Penyebab Liver, Pahami Faktor Risiko dan Cara Menjaga Kesehatan Hati

Pelajari berbagai penyebab liver dan cara menjaga kesehatan organ vital ini. Kenali faktor risiko, gejala, serta langkah pencegahan penyakit hati.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 10 Apr 2025, 10:50 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 10:50 WIB
penyebab liver
penyebab liver ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Liver atau hati merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang memiliki peran penting dalam berbagai proses metabolisme. Namun, berbagai faktor dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati yang berpotensi berkembang menjadi penyakit liver serius.

Salah satu penyebab utama penyakit liver adalah infeksi virus, terutama virus hepatitis, seperti hepatitis A, B, dan C. Infeksi ini dapat merusak jaringan hati dan mengganggu fungsinya. Selain infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan juga menjadi faktor risiko utama kerusakan hati, yang dapat menyebabkan penyakit hati alkoholik dan sirosis hati.

Memahami penyebab liver dan cara menjaga kesehatannya sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

Pengertian dan Fungsi Liver

Liver atau hati adalah organ padat terbesar dalam tubuh manusia yang terletak di bagian kanan atas rongga perut. Organ ini memiliki berbagai fungsi penting, antara lain:

  • Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat berbahaya
  • Memproduksi empedu untuk membantu pencernaan lemak
  • Menyimpan vitamin dan mineral
  • Mengatur kadar gula darah
  • Memproduksi protein dan faktor pembekuan darah
  • Membantu sistem kekebalan tubuh

Dengan peran yang begitu vital, gangguan pada fungsi hati dapat berdampak serius bagi kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai penyebab liver dan cara menjaga kesehatannya.

Jenis-Jenis Penyakit Liver

Terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang organ hati, di antaranya:

1. Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Terdapat beberapa jenis virus hepatitis, yaitu:

  • Hepatitis A: Ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
  • Hepatitis B: Dapat menular melalui darah, cairan tubuh, atau dari ibu ke bayi saat persalinan
  • Hepatitis C: Umumnya ditularkan melalui darah yang terinfeksi
  • Hepatitis D dan E: Lebih jarang terjadi namun tetap berbahaya

2. Sirosis Hati

Sirosis adalah kondisi di mana jaringan hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi hati secara progresif. Penyebab utama sirosis antara lain konsumsi alkohol berlebihan dan hepatitis kronis.

3. Perlemakan Hati

Perlemakan hati atau fatty liver disease terjadi ketika lemak menumpuk dalam sel-sel hati. Kondisi ini dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan (alcoholic fatty liver disease) atau faktor lain seperti obesitas dan diabetes (non-alcoholic fatty liver disease).

4. Kanker Hati

Kanker hati dapat tumbuh secara primer di organ hati atau merupakan metastasis dari kanker di organ lain. Faktor risiko utama kanker hati primer adalah sirosis dan infeksi hepatitis B atau C kronis.

Penyebab Utama Penyakit Liver

Berikut adalah beberapa penyebab utama yang dapat memicu terjadinya penyakit liver:

1. Infeksi Virus

Infeksi virus hepatitis merupakan salah satu penyebab utama penyakit liver. Virus hepatitis dapat menyebabkan peradangan akut maupun kronis pada hati yang berpotensi berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.

2. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Alkohol bersifat toksik bagi sel-sel hati. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati permanen, mulai dari perlemakan hati hingga sirosis.

3. Obesitas dan Pola Makan Tidak Sehat

Kelebihan berat badan dan pola makan tinggi lemak jenuh serta gula dapat memicu penumpukan lemak di hati. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya perlemakan hati non-alkoholik yang berpotensi berkembang menjadi peradangan dan kerusakan hati.

4. Penggunaan Obat-obatan

Beberapa jenis obat, baik yang dijual bebas maupun dengan resep dokter, dapat menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan atau dalam jangka panjang. Contohnya adalah parasetamol dan beberapa obat herbal tertentu.

5. Penyakit Autoimun

Pada kondisi autoimun seperti hepatitis autoimun, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan hati jangka panjang.

6. Faktor Genetik

Beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi fungsi hati dan meningkatkan risiko penyakit liver. Contohnya adalah hemokromatosis (penumpukan zat besi berlebih) dan penyakit Wilson (gangguan metabolisme tembaga).

Gejala Penyakit Liver

Gejala penyakit liver seringkali tidak spesifik dan baru muncul ketika kerusakan hati sudah cukup lanjut. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Kelelahan dan lemas berkepanjangan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian kanan atas
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
  • Kulit dan mata menguning (jaundice)
  • Urine berwarna gelap
  • Feses berwarna pucat
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Pembengkakan pada perut dan kaki
  • Mudah memar atau berdarah

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, terutama jika disertai faktor risiko penyakit liver, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis Penyakit Liver

Untuk mendiagnosis penyakit liver, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi:

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, gejala yang dialami, serta faktor risiko yang mungkin dimiliki. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari tanda-tanda penyakit liver seperti pembesaran hati atau jaundice.

2. Tes Darah

Beberapa jenis tes darah yang umum dilakukan untuk menilai fungsi hati antara lain:

  • Tes fungsi hati: mengukur kadar enzim hati seperti SGOT, SGPT, dan alkaline phosphatase
  • Tes bilirubin
  • Tes albumin
  • Tes koagulasi
  • Tes serologi untuk hepatitis

3. Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti USG, CT scan, atau MRI dapat membantu menilai struktur hati dan mendeteksi adanya kelainan seperti tumor atau sirosis.

4. Biopsi Hati

Dalam beberapa kasus, biopsi hati mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis atau menilai tingkat keparahan penyakit. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan hati untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Penyakit Liver

Pengobatan penyakit liver tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa pendekatan pengobatan yang umum dilakukan antara lain:

1. Pengobatan Farmakologis

Obat-obatan yang mungkin diresepkan dokter termasuk:

  • Antivirus untuk hepatitis B dan C
  • Obat imunosupresan untuk hepatitis autoimun
  • Obat untuk mengatasi gejala seperti gatal atau asites
  • Suplemen vitamin dan mineral

2. Perubahan Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam pengelolaan penyakit liver, meliputi:

  • Berhenti mengonsumsi alkohol
  • Menurunkan berat badan jika obesitas
  • Menerapkan pola makan sehat dan seimbang
  • Olahraga teratur
  • Menghindari obat-obatan yang dapat merusak hati

3. Penanganan Komplikasi

Komplikasi penyakit liver seperti asites atau varises esofagus memerlukan penanganan khusus yang mungkin melibatkan prosedur medis tertentu.

4. Transplantasi Hati

Pada kasus penyakit liver stadium akhir, transplantasi hati mungkin menjadi satu-satunya pilihan pengobatan yang efektif.

Pencegahan Penyakit Liver

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan hati dan mencegah penyakit liver:

1. Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan

Jika Anda memilih untuk mengonsumsi alkohol, lakukanlah dengan bijak dan dalam jumlah terbatas. Bagi pria, batas aman adalah tidak lebih dari 2 gelas per hari, sedangkan untuk wanita tidak lebih dari 1 gelas per hari.

2. Vaksinasi Hepatitis

Vaksinasi hepatitis A dan B sangat efektif dalam mencegah infeksi virus hepatitis. Pastikan Anda dan keluarga telah mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan.

3. Praktikkan Seks Aman

Penggunaan kondom dapat membantu mencegah penularan hepatitis B dan C melalui hubungan seksual.

4. Hindari Berbagi Alat Pribadi

Jangan berbagi alat-alat pribadi seperti sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik untuk mencegah risiko penularan hepatitis B dan C.

5. Jaga Berat Badan Ideal

Obesitas meningkatkan risiko perlemakan hati. Pertahankan berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.

6. Batasi Konsumsi Gula dan Lemak Jenuh

Konsumsi berlebihan gula dan lemak jenuh dapat memicu penumpukan lemak di hati. Utamakan makanan yang kaya serat, protein nabati, dan lemak sehat.

7. Hindari Paparan Zat Beracun

Berhati-hatilah saat menggunakan bahan kimia seperti pestisida atau pelarut. Gunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk mengurangi risiko paparan.

8. Konsumsi Kopi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara teratur dapat membantu melindungi hati dari kerusakan. Namun, pastikan untuk tidak menambahkan gula atau krim berlebihan.

Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Liver

Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait penyakit liver. Mari kita luruskan dengan fakta yang benar:

Mitos: Penyakit liver hanya menyerang peminum alkohol

Fakta: Meskipun konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko utama, penyakit liver juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain seperti infeksi virus, obesitas, atau kelainan genetik.

Mitos: Penyakit liver selalu menimbulkan gejala yang jelas

Fakta: Banyak penyakit liver, terutama pada tahap awal, tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting untuk deteksi dini.

Mitos: Obat herbal selalu aman untuk liver

Fakta: Beberapa obat herbal justru dapat menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan atau mengandung bahan yang tidak aman. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen atau obat herbal.

Mitos: Penyakit liver tidak dapat dicegah

Fakta: Sebagian besar penyakit liver dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari alkohol berlebihan, dan melakukan vaksinasi hepatitis.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan seperti:

  • Kelelahan berkepanjangan yang tidak membaik dengan istirahat
  • Nyeri perut yang persisten, terutama di bagian kanan atas
  • Perubahan warna kulit atau mata menjadi kekuningan
  • Pembengkakan pada perut atau kaki
  • Mudah memar atau berdarah
  • Perubahan warna urine menjadi gelap atau feses menjadi pucat

Selain itu, jika Anda memiliki faktor risiko tinggi seperti riwayat hepatitis, konsumsi alkohol berlebihan, atau obesitas, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin fungsi hati meskipun tidak ada gejala yang terlihat.

Kesimpulan

Liver atau hati merupakan organ vital yang memiliki peran penting dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab liver mengalami gangguan, mulai dari infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, hingga pola makan tidak sehat. Memahami penyebab dan faktor risiko penyakit liver sangat penting untuk dapat melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin serta penerapan gaya hidup sehat merupakan kunci utama dalam menjaga kesehatan hati. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko tinggi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan penanganan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang positif, sebagian besar penyakit liver dapat dicegah atau dikelola dengan baik, sehingga kualitas hidup tetap optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya