Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah baru.
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2014 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4/2014), SBY menyebutkan masalah pemberantasan korupsi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan secara agresif dan tanpa pandang bulu.
"Korupsi hingga kini masih terjadi dan ini jadi PR utama pemerintah baru," kata SBY.
Pekerjaan rumah lainnya yaitu penerapan good corporate gorvenance (GCG) dan reformasi birokrasi juga masih harus dilakukan. Hal lain yang tak luput dari perhatian orang nomor satu di Indonesia itu adalah pembangunan infrastruktur terutama masalah kelistrikan.
Selama dirinya menjabat, pembangunan infrastruktur kelistrikan terus dilakukan. Meski hingga kini kapasitas itu masih belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia.
Pembangunan kapasitas pembangkit listrik di Indonesia sepanjang periode 1999-2004 sekitar 25.717 megawatt (MW), sementara pada 2004-2013 sebesar 48.101 MW.
"kapasitas naik dua kalilipat, meski kita tambah seperti ini masih kurang," terang Susilo.
Tugas rumah lain yang perlu diwaspadai adalah pergerakan ekonomi global yang sangat fluktuatif dan akan berpengaruh ke pengelolaan fiskal. Pemerintahan yang baru, lanjut SBY, wajib mengelola anggaran dan fiskal dengan sebaik-baiknya. Seluruh pergerakan ekonomi global harus terus dipantau.
"Ada OJK, Kementerian Keuangan, LPS itu harus terus memantau karena tiap jam pasti ada gejolak baru," tuturnya.
Hal terakhir yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahan baru yaitu masalah kemiskinan. Meski hanya tinggal 11%, namun jika dikalkulasikan jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat besar.
"11% dari 250 juta penduduk Indonesia itu masih banyak dan harus terus diturunkan," ujarnya.
Ini PR Pemerintahan Baru dari SBY
Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden SBY menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah baru.
Diperbarui 30 Apr 2014, 11:34 WIBDiterbitkan 30 Apr 2014, 11:34 WIB
Buku setebal 807 halaman itu diterbitkan SBY sekadar untuk berbagi pengalaman menangani persoalan-persoalan Indonesia selama hampir 10 tahun menjadi presiden (Liputan6.com/Herman Zakharia).... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kembali Terjadi Aksi Pembuangan Jenazah Bayi di Jember
Advokat Donny di Sidang Hasto Sebut Informasi Transaksional Urus Harun Masiku Datang dari Eks Kader PDIP
Tanggal Hijriah Hari Ini 25 April 2025, Simak Waktu Mustajab Berdoa di Hari Jumat Menurut UAH
Michelle Obama Zodiac Sign: The Capricorn First Lady
Polda Jatim Periksa Pemilik CV Sentoso Seal terkait Penahanan Ijazah Karyawan
8 Tips Padu Padan Gamis Syar’i Terbaru agar Tubuh Pendek Terlihat Tinggi, Yuk Simak!
Penggugat Ijazah Jokowi Jadi Tersangka Dugaan Pemalsuan Dokumen, Ini Duduk Perkaranya
Berada di Permukiman Padat Padat Penduduk, Pemadaman Pabrik Kerupuk di Jember Berlangsung Dramatis
Halle Bailey Zodiac Sign: Everything You Need to Know About the Star's Astrological Profile
Apa Itu Skull Hill yang Ditemukan Perseverance di Mars
Mengintip Tradisi Manten Tebu di PG Rendeng Kudus yang Dihubung-hubungkan dengan Film Horor 'Pabrik Gula Uncut'
2 Balita Tewas Tenggelam di Bekas Sumur Pengeboran Minyak PT Pertamina