Pegawai McDonald's Tuntut Kenaikan Gaji

Pekerja McDonald's menginginkan kenaikan gaji menjadi US$ 15 per jam atau sekitar Rp 172.957 menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mei 2014, 21:39 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2014, 21:39 WIB
McDonald's
(Foto: NBC News)

Liputan6.com, Chicago - Ratusan pekerja berupah rendah McDonald's protes meminta kenaikan gaji terhadap manajemen McDonald. Para pegawai ini juga menyayangkan sikap manajemen yang mempertimbangkan untuk menaikkan gaji eksekutif perusahaan.

Pekerja McDonald's menyerukan kenaikan gaji dua kali lipat hingga US$ 15 per jam atau sekitar Rp 172.957 (memakai asumsi kurs Rp 11.530 per dolar Amerika Serikat), dan meminta hak untuk berserikat.

Selain itu, para demonstran juga protes terhadap perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia ini mengenai gaji para pimpinan di McDonald's menjelang pengambilan suara para pemegang saham soal gaji pimpinan pada Kamis waktu setempat.

Seperti diketahui,  Chief Executive McDonald's  Don Thompson akan membawa pulang kompensasi sekitar US$ 9,5 juta.
Jessica Davis, salah satu trainer McDonald's mengatakan, CEO Thompson menghasilkan kekayaan jutaan dari jerih payah karyawannya seorang ibu bekerja dan ayah. Davis, yang bekerja di McDonald's mendapatkan penghasilan US$ 8,98 per jam, dan bekerja paruh waktu.

"Kami harus menunjukkan kepada McDonald kalau tuntutan kami serius dan tidak mundur," ujar Davis, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (22/5/2014).

Sementara itu, juru bicara pekerja McDonald, Kendall Fells menuturkan, pihaknya ingin memastikan kalau pemegang saham McDonald dan CEO Don Thompson mendengar para pekerja. Menurut mereka, upah rendah mendorong mereka kepada kemiskinan.

McDonald harus bergulat dengan tekanan besar untuk saat ini. Hal itu mengingat penjualannya melorot di Amerika Serikat dan lonjakan harga daging sapi. Hal itu berpengaruh terhadap keuntungan perseroan.

Namun pihak manajemen tidak dapat mengungkapkan rata-rata gaji untuk para pekerja restoran.  Dalam sebuah pernyataan manajemen, saat ini perseroan menghormati hak setiap karyawan untuk memprotes secara damai. Pihaknya fokus kepada pemegang saham untuk menyambut pertemuan tahunan McDonald.

Sebelumnya aksi demonstrasi para pekerja ini terjadi pada minggu lalu. Pengunjuk rasa di kota seperti New York, Philadelphia, Boston, Chicago, dan Los Angeles bergabung untuk melakukan unjuk rasa. Mereka menuntut upah minimum per jam naik menjadi US$ 15 per jam.

Menurut biro statistik tenaga kerja, sekitar 3,5 juta makanan cepat saji, sangat berlawanan dengan pekerja di Amerika Serikat yang mendapatkan upah per jam rata-rata US$ 8,83. Total upah itu sekitar US$ 18.400 per tahun dengan waktu kerja selama seminggu kerja 40 jam tanpa liburan.

Sementara itu, berdasarkan laporan terbaru dari New York, kalau rasio kompensasi penghasilan CEO dengan pekerja untuk industri makanan cepat saji yaitu 1.000 berbanding 1 pada 2013.

Seperti diketahui, Presiden AS Barack Obama telah mendorong Kongres untuk menaikkan upah minimum federal untuk US$ 10,10 per jam dari US$ 7,25. Washington dan 21 negara di Amerika Serikat (AS) memiliki upah minimum lebih tinggi dari pada tingkat federal. Sedangkan 38 negara telah mempertimbangkan tagihan upah minimum pada 2014. (Ahm/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya