Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan ada dua permintaan PT Coca Cola Indonesia kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Kedua permintaan tersebut dilontarkan saat pertemuan antara manajemen perusahaan dengan Menteri Perindustrian, Saleh Husin hari ini (13/11/2014).
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto menyebut, dua permintaan itu antara lain persoalan upah tenaga kerja dan suplai gula untuk bahan baku produk Coca Cola Indonesia.
"Mereka bilang upah tenaga kerja hendaknya dibuat transparan sehingga memudahkan perencanaan bisnis mereka. Mereka tidak masalah berapa (UMP), yang penting konsistensi dan transparansi," jelas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Permintaan kedua, kata Panggah, terkait pasokan gula. Dia menuturkan, Coca Cola Indonesia sangat membutuhkan gula berkualitas tinggi. Sayangnya pabrik gula di Tanah Air belum memproduksi gula sesuai dengan standar perusahaan.
"Mereka menuntut proses di pabrik gula kita bisa menghasilkan produk standar yang mereka inginkan. Tapi mereka mau bantu untuk meningkatkan mutu produk gula kita karena mereka belum serap produk kita," terangnya.
Namun, tambah Panggah, produksi perusahaan harus tetap berjalan sehingga pihaknya membutuhkan pasokan gula impor sesuai standar Coca Cola Indonesia.
"Tapi kebijakan (impor gula) di sini kan on-off, jadi bisa mengganggu kontinuitas suplai. Makanya mereka minta dukungan untuk suplai gula, jangan sampai tersendat," papar dia.
Sekadar informasi, Public Affairs & Community Manager Coca Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo sebelumnya meminta pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang mendukung industri minuman dalam negeri. Salah satunya penyesuaian upah minimum buruh di Indonesia yang kerap tak terkendali.
"Kenaikan upah sebenarnya wajar, tapi kan jangan bergejolak, misalnya tahun ini naik 30 persen, lalu tahun depan 40 persen. Bikin bingung," paparnya.
Pelaku usaha, dijelaskan Triyono, merasa kesulitan dalam perhitungan rencana bisnis termasuk ongkos produksi akibat ketidakpastian perhitungan upah buruh di Tanah Air.
"Jadi harus ada formula untuk menghitung upah buruh yang bisa diterapkan untuk jangka panjang. Jangan cuma tahun per tahun. Hal ini akan memudahkan pengusaha membuat satu rencana produksi yang lebih bagus," tandas dia. (Fik/Gdn)
Ini Permintaan Coca Cola Indonesia ke Jokowi
Coca Cola Indonesia sangat membutuhkan gula berkualitas tinggi. Sayangnya pabrik gula di Tanah Air belum memproduksi gula sesuai standar.
Diperbarui 13 Nov 2014, 16:55 WIBDiterbitkan 13 Nov 2014, 16:55 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polres Metro Depok Siapkan Personel dan Bantuan untuk Atasi Dampak Banjir
Sebelum War Takjil, Ini Tips Beli Jajanan yang Aman dari BPOM
Waspada Ayam Gelonggongan, Ini Ciri-cirinya
Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Bantuan Subsidi Listrik dari PLN
Krisis Gol, Manchester United Malah Salah Daftarkan Pemain di Liga Europa
Mongoloto Malu’o, Jadi Tradisi Wajib Sahur Awal Ramadan di Gorontalo
3 Ide Minuman Segar Berbahan Nata De Coco, Cocok jadi Menu Berbuka Puasa
Kebersamaan Ramadan, Hangatnya Buka Puasa Bersama di Masjid Istiqlal
Sahur On The Road Artinya Bahasa Indonesia, Tradisi Ramadan yang Tuai Pro Kontra
Apple Rombak Total Siri dengan AI Generatif, Kapan Bisa Dicoba?
Timnas U-17 Vietnam Panggil Pemain Keturunan Belanda untuk Piala Asia, Ikuti Langkah Indonesia
Daftar Ringtone Sahur Unik 2025, Dijamin Bikin Mudah Bangun Anti Kesiangan