Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak menerima pernyataan jika keberadaan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) memunculkan kekhawatiran pembengkakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin, Budi Darmadi mengungkapkan, produksi mobil murah hanya satu persen dari total produksi mobil nasional.
"Bayangkan produksi mobil selama setahun 1,2 juta unit, sedangkan produksi LCGC cuma 100 ribu unit. Dari Oktober lalu, jumlah mobil murah 120 ribu unit, jadi cuma satu persen saja," tutur dia kesal saat ditemui di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Budi mengaku, total mobil yang beredar di Indonesia saat ini mencapai 10 juta unit. Dan lanjutnya, sekitar 99% dari mobil tersebut adalah penyedot BBM bersubsidi.
"LCGC irit cuma makan BBM 20 km per liter, nah yang banyak sedot BBM bersubsidi yang 99% mobil biasa itu. Contohnya saya pakai Fortuner saja bisa makan BBM tiga kalinya LCGC," terangnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, Kemenperin telah mendesain tangki BBM mobil murah untuk konsumsi RON 92 alias pertamax. Namun jika konsumen melenceng dari aturan, maka itu hak masing-masing.
"Ya itu kan urusan konsumen mau isi pakai solar, premium, atau sirup juga boleh. Tapi yang jelas mobil bisa rusak dan garansi hangus. Jadi hak konsumen, kita nggak bisa ikut campur," ucapnya.
Dia mengaku, pihaknya sedang menggodok aturan baru untuk mengecilkan nozzle BBM. Saat ini, Pertamina memiliki sekitar 7.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tapi sekitar 5.000 SPBU milik swasta. "Dengan memperkecil nozzle, lubang selang premium yang besar, nggak bisa masuk," tandas Budi.
Seperti diketahui, pemerintah sedang mengevaluasi penggunaan BBM subsidi pada kendaraan LCGC. Bahkan Kemenperin berencana memberikan sanksi kepada konsumen yang tetap mengonsumsi premium pada mobil murah
Kemenperin Tak Terima Mobil Murah Dituding Banyak Sedot Premium
Kemenperin tak menerima pernyataan jika keberadaan mobil murah dan ramah lingkungan memunculkan kekhawatiran pembengkakan konsumsi BBM.
diperbarui 21 Apr 2014, 15:42 WIBDiterbitkan 21 Apr 2014, 15:42 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Jawa Tengah - DIYAsam Urat Tinggi? Coba Aneka Jus Ini
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pakar Ungkap Manfaat Daun Bandotan untuk Rematik dan Cara Mudah Mengolahnya
Resep Jus Seledri untuk Kolesterol, Praktis dan Bisa Dikreasikan dengan Buah-buahan
Kalah dari Pasangan Korsel, Fikri/Daniel Runner Up Thailand Masters 2025
Restoran Steak Halal Satu-satunya di Jewel Changi Singapura Bakal Ditutup Permanen 1 Maret 2025
Pria Ditemukan Tewas di Kali Kembangan Jakbar, Diduga Menceburkan Diri
1 Dolar Berapa Rupiah dari Tahun 2020 ke 2025: Fluktuasi dan Faktor Pengaruhnya
Arti No Pork No Lard: Memahami Makanan Halal dan Bebas Babi
Hasil BRI Liga 1: 10 Orang Borneo FC Sikat PSS Sleman, Semen Padang Ditahan Malut United
Laba Bank OCBC Naik 19 Persen pada 2024, Nilainya jadi Segini
Cara Menggunakan Daun Sirih Cina untuk Wajah, Bahan Alami untuk Sehatkan Kulit
Rincian Transfer Marcus Rashford dari Manchester United ke Aston Villa, Bisa Dibeli Permanen Segini
Zelenskyy: 4 Orang Tewas dalam Serangan Rusia di Sekolah Kursk