Harga Naik, Impor BBM Turun Setelah Tiga Bulan

Pemerintah memperkirakan penurunan impor BBM baru akan terasa setelah tiga bulan kenaikan harga BBM subsidi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Sep 2014, 18:31 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2014, 18:31 WIB
Ilustrasi Minyak Pertamina
Ilustrasi Minyak Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperkirakan penurunan impor bahan bakar minyak (BBM) baru akan terasa setelah tiga bulan kenaikan harga BBM subsidi. Artinya jika harga jual BBM naik pada November, impor BBM bakal menyusut pada Februari 2014.

"Kalau BBM dinaikkan November ini, penurunan impor baru terasa setelah tiga bulannya," kata Menteri Keuangan Chatib Basri kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2014).

Alasannya, diakui dia, konsumsi bahan bakar tidak serta merta langsung turun drastis meskipun ada kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi. Sebab menurunkan permintaan atau konsumsi sangat susah, terutama dari masyarakat golongan atas.

"Kalau harga beras naik, nggak langsung berhenti kan makan nasi?. Jadi kalau punya mobik, konsumsi BBM nggak bisa tiba-tiba putus. Pendapatan bisa naik turun, tapi susah nurunin konsumsi, apalagi jika orang sudah kata sulit sekali menurunkannya," terang Chatib.

Efek kenaikan harga BBM yang bisa berimbas langsung seketika, dia bilang bentuk penyelundupan karena disparitas harga antara BBM subsidi dengan non subsidi sudah tidak terlalu besar.

"Yang bisa seketika pengaruhnya dari kenaikan harga adalah penyelundupan. Sebab selisih antara harga domestik dan internasional jadi kecil sehingga insentif orang untuk menyelundupkan jauh lebih kecil dan hilang cepat," cetusnya. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya