Rini Soemarno: Merger Mandiri dan BNI Masih Dikaji

"Mandiri dan BNI dimerger saja tidak akan mengejar DBS. Tapi paling tidak mendekati," kata Menkeu.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Feb 2015, 13:19 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2015, 13:19 WIB
 Rini Soemarno
Rini Soemarno (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan sedang mengkaji penggabungan (merger) dua bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengatakan, merger tersebut tak bisa diputuskan secara cepat mengingat perlu pengkajian secara mendalam.

"Masih perlu dibahas lebih dalam lagi," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/2/2015).

Rini mengatakan, sejumlah strategi terus diupayakan. mengingat, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah berada di depan mata. Dia berharap, bank di Tanah Air tidak tergilas oleh keberadaan bank asing.

"Bagaimana bank BUMN nanti dapat kuat kompetisisi di Indonesia untuk mempertahankan pasar dengan pasar ASEAN yang terbuka," paparnya.

Sebagaimana diketahui, wacana penggabungan bank santer terdengar beberapa waktu lalu. Wacana tersebut digulirkan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dengan harapan bank Tanah Air mampu bersaing dengan bank ASEAN.

Namun, lanjut Menkeu, kendati digabung dua bank tersebut belum mampu bersaing dengan Bank DBS asal Singapura.

"Mandiri dan BNI dimerger saja tidak akan mengejar DBS. Tapi paling tidak mendekati," tutupnya.

Sekadar informasi, hingga akhir tahun lalu PT Bank Mandiri Tbk mencatat total aset senilai Rp 855 triliun, sedangkan total aset BNI pada 2014 sebesar Rp 416,6 triliun.

Jika kedua bank itu digabung, total asetnya mencapai Rp 1.271,6 triliun. Sedangkan DBS saat ini mencatat aset US$ 318,4 miliar atau sekitar Rp 4.038 triliun (kurs: Rp 12.683/ US$). (Amd/Gdn)

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya