Warga Perbatasan RI-Malaysia Transaksi Pakai Dua Mata Uang

Di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Kuching, Malaysia masih berlaku transaksi menggunakan dua mata uang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Feb 2015, 15:58 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2015, 15:58 WIB
Investasi Rupiah
Ilustrasi Rupiah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Kapuas Hulu - Wilayah perbatasan Indonesia menjadi salah satu daerah yang hingga saat ini belum terpantau secara penuh oleh pemerintah Indonesia.

Akibatnya, di Badau, salah satu kecamatan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Kuching, Malaysia masih berlaku transaksi menggunakan dua mata uang.

"‎Di sini transaksi masih campur-campur, ada yang pakai rupiah, ada yang pakai ringgit, mereka biasa saja," kata Kepala Cabang Pembantu unit Badau, Bank Kalimantan Barat (Kalbar), Anwar di Badau, Kapuas Hulu, Rabu (11/2/2015).

Di wilayah perbatasan itu sendiri, sebagian produk yang mereka konsumsi juga berasal dari Negeri Jiran. Beberapa bahan makan yang diperjualbelikan yang berasal dari Malaysia adalah jenis makanan jadi, daging, ikan dan barang-barang elektronik.

Namun begitu, mengingat nilai ringgit lebih besar dibandingkan dengan nilai rupiah, kebanyakan masyarakat menggunakan mata uang ringgit untuk mem‎beli barang yang dihargai dengan rupiah. Saat ini di Badau sendiri nilai 1 Ringgit Malysia setara dengan ‎Rp 3.700.

"Di sini pun tempat penukaran uang resmi hanya ada satu, itu BRI, kebanyakan orang nukar ya di pasar-pasar itu," tegasnya.

‎Untuk itu, Bank Indonesia mentargetkan akan lebih aktif untuk mendistribusikan rupiah ke perbatasan tersebut untuk dapat menekan penggunaan ringgit.‎ (Yas/Nrm)‎

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya