Mendag Yakin Ekspor Terus Tumbuh Sampai Akhir Tahun

Kinerja ekspor pada September 2014 mengalami penguatan yang cukup signifikan.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Nov 2014, 20:05 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2014, 20:05 WIB
Rachmat Gobel
Rachmat Gobel (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja ekspor pada September 2014 mengalami penguatan yang cukup signifikan. Ekspor pada bulan ke-9 ini mampu mencapai US$ 15,3 miliar atau naik sebesar 5,5 persen dibanding bulan sebelumnya.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, peningkatan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas yang mencapai US$ 12,7 miliar atau naik 6,5 persen dibanding bulan lalu. Penguatan kinerja ekspor nonmigas ini September diperkirakan akan terus berlanjut mengarah ke pertumbuhan positif di akhir tahun ini.

"Pertumbuhan ekspor nonmigas menguat dibanding bulan lalu yang hanya naik 2,1 persen. Hal ini menunjukkan optimisme perbaikan ekspor di akhir tahun," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014).

Secara kumulatif, neraca perdagangan non-migas September 2014 mengalami surplus mencapai US$ 758,8 juta, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar US$ 489,6 juta.

Peningkatan ekspor juga diikuti oleh peningkatan impor, terutama impor migas yang tumbuh 7,4 persen meski defisit sebesar US$ 1 miliar, sehingga neraca perdagangan nasional pada September 2014 mengalami defisit sebesar US$ 270,2 juta.

"Nilai ekspor non-migas mencapai US$ 12,7 miliar atau naik 6,5 persen dari bulan sebelumnya. Sementara ekspor migas mencapai US$ 2,6 miliar atau naik 0,9 persen dari bulan lalu," lanjutnya.

Rachmat menjelaskan, beberapa komoditas ekspor non-migas yang mengalami peningkatan, antara lain bijih, kerak, dan abu logam sebesar 57,8 persen, perhiasan atau permata sebesar 25,8 persen, serta kayu dan barang dari kayu 21,1 persen.

"Produk manufaktur yang juga mengalami peningkatan ekspor adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik yang naik 11,1 persen, barang-barang rajutan 16,5 persen dan pakaian jadi bukan rajutan yang tumbuh 14,2 persen," jelas dia.

Sedangkan ekspor ke emerging market meningkat signifikan pada September 2014 dibanding bulan lalu, antara lain Australia sebesar 49 persen, Pakistan sebsar 19,7 persen, Arab Saudi sebesar 4,7 persen dan Uni Emirat Arab 4,4 persen.

Sedangkan selama Januari-September 2014, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 132,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar 0,9 persen dibanding tahun lalu, yang terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 23,4 miliar atau turun 1,4 persen dan ekspor non-migas US$ 109,3 miliar atau turun 0,8 persen. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya