Liputan6.com, Jakarta Pasar emas kini memasuki periode yang penuh ketegangan dan potensi besar, terutama dengan kebijakan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan perdagangan yang agresif, termasuk tarif impor yang direncanakan, telah menciptakan dampak signifikan, memicu lonjakan minat investor terhadap harga emas.
Dikutip dari Kitco.com, Senin (27/1/2025), logam mulia ini kembali menjadi sorotan sebagai alat lindung nilai yang sangat efektif untuk mengimbangi inflasi yang terus meningkat.
Advertisement
Baca Juga
Sejak dimulainya pemerintahan Trump, serangkaian kebijakan yang berani telah diperkenalkan, termasuk reformasi perdagangan dan keputusan untuk menarik diri dari beberapa perjanjian internasional.
Advertisement
Kebijakan ini, yang tidak hanya mengubah hubungan dagang dengan negara-negara besar, tetapi juga memengaruhi pola pikir investor dalam melihat potensi risiko di pasar global.
Sebagai contoh, Trump telah mengusulkan tarif 25% pada barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko, serta tarif 10% pada barang-barang dari Tiongkok, yang dijadwalkan berlaku mulai 1 Februari.
Tindakan-tindakan ini memiliki dampak signifikan terhadap inflasi, yang diprediksi akan melonjak sebagai akibat dari kenaikan biaya impor.
Permintaan Emas Naik
Deutsche Bank memperkirakan bahwa tarif yang diusulkan dapat meningkatkan inflasi dari 2,9% pada Desember menjadi 3,7% pada akhir tahun 2025.
Sebagai respons terhadap hal ini, permintaan akan emas sebagai instrumen untuk melindungi nilai aset semakin meningkat.
Analis Goldman Sachs menyarankan bahwa, dengan inflasi yang lebih tinggi, investor akan semakin cenderung untuk mengalihkan dananya ke emas sebagai lindung nilai.
Kenaikan harga emas juga dipicu oleh lemahnya nilai tukar dolar AS. Pemotongan pajak yang diusulkan Trump dan langkah deregulasi bisa merangsang perekonomian, namun juga akan meningkatkan utang nasional dan defisit federal.
Ketika dolar AS melemah, emas, yang biasanya diperdagangkan dalam dolar, menjadi lebih menarik bagi investor internasional. Ini menambah faktor pendorong kenaikan harga emas.
Â
Ketidakpastian Geopolitik Pengaruhi Harga Emas
Selain itu, ketidakpastian geopolitik akibat kebijakan luar negeri yang keras dari Trump turut memperburuk ketegangan global.
Dengan meningkatnya ketegangan ini, investor semakin memandang emas sebagai aset safe haven yang dapat melindungi mereka dari potensi resiko ekonomi atau politik yang timbul.
Pada 16.20 EDT, harga emas berjangka tercatat pada USD2.777,40, setelah mengalami kenaikan sebesar USD15,30 hari ini.
Meskipun sempat diperdagangkan di level tertinggi intraday pada USD2.794,80, harga emas masih berada sekitar USD30 di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada 31 Oktober 2024, yaitu USD2.826,20.
Â
Advertisement
Harga Emas Naik?
Dengan kebijakan ekonomi Trump yang terus berkembang, banyak yang memprediksi bahwa pasar emas akan terus menunjukkan momentum positif.
Faktor inflasi yang tinggi, ketidakpastian ekonomi global, dan kebijakan perdagangan yang ketat kemungkinan besar akan mendorong harga emas lebih tinggi lagi dalam waktu dekat.