Liputan6.com, Jakarta Indonesia pernah memiliki satelit sendiri pada tahun 90-an. Namun sayang, di awal tahun 2000-an satelit tersebut dijual beserta dengan perusahaan yang mengelolanya. Hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
"Yang penting adalah kita harus amankan jangan sampai ini satelit dijual," tegas dia usai Penandatanganan Kontrak Kerjasama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan Space System/Loral dan Arianespace di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Agar kejadiannya tak sama seperti tahun 90-an lalu, kata Dahlan, ia mempunyai trik khusus. Caranya, ia tak membentuk anak usaha yang khusus pembangunan proyek BRIsat senilai Rp 2,5 triliun itu.
Advertisement
"Kalau dibentuk anak usaha, nanti suatu saat bisa saja dijual, jadi ini harus menjadi bagian dari BRI sendiri tidak ada anak usaha langsung," ujarnya.
Untuk diketahui, BRI untuk membangun proyek satelit jaringan komunikasi bernama BRIsat. Pembangunan tersebut dalam rangka persiapan program financial inclusion serta mempersiapkan infrastruktur menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Perbankan pelat merah ini menggandeng perusahaan manufaktur satelit dari AS Space System/Loral dan perusahaan peluncur satelit Arianespace dari Perancis.
BRIsat mempunyai berat sekitar 3.500 kg dengan jumlah transponder 45 buah dan menjangkau wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Timur Laut serta sebagian Pasifik dan Australia Barat.