Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Pusat Federasi [Panjat Tebing](3085280https://www.liputan6.com/dashboard/articles/create "") Indonesia (PP FPTI) meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla turun tangan membantu agar nomor andalan panjat tebing Indonesia pada Asian Games 2018 bisa dipertandingkan. Jika nomor unggulan yang berpotensi emas dicoret OCA (Komite Olimpiade Asia), maka target emas dari panjat tebing bisa melayang.
PP FPTI perlu angkat bicara dengan wacana pengurangan nomor cabor panjat tebing untuk Asian Games 2018 ini. Itu karena nomor-nomor yang terancam dihapus justru merupakan nomor-nomor unggulan yang diproyeksikan emas.
Baca Juga
Wapres diminta turun tangan karena FPTI melihat pihak Komite Olimpiade Indonesia (KOI) kurang maksimal dalam memperjuangkan nomor-nomor andalan Indonesia dan lebih banyak mengikuti arahan OCA.
Diketahui, sebelumnya FPTI mengajukan 12 nomor pertandingan dari tiga katagori yakni Speed, Boulder dan Lead pada Asian Games 2018. Jumlah nomor kemudian dikurangi menjadi 10 nomor dan turun lagi menjadi delapan.
Terakhir, dalam pertemuan technical delegate bersama OCA, disampaikan bahwa jumlah nomor yang dipertandingkan hanya dua nomor yaitu nomor kombinasi atau gabungan antara speed, lead dan boulder putra dan putri, atau yang biasa disebut nomor olimpik.
“Wakil Presiden selaku Ketua Pengarah Panitia Asian Games 2018 (INASGOC--red) harus turun tangan dan meminta OCA agar tidak mencoret nomor-nomor andalan panjat tebing Indonesia yang ditargetkan meraih dua emas,” ujar Ketua Umum PP FPTI, Faisol Riza didampingi Manajer Kompetisi PP FPTI Pontas Sitanggang, Manajer Pelatnas Asian Games Pristiawan Buntoro dan Ketua Bidang Organisasi FPTI, Waras Budi Hartawan kepada wartawan.
“Jika hanya mempertandingkan dua nomor kombinasi, maka peluang emas bagi Indonesia sangat berat, sebab nomor andalan kita ada di speed. Nomor kombinasi belum pernah dipertandingkan di multi ajang internasional resmi dan baru disosialiasikan untuk Olimpiade 2020. Kami hanya mengingatkan agar kita tidak menyesal kemudian karena tidak bisa meraih sukses prestasi saat Asian Games digelar di rumah sendiri,” jelas Riza.
Advertisement
Upayakan Berbagai Cara
Menurut Riza, pemerintah dalam hal ini Wapres, harus bekerja keras dan mencari berbagai cara dalam berkomunikasi dengan OCA untuk bisa menjaga target emas kontingen Indonesia dengan mempertahankan nomor-nomor andalan emas. Dia ingin Wapres mencontoh Malaysia saat menjadi tuan rumah dan meraih sukses di SEA Games 2017.
Selain terancam kehilangan emas, pengurangan nomor cabor panjat tebing menjadi hanya dua nomor, dikhwatirkan akan meruntuhkan semangat atlet Pelatnas yang berjumlah 21 orang. Sebab, pengurangan nomor secara drastis tersebut membuat kuota atlet nasional yang tampil di Asian Games 2019 juga akan menjadi sangat sedikit.
FPTI sudah mengirimkan surat meminta bantuan kepada pihak-pihak terkait, seperti KOI dan Rita Subowo selaku Ketua Perwakilan OCA di Indonesia. Bahkan surat kepada Wapres sudah pernah dilayangkan, namun hal ini belum mendapat respon.
“Hari ini kami akan mengirimkan surat kedua kepada Wapres agar membantu panjat tebing tetap mempertandingkan nomor-nomor andalan di Asian Games 2018, demi Indonesia agar meraih sukses prestasi pada pesta olahraga tingkat Asia. Masih ada waktu untuk berjuang,” kata Faisol.
Sementara itu, Pristiawan Buntoro mengakui bahwa nomor andalan Indonesia saat ini adalah nomor speed. Hal itu terlihat dari kemajuan para atlet yang saat ini menjalani Pelatnas di Yogyakarta.
"Untuk nomor speed, Sabri dan Aspar, dalam latihan Pelatnas sudah beberapakali memecahkan rekor dunia. Atlet putri kita juga sudah ada yang bisa menyamai rekor dunia saat test event di Cikole pekan lalu. Jadi kita optimis nomor speed ini berpotensi besar meraih emas,” jelasnya.
Dengan demikian, jika Asian Games 2018 hanya mempertandingkan nomor kombinasi atau gabungan speed, lead dan boulder, maka peluang emas menjadi berat. Sebab, Jepang dan Korea Selatan serta beberapa negara lain saat ini lebih dominan di nomor lead dan boulder.
Advertisement