Nelayan Danau Limboto Ramai-Ramai Alih Pekerjaan, Kenapa?

Hujan deras di Gorontalo memengaruhi nelayan Danau Limboto, menyebabkan air keruh dan sedimentasi yang berdampak pada hasil tangkapan ikan

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 30 Jan 2025, 23:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 23:00 WIB
Kotak Suara Jadi Penutup Mesin Perahu Nelayan Danau Limboto
Kondisi Danau Limboto, Gorontalo (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras yang mengguyur wilayah Provinsi Gorontalo selama sepekan terakhir telah memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat.

Selain menyebabkan banjir di beberapa daerah dan menghambat aktivitas warga, curah hujan tinggi juga mengancam kelangsungan hidup para petani dan nelayan.

Dampak paling terasa dialami oleh nelayan di Danau Limboto. Air keruh yang berasal dari sungai-sungai yang mengalir ke danau tersebut membuat nelayan kesulitan mendapatkan ikan.

Sedimentasi yang terbawa air hujan dalam jumlah besar turut memperburuk kondisi perairan, sehingga habitat ikan menjadi terganggu.

“Saat ini sangat sulit mendeteksi ikan mujair. Air keruh dan debit air yang tinggi membuat ikan semakin sulit ditemukan,” kata Suherman, seorang nelayan setempat.

Pria yang akrab disapa Herman ini mengaku, hasil tangkapannya kini jauh menurun dibandingkan kondisi normal. Dalam beberapa hari terakhir, ia sering kembali dengan tangan kosong. Kalaupun berhasil mendapatkan ikan, jumlahnya sangat minim dan hanya cukup untuk konsumsi keluarga.

“Tangkapan hanya cukup buat makan saja. Kalau untuk dijual, tidak memungkinkan,” tambahnya.

Karena situasi yang tidak menentu, Herman terpaksa memarkir perahunya dan mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Sekarang saya bawa bentor (becak motor) untuk cari nafkah. Kalau tidak begitu, anak istri makan apa?” ujarnya dengan nada pasrah.

Simak juga video pilihan berikut:

Kenaikan Harga Ikan Mujair

Kondisi ini turut memicu kenaikan harga ikan mujair di Gorontalo. Sebelumnya, harga ikan mujair dari Danau Limboto hanya sekitar Rp25 ribu per kilogram. Namun, kini melonjak hingga Rp45 ribu per kilogram. Jika hujan terus mengguyur, harga diperkirakan akan semakin meningkat.

Para pedagang ikan mengeluhkan situasi ini, karena kenaikan harga berimbas pada penurunan daya beli masyarakat. “Ikan mahal, jadi pembeli semakin sedikit,” ungkap seorang pedagang ikan mujair khas Danau Limboto.

Hujan yang terus-menerus tidak hanya memperburuk kondisi ekonomi nelayan, tetapi juga menciptakan tantangan besar bagi sektor perikanan di wilayah tersebut.

Diperlukan perhatian serius dari pihak terkait untuk menangani masalah sedimentasi dan kerusakan habitat ikan di Danau Limboto, agar keberlanjutan mata pencaharian nelayan tetap terjaga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya