Evi Ungkap Kendala Terbesarnya Berjuang di Asian Para Games

Evi mengungguli dua pelari putri Jepang di Asian Para Games, Maekawa Kaede 16,89 detik dan Tozawa Tomomi 16,98 detik.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 10 Okt 2018, 18:40 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 18:40 WIB
Atletik Kembali Berjaya, Tiarani Karisma Sukses Meraih Emas
Pelari Indonesia, Tiarani Karisma Evi beradu cepat pada final Asian Para Games cabang atletik nomor lari 100 meter T42 / T63 di SUGBK, Jakarta, Rabu (10/10). Evi mengalahkan dua atlet Jepang, Maekawa Kaede dan Tozawa Tomomi. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Triani Kharisma Evi, peraih medali emas Asian Para Games 2018 dari cabang olahraga nomor lari 100 meter putri T42/T63 mengungkapkan kendala terbesarnya bertanding di event untuk penyandang disabilitas.

Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Rabu (10/10/2018), Evi meraih medali emas dengan catatan waktu 14,98 detik. Dia mengungguli dua pelari putri Jepang di Asian Para Games, Maekawa Kaede 16,89 detik dan Tozawa Tomomi 16,98 detik.

Perolah medali itu menjadi penyeimbang kelemahan kaki kiri Evi yang menjadi kendala baik dalam latihan ataupun keseharian.

"Kendala keseimbangan itu yang pertama karena kaki saya sayang satu lebih lemah. Saya harus menyesuaikan," kata atlet asal Boyolali Jawa Tengah itu, dikutip dari Antara.

Medali emas nomor lari 100 meter putri T42/T63 itu menjadi medali kedua atlet berusia 17 tahun itu setelah perolehan medali perak pada nomor lompat jauh putri T42-44/61-64 pada perlombaan Rabu (9/10).

"Sebenarnya target kemarin dua emas. Tapi, hasil satu ini saja sudah alhamdulillah. Saya memang ditargetkan emas pada 100 meter ini setelah melakukan persiapan sejak Januari," kata siswa kelas 12 sekolah menengah atas di Surakarta itu.

* Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gugup

Evi mengaku sempat gugup ketika harus berlomba di Stadion Utama GBK. Namun, kepercayaan dirinya mampu menghalau perasaan gugup dan menang meskipun dikepung oleh dua para-atlet Jepang.

"Ini adalah penghargaan bagi saya. Ini pencapaian terbaik saya," ujar atlet yang bercita-cita mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020 itu. (Ant)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya