Golden Plantation Alokasikan Belanja Modal Rp 600 Miliar di 2015

Belanja modal tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi kebun kelapa sawit perseroan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Des 2014, 11:11 WIB
Diterbitkan 23 Des 2014, 11:11 WIB
Kelapa sawit
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Gold Plantation Tbk (GOLL) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar untuk tahun depan.

Direktur Utama Gold Plantation Budhi Istanto Suwito mengatakan, belanja modal tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi kebun kelapa sawit perseroan.

"Jadi kalau pabrik kita belum. Konsentrasi di penanaman, land bank yang kita punya total 50.000 hektar, yang ditanam 17 ribu hektar masih sisa 33 ribu hektar," kata dia di Jakarta, Selasa (23/12/2014).

Dia mengatakan, untuk menggarap lahan tersebut akan gunakan dana hasil IPO juga dana dari pinjaman bank ."Dana dari IPO, sebagian dari bank loan udah ada eksisting US$ 125 juta," ujarnya

Diharapkan, dengan belanja modal tersebut dapat meningkatkan peningkatan produksi dari 12 ton per hektar menjadi 16 hingga 17 ton per hektar.

Pada hari ini, GOLL mencatatkan sahamnya di papan Bursa Efek Indonesia (BEI). GOLL menunjukan kinerja positif dimana,  dibuka dengan harga Rp 348 naik sebanyak Rp 60  di atas harga yang ditawarkan ke publik Rp 288 per saham.

Tercatat saham GOLL berada pada level tertinggi di Rp 350 dan level terendah pada Rp 338. GOLL ditransaksikan dengan frekuensi 71 kali dengan volume 26 ribu lot. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp 860 juta.

Perseroran sendiri menerbitkan sebanyak 800 juta saham baru atau sekitar 21,82 persen modal yang ditempat dan disetor penuh. Anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) juga menerbitkan 80 juta saham atau 10 persen dari saham baru yang diberikan untuk karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA).

Rencananya, dana dari aksi korporasi ini akan digunakan sekitar 21 persen untuk mengakuisisi PT Bailangu Capital Investment (BCI) dan 38 persen untuk mengakuisi PT Persada Alam Hijau (PAH). Sisanya, sekitar 41 persen akan digunakan untuk belanja modal terkait pengembangan usaha di bidang kelapa sawit. (Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya