatan karnaval Sosialisasi Asian Games di Surabaya.
Advertisement
Baca Juga
Belakangan, nama Erick Thohir mulai disebut-sebut. Pemilik Grup Astra International itu kabarnya bakal ikut diperiksa Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Namun Inter dengan tegas membantahnya.
"Tuan Thohir sepenuhnya mendukung penindakan anti-korupsi di Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Presiden KOI," demikian pernyataan resmi klub seperti dilansir football-italia.net.
Kemarin, Thohir juga sempat berbicara pada media di Indonesia menyangkut pemeriksaan dirinya. "Kami menghargai hukum dan jika terbukti saya bersalah, saya siap untuk dihukum. Situasi ini jangan dipolitisasi. Tapi jika saya bersalah, saya siap dipenjara," kata Thohir kepada wartawan.
Thohir mulai masuk ke Inter pada September 2013. Saat itu, ia membeli 70 persen saham Inter dari Massimo Moratti. Lalu pada 15 November 2013, pengusaha pemilik Grup Astra International itu ditunjuk sebagai presiden Inter menggantikan Moratti, yang tetap menjadi presiden kehormatan.
Namun, pada Juni 2016, Thohir tak lagi menjadi penguasa di Inter setelah ia memutuskan menjual sebagian besar saham Inter kepada perusahaan konsorsium Tiongkok, Grup Suning, milik pengusaha kaya, Zhang Jindong. Kini, Thohir hanya memegang saham minoritas saja di Inter.
(Abul Muamar)