Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia mengungkapkan, beban hidup masyarakat dunia semakin meningkat tak diiringi dengan daya beli masyarakat. Kondisi ini terjadi di Indonesia dengan keadaan yang jauh dari negara berkembang lain.
"Sebanyak 75% dari penduduk Indonesia hidup dengan uang kurang dari US$ 4 per hari dibanding negara berkembang lain. Padahal biaya hidup makin tinggi," tegas Direktur WDR, Norman Loayza saat melaporkan bertajuk Risiko dan Peluang: Mengelola Risiko untuk Pembangunan di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Norman menjelaskan, pengelolaan risiko secara efektif merupakan kombinasi dari kapasitas untuk mempersiapkan diri terhadap risiko dengan kemampuan untuk mengatasi risiko.
"Strategi pengelolaan risiko yang kokoh terdiri dari empat komponen, yakni pengetahuan, perlindungan, jaminan dan kapasitas tanggap," ucapnya.
Pendekatan ini, kata dia, dapat mendukung pembentukan ketangguhan, melindungi hasil pembangunan dan mendekatkan Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem serta meningkatkan kesejahteraan bersama.
Ekonom Senior Bank Dunia, Vivi Alatas menuturkan, pemerintah Indonesia harus konsen pada bidang kesehatan supaya masyarakat dapat meningkatkan produktivitas pekerjaannya dan memperoleh penghasilan.
"Orang Indonesia sakit sedikit miskin. Yang miskin karena sakit bisa jadi jauh lebih miskin. Contohnya saja di Lampung, ada salah seorang anggota keluarga yang sakit, lalu meminjam uang ke bosnya untuk biaya pengobatan, namun bosnya justru memaksa menjual hasil panennya. Ini bisa membuat keadaan semakin miskin," terang dia.
Menjawab hal ini, Perwakilan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Suahasil Nazara menambahkan, jaminan kesehatan penduduk Indonesia sudah diamanahkan oleh pemerintah kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Saat ini penduduk yang sudah tercover jaminan kesehatan dari BPJS sekitar 113 juta orang. Dari angka itu, 15% membayar iuran sendiri atau dari pengusaha, sedangkan sisanya dibiayai pemerintah karena masuk dalam golongan miskin," tandasnya.
75% Warga RI Hidup Miskin dengan Uang Kurang dari Rp 50 Ribu/Hari
Pemerintah Indonesia harus konsen pada bidang kesehatan supaya masyarakat dapat meningkatkan produktivitas pekerjaannya dan penghasilan.
diperbarui 24 Apr 2014, 12:50 WIBDiterbitkan 24 Apr 2014, 12:50 WIB
Setiap memasuki bulan ramadhan hingga menjelang lebaran, jumlah pengemis meningkat, tapi mereka menolak disebut pengemis karena tindakannya itu katanya untuk mengambil rejekinya yang dititipkan Tuhan
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Teknik Melipat Pastel Agar Tidak Mudah Terbuka saat Digoreng, Matang Sempurna
Profil Purwono Widodo, Dirut Krakatau Steel yang Meninggal Dunia
7 Ide Tema Kekinian untuk Acara Perpisahan, Bisa Ciptakan Banyak Momen Tak Terlupakan
Penghargaan Merdeka Awards 2024 Jadi Motivasi Bagi Insan Kementerian Investasi Terus Berinovasi
Hari Kesaktian Pancasila, PLN Sukses Operasikan SUTT 150 kV Duren Tiga II/Ragunan-Depok II
Ingin Sukses Finansial, 7 Zodiak Ini Mengidamkan Kekayaan Namun Malas Bekerja
Inovasi Contact Center OSS Antarkan Kementerian Investasi Raih Merdeka Awards 2024
Rupiah Diprediksi Melemah, Data Ekonomi AS Jadi Tekanan
Cara Membuat Kata Pengantar Makalah, Berikut Struktur dan Contohnya
5 Makna Jajanan Pasar yang Dibawa dalam Upacara Lamaran Adat Jawa, Penuh Arti
Wanita di China Rela Belajar Ilmu Hukum 700 Hari, Demi Penjarakan Peracun Anjing Peliharaannya
Gemini Tutup Bursa Kripto di Kanada, Apa Alasannya?