Bank Mutiara Lebih Baik Jatuh ke Tangan BRI

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mengatur dominasi asing dalam bidang perbankan Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Jun 2014, 15:01 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2014, 15:01 WIB
Bank Mutiara
Bank Mutiara (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta- Pengamat Ekonomi mengimbau agar Bank Mutiara dapat menjadi perbankan milik nasional meskipun banyak investor asing terpikat untuk membeli bank bermasalah tersebut. Bahkan para pengamat memberi dukungan atas rencana penjualan eks Bank Century ke PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Pengamat ekonomi dari Unika Atmajaya, A Prasetyantoko, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mengatur dominasi asing dalam bidang perbankan Indonesia. Apalagi keuntungan sejumlah bank di Tanah Air sangat menggiurkan.  

"Dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, yang baru mengakses perbankan sekitar 30 persen saja. Sisanya 70 persen belum tersentuh. Ini kan jadi peluang besar. Investor asing pasti ngiler masuk ke sana," terang dia dalam Diskusi Moneter Penjualan Bank Mutiara di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Lebih jauh Prasetyantoko mengatakan, pengaturan ini juga berlaku terhadap penjualan Bank Mutiara. Dia mengaku, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maupun OJK harus berpikir dalam konteks perbankan walaupun pertimbangan melego Bank Mutiara adalah persoalan penawaran harga terbaik.

"Saya bukan anti asing, tapi kalaupun BRI ingin membeli Bank Mutiara meskipun harganya tidak sebesar asing, maka lebih positif ke sana (BRI). Menurut saya jangan dikasih ke asing," tutur dia,

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal H Basri mengaku, penjualan Bank Mutiara lebih baik diarahkan kepada BRI. Dengan begitu, perbankan nasional akan semakin kuat.  

"BRI sudah tercatat di bursa saham Indonesia, dan jika jadi membeli, maka tidak bisa menutupi kebobrokan Bank Mutiara. Alhasil ada upaya untuk meningkatkan kinerja lebih baik," ujar Faisal. (Fik/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya