PLN Ingin Presiden Baru Bangun Pembangkit Listrik 25 Ribu MW

Sebaiknya masyarakat pelaku industri mengubah pemikiran dari memerlukan listrik murah menjadi memerlukan listrik handal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Mei 2014, 13:28 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2014, 13:28 WIB
Foto ilustrasi listrik
(Foto: Dokumentasi PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menginginkan presiden terpilih nantinya bisa meningkatkan penyediaan listrik nasional dua kali lipat pemerintahan sebelumnya.

Direktur PLN, Nur Pamudji mengatakan, dalam masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlangsung selama 10 tahun, listrik Indonesia tumbuh 25 ribu Mega Watt (MW).

Ia menginginkan, di era kepemimpinan baru nantinya, listrik Indonesia harus tumbuh 25 ribu MW juga, tetapi dalam waktu lima tahun saja.

"Saya sengaja ambil angka bulat 10 tahun terakhir kami bangun 25 ribu MW. Di pemerintah baru kami harus bangun 25 ribu MW dalam lima tahun, itu angka kuncinya seperti itu," kata Nur,di Jakarta, seperti yang dikutip Jumat (30/5/2014).

Nur mengungkapkan, untuk mengejar pertumbuhan listrik 25 MW selama lima tahun membutuhkan investasi Rp 350 triliun. "Investasi  Rp 70 triliun per tahun kalau kami tumbuh  6%," ungkapnya.

Untuk mengejar pertumbuhan listrik sebesar 25 ribu MW tersebut, harus ada pergerakan proses yang cepat dari seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan.

"Bagaiman caranya bisa bangun? Kalu caranya seperti ini terus tidak akan bisa. Tidak akan terjadi," paparnya.

Ia menyebutkan, cara yang perlu ditempuh untuk mencapai percepatan tersebut diantaranya adalah masalah perizinan. Namun, terkadang masalah perizinan berbeturan dengan hukum.

"Masalah penyelesaian sosial harus ada solusinya. Sedikit cerita di Jawa Tengah ada pembanguan sutet dari Klaten sampai Tasikmalaya. Masyarakat meminta semua pohon diganti rugi, akhirnya proyek itu tidak jalan. Orang PLN yang bayar dianggap korupsi karena sudah ada aturan pohon tinggi 3 Meter. Ini permaslahan sosial sudah diselesaikan malah disalahkan," ungkap Nur.

Selain itu, harus ada perubahan pemikiran yang menganggap kelistrikan sangat penting, karena itu agar pasokan listrik tetap handal maka harus ada harga yang sesuai.

"Perubahan pemikiran, sebaiknya masyarakat pelaku industri berpikir memerlukan listrik yang handal bukan murah, kalau handal usaha jalan terus ekonomi berputar," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya