Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) saat ini menjadi perusahaan penjual harga elpiji non subsidi 12 kilo gram (Kg) termurah dibandangkan yang lain. Hal itu karena Pertamina ingin menaikkan harga elpiji tersebut.
Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir mengatakan, perusahaan lain yang bergerak di bisnis elpiji non subsidi menjual dengan harga Rp 15 ribu per Kg mengikuti harga keekonomian
"Penjualan elpiji non subsidi bukan Pertamina saja ada tiga perusahaan lain bisa di cek per Kilo gramnya, di atas 15 ribu," kata Ali, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Ali mengungkapkan, saat perusahaan lain menjual elpiji di atas Rp 15 ribu, Pertamina masih menjual dengan harga Rp 6.500 per Kg, sedangkan sisanya ditalangi oleh Pertamina untuk mengejar harga ke ekonomian.
"Pertamina masih Rp 6.500, secara umum masih Rp 8.000," tuturnya.
Karena itu menurut Ali, Pertamina akan melakukan kenaikan harga elpiji non subsidi 12 Kg untuk mengejar selisih tersebut. Harga elpiji 12 kg naik pada Agustus dengan kenaikan Rp 1.000-1.500 per Kg.
"Kenaikannya per kg kami hitung Rp 1.000-1.500, untuk itu kami lakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai elpiji 12 Kg karena menengah ke atas," ungkapnya.
Ali menambahkan, kerugian yang ditanggung Pertamina mencapai Rp 2,81 triliun hingga semester I 2014, sedangkan dalam setahun diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
"Selama ini ditanggung Pertamina Rp 2,81 triliun, selama semester satu. Rata-rata di atas Rp 5 triliun dalam setahun," pungkasnya. (Pew/Ahm)