Liputan6.com, Karawang Pertumbuhan masyarakat kelas menengah menjadi faktor pendorong investor untuk menanamkan investasinya. Sebab populasi yang melimpah membuat Indonesia bukan hanya menjadi pasar, tetapi juga sebagai basis industri, terutama industri otomotif.
"Kelas menengah yang mapan akan mengundang industri yang baik, bukan hanya menyuplai ke pasar Indonesia, tetapi menjadikan Indonesia sebagai  basis industri, di mana nantinya produk yang dihasilkan didalam negeri bukan hanya untuk pasar regional, tetapi juga pasar global," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi di Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014).
Dia menjelaskan, jumlah kelas menengah pada tahun ini di Indonesia akan capai 150 juta orang. Ini lebih besar 3 kali lipat dibanding Filipina sebesar 50 juta orang, lebih besar 4 kali lipat dari Thailand yang kurang dari 40 juta orang. Bahkan hampir 5 kali lipat dibanding Malaysia yang kurang dari 30 juta orang dan Vietnam yang hanya 28 juta orang.
Menurut Lutfi, pertumbuhan masyarakat kelas menengah menjadi sangat penting. Dengan pendapatan US$ 3 ribu per kapita, masyarakat kelas ini sudah mampu membeli televisi keduanya, dan dengan US$ 5 ribu per kapita, masyarakat mampu beli alat rumah tangga, temasuk kendaraan pribadi.
"Di Jepang, dari 1.000 orang, yang punya mobil sekitar 580 orang, ini berarti satu mobil untuk dua orang, di Thailand, dari 1.000, 182 orang diantaranya punya mobil, sedang di Indonesia, dari 1.000, hanya 40 orang yang punya mobil, ini berarti hanya 4%," jelasnya.
Oleh sebab itu, dengan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, maka produksi mobil di Indonesia yang ditargetkan mencapai 2 juta unit pada 2020, diharapkan dapat berjalan lebih cepat.
"Saya rasa 2 juta unit itu bisa terlaksana kurang dari 2020. Ini menjadi tonggak sejarah baru tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga pasar internasional," tandas dia.