Indonesia Berharap Produk Perikanan Nasional Bisa Rajai Dunia

Kementerian Kelautan dan Perikanan Menjalin kerja sama dengan TNI Angkatan Laut wujudkan kedaulatan perairan nasional.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Des 2014, 14:45 WIB
Diterbitkan 01 Des 2014, 14:45 WIB
Harga Ikan Naik, Pedagang: Enakan Zaman Soekarno
Harga ikan naik dipicu fenomena bulan purnama di mana nelayan sulit mendapatkan ikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan, Indonesia memiliki wilayah perikanan terbesar kedua di dunia. Namun ternyata, hasil tangkap ikan nelayan Indonesia malah belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Wilayah perikanan kita begitu luas dan nomor dua di dunia,  tetapi exposure masih lemah di Asia Tenggara. Ikan kita belum jadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Susi, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (1/12/2014).

Oleh karena itu, menurut Susi, perlu adanya penyegaran penataan pengelolaan kelautan dan perikanan dengan melakukan moratorium dan pelarangan transhipment.

"Perlu diketahui dan sudah diketahui dalam waktu satu tahun kami ingin betul-betul menata kembali perairan Indonesia," tuturnya.

Susi melanjutkan, kedua hal tersebut juga akan memperkuat ketahanan kelautan Indonesia kedepannya dan mensejahterakan rakyat.

"Dua-duanya cara untuk bisa refresh dari penataan kembali laut Indonesia lebih sustainable di masa depan," ungkapnya.

Kedua hal tersebut juga didukung oleh kerjasama antara KKP dan TNI Angkatan Laut yang tertuang dalam nota kesepahaman kedua belah pihak. Nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan kelautan dan perikanan sesuai dengan tekad Presiden Joko Widodo.

"Kerja sama satu perjanjian dimana mudah-mudahan kita buat antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kesatuan TNI AL bisa dijadikan tujuan utama dari visi misi presiden RI untuk berdulat dilautan Indonesia akan dicapai dengan baik," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya