Pembatasan Solar Bikin Pedagang Khawatir

Jika tujuan pemerintah melakukan pembatasan untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi maka lebih baik dilakukan dengan kenaikan harga.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Agu 2014, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2014, 16:00 WIB
SPBU di Jakarta Pusat Stop Jual Solar Bersubsidi
Pemilik kendaraan diarahkan untuk mengisi kendaraan mereka dengan Solar non-subsidi dan Pertamax Dex, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah membatasi solar bersubsidi membuat para pedagang di pasar tradisional khawatir. Sulaiman (48) salah satu pedagang bahan kebutuhan pokok di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengatakan pembatasan solar ini dinilai akan membuat harga sayuran meningkat.

"Efeknya nanti ke barang. Produk-produk dari pabrik itu seperti pasti  naik (harga). Mereka (produsen) alasannya transport," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (11/8/2014).

Menurut dia, jika tujuan pemerintah melakukan pembatasan untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi maka akan lebih baik dilakukan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi khususnya premium.

"Sekarang masalahnya ini bisa efektif atau tidak, mending dinaikkan daripada dibatasi. Kan bisa dengan menaikan premium dari Rp 6.500 jadi Rp 7.500 per liter," lanjutnya.

Sulaiman mengungkapkan, meski kenaikan harga BBM ini akan menimbulkan protes, namun akan lebih efektif dibandingkan dengan melakukan pembatasan.

"Mungkin pertamanya saja pada protes, tetapi setelah itu akan reda. Kan biasanya kalau BBM mau naik memang seperti itu. Tapi saat ini belum terasa efeknya (dari pembatasan solar bersubsidi)," tandas dia. (Dny/Nrm)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya