Peternak Mengeluh Harga Ayam Hidup Terlalu Murah

Harga ayam hidup peternak ditawar terlalu murah dengan tujuan spekulasi oleh pedagang.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Jul 2014, 13:36 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2014, 13:36 WIB
Peternak Ayam Sumenep Terancam Gulung Tikar

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia, Don P Utoyo menilai harga ayam hidup pada Ramadan ini tidak wajar. Itu mengacu pada harga ayam hidup yang dijual di bawah biaya produksi.

Dia menuturkan, harga pokok produksi (HPP) ayam hidup pada kondisi saat ini mencapai Rp 18.500-Rp 19.500 per kilogram (kg). HPP ini didapat dari pembelian harga day old chicken (doc) Rp 6.000 per ekor dan pakan 7.000 per kg.

Namun kenyataannya di lapangan, harga ayam hidup peternak ditawar terlalu murah dengan tujuan spekulasi oleh pedagang.

Menurut dia, kondisi seperti ini tidak sehat. "Oleh sebab itu, pemerintah perlu mempertemukan pedagang bandar ayam dengan produsen agar tidak membeli atau menekah harga di bawah HPP," jelas dia, Kamis (10/7/2014).

Dia melanjutkan, jika ayam hidup dijual sekitar Rp 18.500-Rp 19.500 per kg maka seharusnya harga karkas daging ayam berada di kisaran Rp 32 ribu-Rp 35 ribu per kg.

Namun saat ini, dia mengaku harga ayam hidup ditekan sangat murah, jauh di bawah HPP. Seperti yang terjadi di Sumatra (Palembang dan Lampung) di mana harga ayam hidup dipatok Rp 13.500 per kg- Rp 15 ribu per kg.

Kemudian di Lubuk Linggau harga ayam hidup hanya Rp 16 ribu, Bengkulu Rp 16.500 per kg- Rp 17 ribu per kg. Di Medan, harga ayam hidup sebesar Rp 18 ribu. "Hanya Bangka & Belitung yang masih baik ayam hidup Rp 20 ribu -Rp 24 ribu per," lanjut dia.

Bahkan di Jawa (Banten & Jabodetabek), harga ayam hidup dipatok Rp 15 ribu - Rp 15.500, Jawa Barat Rp 14 ribu- Rp 15 ribu per kg.

Jawa Tengah dan Yogyakarta pada kisaran Rp 12.700 - Rp 14 ribu per kg. Jawa Timur pada kisaran Rp 13.300 -Rp 14 ribu per kg. Bali sekitar Rp 15.500 per kg dan Lombok sekitar Rp 14.500 per kg.

Padahal, menurut dia, produsen, pedagang besar dan kecil, maupun masyarakat saling membutuhkan satu sama lain. Produsen unggas nasional pun sudah berupaya keras memproduksi telur ayam ras dan daging ayam broiler dalam jumlah besar bahkan bisa mencapai swasembada.

Di mana, lanjut dia, harga ayam menjadi sangat terjangkau oleh masyarakat, demi untuk mendukung terbentuknya Bangsa yang Sehat dan Cerdas. (Nrm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya