Kontraktor Migas Tak Alergi Jual Gas ke Domestik

Perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia mengaku tidak alergi memasok gas ke pasar domestik

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Mar 2014, 10:16 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2014, 10:16 WIB
4-pltg-tambak-lorok-140128c.jpg
Tahap awal, CNG ini akan memberikan pasokan gas 10 BBTUD dan secara bertahab akan mencapai full capacity 50 BBTUD (Foto: Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan minyak dan gas (migas) yang beroperasi di Indonesia mengaku tidak alergi memasok gas ke pasar domestik, asalkan harganya disesuaikan dengan keekonomian.

Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA) Lukman Mahfoedz mengatakan, saat ini sudah 60% produksi gas dalam negeri digunakan untuk dalam negeri. Hal ini menunjukkan dukungan para Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dalam mengembangkan pemanfaatan gas dalam negeri.

"Kebutuhan sekarang ini, semua KKS telah suplai 60 %  lebih dari pada produksinya untuk domestik," kata Lukman, di Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Lukman menuturkan, peningkatan pasokan gas ke konsumen domestik tersebut menandakan para kontraktor yang mencari gas di Indonesia tidak alergi memasok gasnya ke dalam negeri.

"Hal yang juga penting bahwa KPS atau PSC tidak alergi tehadap suplai domestik. Kami tidak alergi pada kebutuhan domestik asal ada pembelinya. Kalau ada pembeli yang bersaing tentunya kami senang suplai pada domestik," ungkapnya.

Penyesuaian harga gas tersebut akan membantu pengembangan industri migas, karena eksplorasi membutuhkan biaya tinggi. Yang tidak kalah penting adalah suplai gas membutuhkan infrastruktur, dalam pembangunan infrastruktur ini tidak bisa hanya mengandalkan investor hulu.

"Investor lainnya juga harusnya ikut berpartisipasi untku membuat infrastruktur sehingga gas bisa dialirkan. Gas itu tidak bisa tanpa infrastruktur, tanpa pipa, tidak bisa," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya